Rabu, 30 September 2009

lANJUTAN ......DARI ........ WOOWWWWWWW

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, KOMPAS.com — Pelantikan anggota DPR dan DPD periode 2009-2014 pada 1 Oktober mendatang menjadi perhelatan tiga lembaga, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Ketiga lembaga itu menganggarkan biaya yang jumlahnya luar biasa besar.
Total biaya untuk pelantikan yang hanya akan berlangsung beberapa jam itu mencapai Rp 46,049 miliar. Berikut adalah rincian anggaran yang berasal dari keuangan negara tersebut, bersumber dari Indonesia Budget Centre (IBC):

1. Anggaran KPU: Rp 11 miliar
Angka ini jauh lebih besar dari pelantikan tahun 2004 sebesar Rp 7 miliar, naik sebesar 36 persen. Untuk pelantikan ini, setiap anggota DPR menelan biaya sebesar Rp 15,89 juta.
- Biaya menginap di Hotel Sultan selama 4 hari @Rp4,2 juta x 692 orang =Rp 2,9 miliar
- Sewa kendaraan @Rp 63 juta x 4 hari =Rp 252 juta
- Biaya beli tas @Rp 167.000 x 692 =Rp 115 ,5 juta
- Uang saku @Rp 2 juta x 692 =Rp 1,38 miliar
- Biaya pakaian penjemputan (jas, jaket, batik, hem) = Rp 149 ,9 juta
- Biaya lain-lain Rp 6,22 miliar guna membiayai konsumsi petugas lapangan, biaya transportasi anggota DPR dan DPD.

2. Anggaran DPR/Setjen: Rp 28, 504 miliar
- Perjalanan pindah ke Jakarta @Rp50,35 juta x 560 orang =Rp 28,2 miliar (dana ini dianggap tidak perlu, duplikasi)
- Bantuan logistik untuk petugas Polri selama 3 hari =Rp 138 juta (duplikasi dengan anggaran Polri)
- Biaya protokoler pelantikan = Rp 112 ,5 juta
- Honor rohaniawan = Rp 56,2 juta

3. Anggaran DPD/Setjen = Rp 6, 545 miliar (anggaran ini naik sekitar 17 persen atau Rp 949 juta dari DIPA awal sebesar Rp 5,6 miliar)
- Biaya pembuatan PIN @Rp 9 juta x 132 = Rp 1,2 miliar (dinilai terlalu mahal)
- Biaya orientasi sebelum dilantik @Rp 22,7 juta x 132 orang = Rp 3 miliar (duplikasi dengan orientasi KPU)
- Biaya purnatugas (transport dan akomodasi) @Rp 10,4 juta x 100 anggota =Rp 1,04 miliar
- Biaya pengambilan sumpah/janji @Rp 9,8 juta x 132 anggota = Rp 1,3 miliar

Dengan total anggaran Rp 46, 049 miliar, maka setiap anggota DPR dan DPD rata-rata menghabiskan Rp 66,54 juta.
Koordinator Indonesia Budget Centre (IBC) Arif Nur Alam mengatakan, dari puluhan miliar anggaran tersebut, terdapat beberapa pos yang seharusnya bisa dihemat. Ia mencontohkan, biaya penjemputan dan penginapan bisa dihemat ratusan juta rupiah jika 204 anggota yang berdomisili di Jakarta tak ikut diinapkan di hotel mewah.
"Pelantikan adalah tahap akhir pemilu sehingga alokasi di Setjen DPR dan DPD tidak perlu terlalu besar. Alokasi yang tinggi ini menunjukkan fungsi anggaran tidak baik dan menyakiti hati rakyat," kata Arif di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/9).
Menurutnya, pelantikan hanya acara seremonial tanpa pertanggunggugatan atas aset nasional dan aset daerah dari perhelatan yang pernah digelar sebelumnya

