Senin, 21 Februari 2011

Beberapa Hal tentang Ahmadiyah







Mirza Tahir Ahmad...Khalifatul Masih IV Ahmadiyah


Masjid Ahmadiyah di Inggris
Mirza Ghulam Ahmad dan Pengikutnya














Penyerangan terhadap sebuah Panti Asuhan di jalan Anuang nomor 112 Makassar. Panti asuhan itu cukup besar; di sampingnya berdiri masjid dan kantor dalam satu kompleks. Baru-baru ini, kompleks bangunan itu diserang oleh Forum Pembela Islam (FPI) Makassar. Ya, di situlah Ahmadiyah Makassar bermarkas.

Tiga tahun lalu, di televisi lokal, seorang pemuda datang untuk mengajukan kerja sama penyiaran. Dia mengaku dari perwakilan Muslim TV, sebuah perusahaan televisi Islam internasional yang berpusat di 16 Gressen Hall Road SW 18,5 QL London, Inggris. Dia ingin memutar dokumentasi karya Muslim TV dengan membayar kompensasi tertentu. Dia lalu memberikan contoh dokumentasinya dalam bentuk CD. Di stiker CD itu tertera logo MTA, singkatan dari Muslim TV Ahmadiyah.
Dari kejadian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) Ahmadiyyah adalah organisasi internasional yang sudah lama berdiri dan besar, lebih besar dari Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama; (2) Ahmadiyah adalah organisasi yang digerakkan dengan dana besar. Kalau mereka tidak punya dana besar, mana mungkin mereka mampu membuat production house televisi berskala internasional, bukan?

Apa isi CD itu? CD itu berisi profil Khalifatul Masih IV Ahmadiyyah, yaitu Mirza Tahir Ahmad, saat berkunjung ke Indonesia bulan Juni tahun 2000 silam. Dia sendiri sudah meninggal pada tahun 2003. Dalam kunjungan ke Indonesia tersebut, dia bertemu dengan Amin Rais (ketua MPR RI), dia menjadi keynote speaker dalam Seminar Islam di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan dia menemui para pengurus dan jema’at Ahmadiyah Indonesia. Selama beraktifitas di Indonesia, sang Khalifatul Masih IV dan rombongannya dikawal oleh polisi
Dari isi CD tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) Pemerintah Republik Indonesia dan jajarannya (pejabat, polisi, dan lainnya) sudah lama mengenal dan mengetahui Ahmadiyah, baik secara organisasi maupun pergerakan; (2) cendikiawan muslim Indonesia juga sudah bergaul dengan para ulama-ulama Ahmadiyah, salah satunya Amien Rais yang saat itu menjabat sebagai Ketua Muhammadiyah, organisasi yang mengharamkan Ahmadiyah.
*****
Mirza Ghulam Ahmad (pendiri Ahmadiyah) menyatakan dirinya sebagai pemilik nafas Al Masih (cahaya) dan pewaris tahta Imam Mahdi, Imam akhir zaman yang dijanjikan oleh Nabi Muhammad. Makanya, pemimpin Ahmadiyah diberi gelar Khalifatul Masih yang berarti pemimpin yang mewarisi nafas Al Masih (cahaya) dan pewaris tahta Imam Mahdi, Imam akhir zaman.

Dalam perkembangannya, setelah Mirza Ghulam Ahmad meninggal pada 1908, Ahmadiyah sudah dipimpin lima orang Khalifatul Masih hingga hari ini: Hakim Maulana Nuruddin (1908-1914), Alhaj Mirza Bashiruddin Mahmod Ahmad (1914-1965), Hafiz Mirza Nasir Ahmad (1965-1982), Mirza Tahir Ahmad (1982-2003), dan Mirza Masroor Ahmad (2003-sekarang). Setiap jema’at Ahmadiyah wajib berba’iat setia mengikuti sang Khalifatul Masih. Saat ini, sekira 150 juta orang yang tersebar di 174 negara di seluruh dunia telah berbaiat setia kepada sang Khalifatul Masih.

Berikut syair bai’at setia yang di kutip dari isi CD MTA:
Oh cahaya tercinta; Pemilik nafas Al Masih
Pewaris Tahta Mahdi, Imam Zaman
Oh Penghulu, Oh Sang Dermawan, Penuntunku penuh kemurahan
Demi Tuhan kami, kami berbai’at setia kepadamu
Kau telah menjadi milik kami, kami telah menjadi milikmu
Dari pemaparan di atas, para pembaca secara sendirinya bisa menilai Ahmadiyah, apakah berada di jalan yang lurus atau sesat?
Salam Kompak dari Pekanbaru

Selasa, 01 Februari 2011

Mesir Bergejolak ........




Massa yang Berkumpul di Kota Laut Tengah....Alexandria....Mesir
Indonesia .....Kapan menyusul nih ................ Hehehehehehehe
Salam demonstrasi dari Pekanbaru

Wisata Kuliner ..... hehehehe


Resto Inggil di Kota Malang





























































































Resto Yang Menakjubkan ...Museum Resto Inggil.... Kota Malang
Salam Kuliner dari Pekanbaru