SEBUAH IRONI ......... BAGI YANG PUNYA .... NURANI

Gempa Bumi Padang dan Pelantikan Anggota DPR, Sebuah Ironi?
Oleh danielht
Tanggal 30 September 2009 Indonesia kembali berduka dengan terjadinya gempa dahsyat di Padang, dan sebagian daerah lainnya di Sumatera Barat. Dengan skala 7,6 Richter dipastikan bahwa gempa bumi ini mempunyai daya dan efek destruktif yang sangat serius. Sudah dapat dipastikan juga bahwa akan lebih luas dan parah daripada gempa bumi yang barusan terjadi di Jawa Barat. Baik dalam hal korban jiwa, maupun harta-benda (daya rusaknya).
Tanggal 01 Oktober 2009, DPR RI plus DPD mempunyai acara besar, ekstravaganza pelantikan anggotanya periode 2009-2014 dengan biaya maha jumbo, yang jika ditotalkan mencapai: Rp. 46,049 miliar! Sedangkan upacaranya sendiri hanya akan berlangsung selama beberapa jam!
Apakah gempa bumi dahsyat di Padang, Sumatera Barat itu akan mempengaruhi acara pelantikan termewah sepanjang sejarah DPR itu? Anggaran telanjur dibuat, biaya telanjur disalurkan, maka “terpaksa” seremoninya tetap berjalan seperti biasa. Barangkali itu yang akan dijalankan dan dijadikan alasannya. Paling pasti akan ada acara mengheningkan ciptanya sambil memasang mimik sedih. Padahal hati tetap berbunga-bunga: “Aku sekarang menjadi anggota dewan yang terhormat!
Mudah-mudahan tidak demikian halnya. Setidaknya, — meskipun kita semua tentu sangat tidak mengharapkan terjadinya gempa bumi itu, tetapi terjadinya gempa bumi Padang ini, barangkali sekaligus menjadi batu ujian dan bahan indikator untuk melihat perilaku dan reaksi para anggota dewan yang terhormat yang akan mewakili kita semua untuk 5 tahun ke depan ini.
Biaya Rp 46,049 miliar memang luar biasa besarnya. Siapa yang menyangkal? Padahal anggaran Negara dalam keadaan yang serba terbatas. Mungkin belum ada duanya di dunia ini sebuah negara menghabiskan begitu besar anggaran hanya untuk sebuah seremonial pelantikan anggota parlemennya. Negara yang jauh lebih makmur, atau paling makmur pun tidak begini.
Dari perincian besarnya anggaran masing-masing pos, kita bisa melihat betapa tidak masuk akalnya biaya-biaya tersebut. Rincian biayanya dapat dibaca disini :
Dalam suatu acara pelantikan seperti itu, satu hal terpenting dan menjadi intisari dari makna sebuah pelantikan sebenarnya isi sumpah jabatan yang mereka ucapkan bersama. Bahwa mereka sejak pengucapan sumpah itu dilakukan berbeda dengan mereka sebelumnya. Sejak saat itu mereka adalah WAKIL RAKYAT, bukan yang lain! Konsekuensi logisnya mereka wajib benar-benar mengemban, menghayati dan berdedikasi, aspiratiuf dalam tugas dan kewajibannya sebagai wakil rakyat. Mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongannya. Sayangnya, biasanya justru konsekuensi tidak logislah yang berbicara kelak. Antara lain bagaimana caranya supaya biaya-biaya besar yang telah dikeluarkan selama kampanye caleg itu bisa pulang modal, dan berbalik untung besar?
Kompas, Senin, 28 September 2009: “Dewan Baru Perlu Terobosan,” mengawali tulisannya dengan menulis: “Ekspektasi publik terhadap Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 relatif tinggi dibandingkan dengan DPR periode sebelumnya. Untuk itu, Dewan baru diharapkan membuat terobosan kebijakan agar tidak mengulang kesalahan dan memperbaiki reputasi yang jelek. …”
Dalam jajak pendapat yang dilakukan Kompas, menunjukkan rata-rata tingkat keyakinan publik terhadap anggota DPR baru yang akan dilantik pada 1 Oktober 2009 ini lebih baik daripada DPR yang sekarang.
Pertanyaannya, apakah hal demikian yang akan terjadi?
Tanpa mengecilkan anggota dewan yang pasti akan ada juga yang benar-benar menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat, saya pesimis bahwa hal tersebut akan terwujud.
Salah satu indikasinya adalah tentang biaya maha jumbo upacara pelantikan itu sendiri. Para anggota dewan yang baru itu kemungkinan malah memang mengharapkan dapat menikmati dan merasa banggannya sebagai bagian dari suatu seremonial yang wah itu. Dilantik menjadi anggota DPR RI dalam sebuah acara dengan anggaran Rp 46,049 miliar! Mungkin mereka akan merasa lebih bangga lagi kalau tahu ternyata di dunia ini hanya DPR RI saja yang bisa begini!
Jangan lupa bahwa virus anggota dewan baru tapi lama, alias yang terpilih kembali, juga siap menjangkit para anggota baru (dari daerah) dan masih “lugu-lugu” itu. Begitu merasa enaknya menjadi anggota “dewan yang terhormat”, seketika lupa akan semua sumpah jabatannya.
Dengan fenomena pembiayaan sebuah acara pelantikan sedemikian fenomenal mempunyai kesan kuat bahwa penyelenggara dan pesertanya sendiri lebih mementingkan suatu kemegahan ketimbang makna hakiki dari sebuah pelantikan jabatan Negara.
Padahal apabila mereka, para anggota dewan yang baru itu benar-benar berkomitmen tinggi, mereka sebenarnya dapat menunjukkan jati dirinya bahwa mereka berbeda dengan DPR sebelumnya yang materialistis, sarat dengan berbagai kasus kriminal, terutama sekali korupsi. Bahkan menjadi salah satu sarang koruptor di samping Kepolisian dan Kejaksaan. Menjadi seolah-olah bangunan DPR (/MPR) yang mirip rumah keong itu menjadi lambang dari perlindungan para koruptor yang lewat kekuasaannya bisa merekayasa dan memperdagangkan jabatannya dalam proses suatu RUU disahkan menjadi UU.
Apabila para anggota dewan yang baru ini benar-benar berjiwa lebih baik daripada pendahulunya sebetulnya mereka dapat berkolabarasi, bersatu untuk melakukan hal-hal yang “memaksa” KPU, Setjen DPR dan DPD untuk memangkas anggaran yang tidak masuk akal itu. Hal-hal tersebut antara lain:
- Membiayai biaya perjalanan sendiri, jadi tidak menerima biaya perjalanan dari penyelenggara, terutama sekali yang tinggal di Jabodetabek.
- Yang tinggal di Jabodetabek, tidak usah ikut-ikutan tinggal di hotel, apalagi ikut-ikutan menerima uang saku.
- Memilih hotel yang lebih murah dan lama menginap lebih singkat . Kalau bisa satu kamar untuk dua orang, bukan satu kamar satu orang.
- Menjahit jasnya sendiri. Minta saja standar modelnya bagaimana, terus jahit sendiri/masing-masing atas biaya sendiri.
- Untuk biaya pindah anggota keluarga, dibayar sendiri. Apalagi yang tingkat ekonominya memang sanggup untuk itu. Atau dengan menggunakan alat transportasi yang murah seperti kereta api (tapi barangkalai akan gengsi, “ keluarga DPR kok pake kereta api?”)
Sebuah ironi terjadi, apabila baru dalam hitungan jam terjadinya gempa bumi dahsyat di Padang, dan daerah lainnya di Sumatera Barat itu, yang sudah tentu akan menyebabkan ratusan sampai ribuan orang kehilangan jiwa, keluarga, kerabat, rumah tinggal, pekerjaan, dan sebagainya, hidup segera berubah menjadi hidup penuh derita. Dalam ketidakpastian. Rakyat dalam kedukaan. Di Senayan sana, para wakilnya malah berpesta dalam seremonial menghabiskan uang rakyat sampai Rp 46 miliar lebih!
Bisakah mengubah format acara pelantikannya menjadi sesederhana mungkin. Selesai secapat mungkin, untuk member kesempatan kepada para anggota dewan baru itu datang langsung ke lokasi bencana untuk member sumbangan moril dan materi kepada korban dan keluarganya?
Relakah mereka menyerahkan sebagian atau bahkan semua uang saku yang baru diperolehnya untuk disumbangkan ke korban gempa bumi di Padang, Sumatera Barat?! Bukankah secara materi semua kebutuhan mereka sebagai pejabat Negara toh sudah pasti terjamin bahkan lebih dari cukup?
Mari kita lihat. ***

INFORMASI ...... GEMPA

Kamis, 1 Oktober 2009 03:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya ada 200 orang korban tewas dan 500 bangunan hancur akibat gempa berkekuatan 7,6 Scala Richter yang mengguncang Sumatera Barat, Rabu (30/9) sore.
Data yang diperoleh pada pukul 02.00 WIB tersebut, diperkirakan akan terus bertambah mengingat ratusan orang masih belum diketahui nasibnya karena tertimbun di bawah reruntuhan bangunan. "Laporan yang masuk sementara ada sekitar 100 sampai dengan 200 orang korban tewas, 500 bangunan rusak atau hancur. Ada sekitar seratus orang lagi yang masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan, baik yang ada di sekolah maupun di bawah reruntuhan gedung-gedung itu," kata Kepala Pusat Data dan Infomasi BNPB Priyadi Handoko di kantor BNPB, Jakarta, Kamis (1/10).
Data tersebut diperoleh BNPB berdasarkan laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) daerah Padang.

Padang Lumpuh Total ......... Gelap Gulita

JAKARTA, KOMPAS.com - Berikut update gempa Sumatera Barat yang disampaikan Direktur Operasi PT PLN (Persero) Murtaqi Syamsuddin, yang disampaikan melalui pesan singkat.
Info sementara diperoleh secara berantai melalui radio VHF via PLN Wilayah Riau: 1.Pembangkit: -PLTU Ombilin, beroperasi normal. -PLTA Maninjau lepas dari sistem, gedung aman pembangkit aman, tapi PLN sedang melakukan pemeriksaan generator sebelum memasukkan kembali ke sistem. -PLTA Singkarak lepas dari sistem, gedung aman, PLN sedang coba distart dan masuk ke sistem .
2.Gardu Induk: Sejumlah 4 GI padam, sebagian besar kota Padang padam dan sedang dalam proses pemulihan dengan manuver jaringan dari Gardu Induk yg tidak padam.
3.Jaringan Distribusi: Jaringan distribusi tegangan 20 kV banyak yang roboh.

Bumi Menyampaikan Berita dari ALLAH Azza Wa Jalla

After 2004, Musim Panen Gempa Bumi ?
Oleh bocahndeso
Indonesia sepertinya memang telah ditakdirkan sebagai wilayah yang rawan gempa bumi, dalam arti kata sejak zaman dulu sampai hari ini sering terjadi gempa bumi, dan tak akan berhenti alias tak akan terhindarkan gempa bumi akan terus berlangsung di Indonesia pada masa-masa mendatang.
Gempa bumi yang terjadi di Indonesia bisa disebabkan oleh pergerakan magma gunung berapi atau gempa vulkanik, namun bisa juga disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Hal ini disebabkan Indonesia mempunyai banyak gunung berapi, dan berada pada wilayah pertemuan 3 lempeng kerak bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng India-Australia. Selain itu, Indonesia juga berada pada wilayah pertemuan 2 jalur gempa utama dunia, yaitu jalur gempa sirkum pasifik dan jalur gempa Alpide Transiatic.
Secara umum, Indonesia dapat dibagi dalam 6 zonasi gempa. Secara garis besarnya, pembagian zonasi tersebut adalah daerah zona 1, ini adalah zonasi terawan, terdapat didaerah sekitar Papua. Selanjutnya zona 2, 3, 4, berada didaerah sekitar Sumatera dan Jawa serta Bali. Sedangkan zona 5, berada di sekitar Kalimantan, dengan zonasi teraman, zona 6 berada di sekitar daerah Kalimantan Barat.
Pada dasarnya, pencapaian kemajuan teknologi sampai pada hari ini belum ada yang mampu memprediksi secara tepat, kapan gempa bumi itu akan terjadi, dan dilokasi mana akan terjadi gempa bumi itu.
Namun ada yang menarik. Menurut data yang coba dikumpulkan dari berbagai sumber, gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 6,0 SR yang mengguncang Indonesia semenjak tahun 1930-an sampai dengan hari ini, kok sepertinya frekuensi terjadinya meningkat tajam terhitung dimulai sejak tahun 2004.
————————————————————————————-
1933-11-24 : Sumatera : Magnitude 8,7
1938-02-01 : Laut Banda : Magnitude 8,5
————————————————————————————-
1976-10-29 : Irian Jaya - Magnitude
————————————————————————————-
1977-03-09 : Sumatera Barat - Magnitude
1977-08-10 : Sumbawa - Magnitude
————————————————————————————-
1979-12-12 : Lombok - Magnitude 7,1
————————————————————————————-
1992-12-12 : Flores - Magnitude 7,6
————————————————————————————-
2000-06-04 : Bengkulu, Sumatera : Magnitude 7,9
————————————————————————————-
2002-10-10 : Irian Jaya : Magnitude 7,6
2002-11-02 - Northern Sumatera, Indonesia - Magnitude 7.5
————————————————————————————-
2003-05-26 : Halmahera : Magnitude 7,0
————————————————————————————-
2004-01-02 : Bali : Magnitude 6.2
2004-01-28 : Seram : Magnitude 6.7
2004-02-05 : Irian Jaya : Magnitude 7.0
2004-02-07 : Irian Jaya : Magnitude 7.3
2004-07-25 : Southern Sumatra : Magnitude 7.3
2004-11-11 : Kepulauan Alor : Magnitude 7.5
2004-11-26 : Papua : Magnitude 7.1
2004-12-26 : Aceh, Sumatra : Magnitude 9.1
————————————————————————————-
2005 01 01 : Off the West Coast of Northern Sumatra : Magnitude 6.6
2005-02-19 : Sulawesi : Magnitude 6.5
2005-02-26 : Simeulue : Magnitude 6.8
2005-03-02 : Laut Banda : Magnitude 7.1
2005-03-28 : Sumatera Utara : Magnitude 8.6
2005-04-10 : Kepulauan Mentawai : Magnitude 6.7
2005-05-14 : Pulau Nias : Magnitude 6.8
2005-05-19 : Pulau Nias : Magnitude 6.9
2005-07-05 : Pulau Nias : Magnitude 6.7
2005-11-19 : Simeulue : Magnitude 6.5
————————————————————————————-
2006-01-27 : Laut Banda : Magnitude 7.6
2006-03-14 : Seram : Magnitude 6.7
2006-05-16 : Pulau Nias : Magnitude 6.8
2006-05-26 : Yogya, Jawa : Magnitude 6,3
2006-07-17 : Jawa Barat : Magnitude 7,7
2006-07-19 : Selat Sunda : Magnitude 6.2
2006-07-23 : Teluk Tomini, Minahasa, Sulawesi Utara : Magnitude 6,6
2006-08-11 : Simeleu, Sumatera : Magnitude 6,0
————————————————————————————-
2007-03-06 : Sumatera Barat, Sumatera : Magnitude 6,4
2007-08-09 : Jawa Barat : Magnitude 7,5
2007-09-12 : Bengkulu, Sumatera : Magnitude 7,9
2007-11-26 : Sumbawa : Magnitude 6,7
————————————————————————————-
2009-08-28 : Bau-Bau, Sulawesi Tenggara : Magnitude 6,9
2009-09-02 : Jawa Barat : Magnitude 7,3
2009-09-07 : Yogyakarta : Magnitude 6,8
2009-09-09 : Toli-Toli, Sulawesi Tenggara : Magnitude 6,0
2009-09-09 : Laut Bitung, Sulawesi Tengah : Magnitude 6,0
2009-09-19 : Ternate, Maluku Utara : Magnitude 6,4
2009-09-19 : Nusa Dua, Bali : Magnitude 6,4
2009-09-30 : Sumatera Barat : Magnitude 7,6
————————————————————————————-
Pertanda apakah itu ?. Apakah karena bumi sudah semakin tua dan sudah semakin mendekati kiamat ?. Apakah peningkatan frekuensinya itu ada hubungannya makin meningkatnya kebejatan tingkah polah manusia ?. Apakah tak ada hubungannya dengan apapun juga ?. Bukan pertanda apapun juga ?. Semua itu hanyalah semata kejadian alam yang biasa-biasa saja ?.
Dalam budaya keyakinan spiritual di sebagian manusia Jawa, ada yang meyakini adanya korelasi hubungan erat yang saling pengaruh mempengaruhi antara kejadian/peristiwa/situasi di jagad gede (macro cosmos / alam / bumi jagad raya) dengan kejadian / peristiwa / situasi yang ada di jagad cilik (insan manusia / masyarakat).
Sehingga seringkali peristiwa-peristiwa alam yang terjadi dijadikan bahan untuk intropeksi terhadap dirinya pribadi (termasuk juga intropeksi terhadap tata masyarakatnya) agar menjadi selaras dan harmoni dengan alam. Maka tak heran, jika jika dirasakan sedang alam murka, mereka lalu mencoba melakukan laku tirakat, agar alam kembali reda amarahnya.
Takhayul Bidah Khurafatkah tindakan mereka itu ?. Kuno dan anti kemajuan serta modernitaskah keyakinan spiritual mereka itu ?.
Ajaran Islam sesungguhnya secara implisit mengajarkan pula bagaimana hubungan tindakan yang bersifat pribadi akan berpengaruh terhadap masyarakat sekitarnya walau mereka tidak ikut melakukannya. Salah satu diantaranya adalah perbuatan zina, dimana konon disekelilingnya (40 rumah) yang ada disekitarnya akan kehilangan barokah dari-Nya karena adanya perbuatan itu.
Ada lagi tentang hukum Fardhu Kifayah, dimana jika tidak ada sekelompok kaum Muslim yang melakukannya maka semuanya ikut menananggung dosa karena terabaikannya kewajiban Fardhu Kifayah tersebut.
Jadi, benarkah memang hukum alam itu konon katanya terjadi karena kehendak alam semata yang menisbikan adanya campur tangan dari Dzat Yang Maha Tunggal serta Maha Kuasa ?.
Memang, tak ada kejadian sekecil apapun di alam ini yang terjadi tanpa sepengetahuan dan ijin dari Allah SWT. Akan tetapi, tak ada salahnya jika kita semua mencoba mulai berintropeksi diri. Karena semua olah kerja dan tindakan serta raihan keberhasilan yang kita dapatkan dan kita bangga-banggakan itu tentunya bisa terjadi karena atas sepengetahuan dan ijin dari Allah SWT, namun sudahkan izin-Nya itu juga disertai dengan Ikhlas dan Ridho-Nya ?.
Tak ada salahnya kita berintropeksi diri, sebab ada beberapa jenis perbuatan maksiat yang jika sudah kelewat batas akan mengundang datangnya bala bencana. Dimana bala bencana itu akan menimpa kepada semuanya tanpa kecuali, tidak hanya kepada mereka yang melakukannya.
…Bila perzinahan dan riba (penyelewengan) telah terang-terangan dilakukan oleh penduduk suatu negeri maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan bagi diri mereka untuk terkena azab Allah… [HR. Bukhari]
Zolimkah Yang Maha Kuasa atas azab yang ditimpakan-Nya itu ?. Berlimang dosakah mereka yang sedang diuji oleh-Nya dengan bala dan bencana ?.
…Tidak ada seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semacam tusukan duri atau yang lebih berat daripada itu melainkan dengan ujian itu Allah SWT menghapuskan perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya sebagai mana pohon kayu menggugurkan daun-daunnya… [HR. Bukhari dan Muslim]
Sucikah kita yang sampai saat ini tak tersentuh oleh ujian berupa bala dan bencana-nya ?.
Allah SWT terkadang justru menguji kita dengan kenyamanan dan keamanan serta waktu yang panjang untuk terus berbangga memamerkan semua perbuatan dosa dan maksiatnya tanpa sempat menyadari perbuatannya sampai akhir usia rentanya sehingga tak tersisa lagi waktu untuk bertaubat kepada-Nya.
Masih ingatkah kita semuanya tentang adanya hizab pada hari setelah kiamat nantinya, dimana tak akan ada kejahatan seberat zarah pun yang dapat disembunyikan ?.
…Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)-nya, dan manusiapun bertanya : “Mengapa bumi (jadi begini) ?”. Pada hari itu, bumi menyampaikan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu (Allah SWT) telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula… [QS : 99 : Al Zalzalah].
Wallahualambishsahwab.
Catatan Kaki :
Empati dan simpatiku untuk saudara-saudaraku yang sedang dirudung duka. Teriring doa, semoga mereka yang meninggal diampuni segala dosanya dan diterima semua amal ibadahnya, mereka yang ditinggalkan juga mereka yang sedang dirudung duka dan lara lapa diberikan ketabahan dan kesabaran serta menjadikannya semakin meningkat derajat iman taqwanya. Amin Allahumma Amien Ya Kariem…

Pelajaran Berharga Bagi Gadis Remaja dan Para Orang Tua .......... Semoga Bermanfaat

“Ibu! Apa Salah Saya, Bu?”
Oleh Mariska Lubis
TERIAK seorang bayi yang baru saja digugurkan dari dalam kandungan ibunya.
“Apakah engkau tidak sayang? Apakah engkau tidak ingin melihat saya? Apakah engkau tidak ingin menimang dan meninabobokan saya? Apa engkau tidak ingin, Bu?”
Teriakan itu selalu terdengar dengan sangat kerasnya di telinga saya setiap kali mendengar ada seorang ibu yang mengugurkan kandungannya. Begitu juga setiap kali ada yang membuang dan menelantarkan anaknya begitu saja di tempat sampah ataupun di tempat-tempat yang tidak pantas lainnya.
“Mengapa engkau tidak memberikan saya kesempatan untuk menikmati rasanya air susumu, ibu? Apakah saya tidak boleh merasakan pelukan dan belaian kasih sayangmu, Bu? Mengapa engkau meninggakah saya, Bu? Apa salah saya? Ibuuuuu……!!!”
Pedih rasanya hati ini. Serasa ditusuk-tusuk jutaan jarum yang menghujam bertubi-tubi. Air mata pun sulit untuk dibendung. Berlinang tumpahan tetes air mata di pipi.
Jahat!!! Kejam!!! Pembunuh!!! Tidak bermoral!!! Pendosa!!! Haram!!!!
Tiba-tiba terdengar sebuah suara merintih dan memelas dengan sangat pelan dan lembut.
“Nak, saya sangat menyayangimu. Saya sangat mencintaimu. Kamu tidak bersalah, Nak! Ini semua adalah kesalahan saya. Ingat, ya, sayang, saya selalu mencintaimu. Biarlah ibu yang menanggung semua rasa malu dan sakit. Ibu hanya tidak ingin engkau turut merasakan apa yang ibu rasakan. Kemiskinan. Duka. Nestapa. Cemooh. Tidak rela rasanya ibu melihat kamu mendapat predikat sebagai anak haram seumur hidup. Tidak, sayang! Kamu tidak boleh merasakan itu semua!!!”
Hiks… hiks… hiks…!!!
Saya pun membalas suara itu, “Sebegitu kejamnyakah saya memperlakukanmu, Bu? Sebegitu jahatnyakah saya sampai tega berpikir bahwa ibu adalah orang yang kejam dan tidak berperasaan? Sebegitu piciknyakah saya sampai saya tidak bisa berpikir bahwa Ibu adalah seorang pendosa dan saya adalah seorang malaikat? Maafkan saya, Bu! Maaf!”
Sebuah perdebatan di dalam pikiran saya yang berkecamuk sedemikian hebatnya. Peperangan antara pikiran dan suara hati yang begitu meriah dan bergelora di dalam tubuh saya.
Menggugurkan seorang anak yang tidak berdosa merupakan perbuatan yang sangat tidak manusiawi. Keji dan tidak berperikemanusiaan. Sementara itu, pesimis memikirkan masa depan seorang anak juga perbuatan yang sangat alami. Apalagi ditambah dengan himpitan ekonomi dan keras serta kejamnya dunia. Sepanjang hidup anak yang lahir tanpa orang tua yang lengkap akan mendapat predikat sebagai anak haram. Anak di luar nikah, bahasa halusnya dalam surat kenal lahir yang diterbitkan pemerintah.
Menyalahkan orang lain cenderung menjadi kesenangan bagi sebagian orang. Menghina, mencemooh, mencibir adalah hiburan dan menjadi menu keseharian. Kalau memang kita merasa benar, mengapa tidak berani untuk berkaca? Melihat dan mempertanyakan apa yang telah kita perbuat? Mempertanyakan kebenarannya? Mempertanyakan pula, apa sebetulnya yang telah kita lakukan atas nama kebaikan dan kebenaran itu, selain dari menghujat, menghukum, dan memberi predikat buruk?

WOWWWWW ............... Semoga Semangat Kerja nya Tinggi ....... Sekali Lagi Wowwwww

Gaji Anggota DPR Memang Wowww….
Oleh yuliputri17
Pembekalan dan pelantikan para anggota DPR dan DPD RI, yang direncanakan pada tanggal 1 Oktober, disebut-sebut memakan biaya sebesar Rp70 miliar. Setelah menjadi anggota dewan sebenarnya berapa sih gaji dari anggota DPR?
Penerimaan anggota DPR terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Rutin perbulan, Rutin non perbulan dan Sesekali.
Rutin perbulan meliputi :* Gaji pokok : Rp 15.510.000* Tunjangan listrik : Rp 5.496.000* Tunjangan Aspirasi : Rp 7.200.000* Tunjangan kehormatan : Rp 3.150.000* Tunjangan Komunikasi : Rp 12.000.000* Tunjangan Pengawasan : Rp 2.100.000* Total : Rp 46.100.000/bulan* Total Pertahun : Rp 554.000.000
Masing-masing anggota DPR mendapatkan gaji yang sama. Sedangkan penerimaan Nonbulanan atau Nonrutin. Dimulai dari penerimaan gaji ke-13 setiap bulan Juni.
* Gaji ke-13 : Rp 16.400.000* Dana penyerapan ( reses) : Rp 31.500.000
Dalam satu tahun sidang ada empat kali reses jika di total selama pertahun totalnya sekitar Rp 118.000.000. Sementara penghasilan yang bersifat sewaktu-waktu yaitu:
* Dana intensif pembahasan rencangan undang-undang dan honor melalui uji kelayakan dan kepatutan sebesar Rp 5.000.000/kegiatan
* Dana kebijakan intensif legislative sebesar Rp 1.000.000/RUU
Jika dihitung jumlah keseluruhan yang diterima anggota DPR dalam setahun mencapai hampir 1 milyar rupiah. Data tahun 2006 jumlah pertahun dana yang diterima anggota DPR mencapai Rp 761.000.000, dan tahun 2007 mencapai Rp 787..100.000. Woww..
Pantas jika mereka mengejar kursi DPR, belum lagi dana pensiunan yang mereka dapatkan ketika tidak lagi menjabat, fasilitas rumah dan mobil dinas, serta pendapatan lain-lain juga banyak kalau mereka melakukan kunjungan kerja di daerah.
Apakah segala fasilitas wowww…itu sudah seimbang dengan hasil kerja mereka di dalam memperjuangkan aspirasi rakyat ? silahkan teman-teman blogger berkomentar ya…

Selasa, 29 September 2009

Catatan Ringan di Hari nan Fitri ............. Renungkan lah !!!!!

Mati Duluan
Oleh choirulasyhar
Setelah azan maghrib, saya dan dua anak laki-laki saya Abyan (13) dan Adnan (5) pergi ke masjid dekat rumah. Dalam perjalanan seperti biasanya Adnan ngajak ngobrol.
“Ayah, berapa umur Ayah?”
“Empat puluh tiga!” jawabku cepat… yang ternyata salah.
“Empat puluh empat, Yah…” Abyan cepat mengkoreksi.
“O ya, sebentar lagi pas empat puluh empat.” Kataku.
“Kalau Ibu?” Tanya Adnan selanjutnya.
“Empat puluh satu!” jawabku sambil mempercepat langkahku, karena sebentar lagi pasti iqamah akan dikumandangkan. Abyan dan Adnan ikutan mempercepat langkahnya.
“Berarti Ayah duluan mati!” seru Adnan santai…. Tapi tetap mengagetkanku.
“Hhh… Apa?” Tanya Abyan kepada Adnan.
“Berarti Ayah duluan mati.” Ulangnya ringan.
Aku tetap mempercepat langkahku, sambil tersenyum, agak kecut. Siapa orangnya yang gak takut mati.
“Kalau Mas Abyan dan Mbak Ahsana siapa yang duluan mati?” tanyaku.
“Ya, mBak Ahsana.. kan dia lebih tua.”
“Kalau Adnan dan Mbah Athaya?”
“Ya, duluan Mbak Athaya.”
Aku tersenyum kecut dengan logika Adnan. Yang lebih tua bakal mati duluan.
“Kalau semua mati duluan, nanti Adnan kalau mati siapa yang nguburin?” godaku.
“Ya, orang-orang yang lainlah…” jawabnya nyantai.
Aku tersenyum lagi, ….sebenarnya sih menahan haru. Ketidakmengertiannya membuat dia gak sedih kalau ditinggal mati ayah ibu dan saudara-saudaranya.
“Adnan, pernah denger anak muda mati duluan?” tanyaku.
“Pernah, ada juga bayi yang mati.” Jawabnya santai, tanpa beban bahwa ini antitesis dari kesimpulannya terdahulu.
“Itu berarti umur manusia itu hanya Allah yang tahu.” Aku menjelaskan.
“Ada yang mati saat umurnya sudah tua, ada pula yang masih muda tapi duluan mati.” Aku melanjutkan.
Adnan tidak menjawab…. kaki-kaki kami telah menginjakkan teras masjid. Obrolan singkat ini segera terhenti, karena sholat segera dimulai.
Setelah shalat, aku cuma bisa merenungi dialog sederhana dengan si bungsu ini. Meski tidak seratus persen benar, saya bisa menerima logika Adnan. Minimal pembenarannya adalah kalau usia masih muda ada 2 kemungkinan: akan menikmati usia tua atau mati muda. Tapi bagi orang yang sudah berusia tua kemungkinannya tinggal satu yaitu mati. Karena tak mungkin ia bakal kembali menikmati masa-masa mudanya.
Rabbi…. beri kami anak-anak yang shaleh.
Rabbi ….beri kami khusnul khatimah.

Jumat, 18 September 2009

Silahkan di Baca.......... Semoga Bermanfaat .....

Memaknai Puasa dan Fitri dengan Analogi
Oleh cechgentong
Tadi pagi selepas Sholat Subuh, saya bertemu dengan seorang Bapak (sebut saja Beliau). Dari sejak azan Subuh ketika saya datang ke mesjid, Beliau selalu duduk di pojokkan saf kedua dan tampak khusu’ berdoa. Setelah selesai Sholat, beliau tetap berada di tempatnya dengan terdiam dan tampak sedang bertafakur.
Ketika saya sedang menuju ke bawah (mesjid kami 2 tingkat dimana tingkat dua dipakai untuk ibadah sholat sementara bagian bawah untuk pengajian anak-anak (TPA)), ada suara yang memanggil saya, “Dik sebentar dik!”. Saya terkejut dan mencari suara itu datangnya darimana. Ternyata Beliau yang memanggil saya. Kemudian saya menghampirinya. “Ada apa, Pak?”Beliau menjawab,”Boleh mengganggu sebentar”. Jawab saya,”Oh tidak apa-apa lagipula ini masih pagi dan masih ada waktu untuk ngobrol-ngobrol”. Akhirnya mengucapkan terima kasih atas berkenannya saya untuk menemaninya ngobrol.
“Tahu ga dik? Saya tahu adik dari tadi selalu memperhatikan saya sejak masuk mesjid sampai selesai sholat tadi” kata Beliau. Terkejut saya mendengarnya karena perasaan saya, Beliau dari awal sampai akhir selalu menunduk dan dengan khusu’nya berdoa tapi kok tahu saya memperhatikannya.”Kok Bapak tahu sih?” kata saya. Beliau tidak menjawab tetapi hanya tersenyum. Kemudian Beliau memperkenalkan diri dan namanya sama dengan sahabat Rasul SAW yang menjadi Khalifah ke-dua pada jaman setelah Rasul SAW wafat. Beliau juga bertanya nama, alamat dan sudah berapa saya tinggal.
Setelah bicara kesana kemari, Beliau bertanya,”Kapan mulai Puasa Ramadhan?”. Jawab saya ” Ya tinggal sekitar 1 bulan lagi pak”. “Alhamdulillah” jawab Beliau. “Bagaimana puasa ramadhan tahun lalu dik? Lancar?” tanya Beliau. ” Puasa Ramadhan tahun lalu saya tidak mendapatkan apa-apa Pak selain lapar dan haus”, jawab saya dengan polosnya.
“Jarang saya mendapatkan jawaban seperti ini dik” kata Beliau. Kok bisa sih apa ada yang aneh dalam hati saya. Kata Beliau banyak orang yang belum bisa menjawab apabila ada pertanyaan seperti itu. Setelah itu Beliau dengan lancarnya menjelaskan tentang analogi puasa. Nah ini cerita serunya (pikir saya saat itu)
Beliau menganalogikan antara puasa dengan Pesta Olahraga seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games, Piala Dunia, Euro sampai Piala Thomas-Uber dan lain-lain. Beliau menjelaskannya seperti ini:
1 Puasa dan Pesta Olahraga pada akhir/ujungnya yang ingin dicapai adalah prestasi. Prestasi dalam olahraga adalah medali (emas,perak dan perunggu), Piala Kejuaraan dan lain-lain. Kalau puasa adalah diterimanya puasa oleh Allah secara utuh tanpa ada yang kurang maupun lebih (maaf saya kurang bisa menjelaskan dengan dalil-dalil dalam Qur’an dan Hadist seperti Beliau jelaskan kepada saya).
2. Bagaimana prestasi dapat diraih dengan hasil yang luar biasa? Prestasi diperoleh dengan latihan/kerja keras dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan sampai pada hari H (hari pertandingan) Kalau kita latihannya benar dan mengikuti apa yang telah diprogramkan seperti atlet Cina, Rusia dan Amerika Serikat dengan program yang terstruktur maka tidak heran mereka selalu menjadi nomor satu (wahid). Puasa pun juga begitu, selama 11 bulan sebelum Puasa Ramadhan seharusnya kita latih tanding dengan melakukan puasa Senin-Kamis, puasa Nabi Daud, Puasa Muharram dan lain-lain sehingga ketika pada hari H-nya (bulan Ramadhan) kita akan mendapatkan prestasi yang paling baik dihadapan Allah SWT.
3. Prestasi selama pertandingan juga bisa diperoleh dengan konsentrasi. Nah ini yang kadang-kadang atlet sering blunder yang harusnya dapat emas malah hanya dapat perak atau perunggu atau tidak mendapatkan apa-apa. Puasa pun demikian, konsentrasi kita harus dimulai dari sahur sampai azan maghrib, biasanya yang mengakibatkan konsentrasi puasa kita buyar adalah saat terakhir yaitu menjelang berbuka. Coba kita jujur dengan sendiri, saking sudah laparnya akhirnya kadang-kadang kita selalu lihat jam, bernafsu ingin beli makanan ini itu, dan kadang-kadang nungguin makanan di meja makan. Padahal Rasul mencontohkan kita untuk berbuka dengan teh manis dan tiga butir korma. Perkataan beliau membuat pikiran saya ke pertandingan Piala Champion MU VS Munchen tahun 1999, dimana menit terakhir pada kedudukan 1-1 Ole Gunnar Solkjaer membobol gawang Kahn. Gol itulah memupuskan harapan Munchen menjadi juara karena kurang konsentrasinya pemain-pemain Munchen pada menit-menit terakhir. Hahahahaha kayak pengamat bola aja.
4. Prestasi itu diperoleh melalui kerja keras, latih tanding dan disiplin. Fokusnya adalah ke pertandingan yang sebenarnya dan tidak memikirkan lagi hal-hal yang remeh temeh karena sudah direncanakan secara matang. Itulah gunannya perencanaan yang sistematis menurut versi Beliau. Puasa Ramadhanpun demikian. Beliau menjelaskan bagaimana puasa hanya dijadikan ajang untuk mengumbar umbar uang (coba dipikir besaran mana pengeluaran selama bulan puasa atau bukan bulan puasa), yang dipikirkan THR, jarang orang bisa beritikaf di mesjid selama 10 hari terakhir karena semua berkonsentrasi mencari uang untuk lebaran (jadi selama 11 bulan ngapain kata Beliau, wah dalam hati saya berat nih karena kebutuhan dan pendapatan tidak seimbang tiap bulannya tapi boleh juga kalau ga dicoba khan ga pernah tahu) Saya berpikir bisa, bagaimana kalau tiap hari saya masukkan ke celengan rata-rata Rp 20 ribu-30 ribu tanpa pernah saya colek-colek tuh celengan sampai bulan Ramadan kalau dihitung bisa mencapai Rp 6-7 juta. Wah benar juga tuh Bapak. Istilah Beliau mengenai puasa bulan Ramadhan bagi orang jaman sekarang : 10 hari pertama ramai di mesjid, 10 hari kedua ramai di mall-mall/pusat perbelanjaan dan 10 hari terakhir ramai di terminal/stasiun/bandara (yang seharusnya bulan penuh rahmat, penuh pengampunan dan menjauhkan kita dari api neraka)
5. Yang lebih penting lagi, prestasi dapat diperoleh dengan dukungan dan doa dari orang tua, saudara, teman sampai Presiden seperti atlet Indonesia yang mau ke Olimpiade Beijing mohon doa restu dan pamitan dengan Presiden SBY dengan harapan mendapatkan prestasi yang terbaik. Puasa pun juga demikian, sebelum puasa Ramadhan, kita berziarah ke makam orang tua kita yang telah meninggal atau berkunjung ke orang tua yang masih hidup, saudara, teman, dan tetangga disekitar lingkungan kita untuk memohonkan maaf atas kesalahan kita selama 11 bulan, mohon doa restu agar dimudahkan ibadah kita selama bulan puasa karena makin banyak orang yang mendoakan kita makin makbul ibadah kita sehingga dapat diterima Allah SWT.(Sirothol mustaqim - jalan lurus/jalan tol)
6. Jadi kalau sudah prestasi dicapai orang tidak perlu bertanya-tanya lagi karena sudah tersiar di koran-koran, majalah, radio, tv dan internet serta ditambah hadiah dari mana-mana. Semua orang bangga dengan prestasi kita terutama orang tua, orang-orang terdekat sampai Presiden karena membawa nama baik bangsa dan negara. Sama dengan puasa ketika prestasi puasa kita dijalankan dengan baik sesuai dengan Standar Operation Procedur (SOP) dari Allah SWT maka tampak dari penampilan, tingkah laku, amal perbuatan dan rejeki akan selalu mengalir. Jadi kalau ditanya oleh orang tua ataupun orang lain, bagaimana puasa Ramadhan kemarin atau apa yang didapat selama bulan puasa Ramadhan maka kita bercerita dengan lancar, gembira, panjang lebar karena kita telah mendapatkan puncak prestasi tertinggi dari Allah SWT. Itulah penjelasan Beliau tentang analogi Puasa Ramadhan.
Persis jam 6.30 pagi saya pamitan dan saya katakan nanti saya kembali lagi karena mau pesan kopi dan makanan kecil. Tidak enak dan nikmat ngobrol tanpa kopi dan pisang goreng hehehehe. Sekitar 30 menit kemudian saya kembali lagi ke mesjid dengan harapan akan dapat ilmu pengetahuan dan pengalaman dari Beliau dan sayang untuk dilewatkan. Ternyata beliau sudah tidak ada di tempat ketika saya tanyakan ke penjaga mesjid tentang Beliau. Penjaga mesjid mengatakan sejak selesai subuh tadi mesjid kosong tidak ada siapa-siapa. Lho kok begitu khan dari subuh saya ngobrol dengan seorang Bapak sambil menyebutkan ciri-cirinya. Apakah penjaga tadi tidak mendengar suara kami berbicara. Penjaga mesjid mengatakan tidak mendengar apa-apa dan juga tidak tidur dari subuh serta selalu membersihkan lantai dua setiap selesai sholat subuh. Aneh.
Jadi sejak subuh tadi saya berdiskusi dengan siapa. Manusia atau makhluk gaib. Dalam hati masa bodo lah tetapi saya bersyukur mendapatkan ilmu tentang puasa dan dapat menambah wawasan pikiran tentang agama yang saya anut. Begitulah ceritanya dan mudah-mudahan mendapatkan manfaat dari cerita ini.
TAQABALALLAH MINNAA WA MINKUM, SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 HIJRIAH

Kamis, 10 September 2009

Bagi Yang Punya Banyak DUIT ....... Tapi Tidak Bayar Zakat .........

Anda Punya Saham di Bank Century? Bersiap-siaplah!!!
Oleh ryanosaka
Kabar buruk bagi anda semua para investor yang masih memiliki saham Bank Century. Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Firdaus Djaelani menegaskan bahwa ” hak para pemegang saham publik sudah tidak ada karena pada saat mengambil alih century, ekuitas bank century sudah negatif sehingga logikanya saham publik habis karena modalnya saja sudah minus. kalaupun setelah penyehatan berhasil dan kami menjual sahamnya, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa lagi” ujarnya.
Apakah tepat pernyataan tersebut???
Apakah bisa seandainya suatu perusahaan masih hidup, tiba-tiba saham yang kita miliki dinyatakan hilang?? ini sungguh suatu langkah yang nantinya akan menjdi preseden buruk…
Orang akan berpikir ulang menginvestasikan uangnya di saham perbankan…
Terus yang jadi pertanyaan lagi adalah ” Buat apa LPS mengambil alih bank century?? apakah hanya untuk melindungi deposan tertentu, tapi tidak untuk pemegang saham publik? apakah ini membawa asas keadilan???
Tanyakan saja pada rumput bergoyang…

Share on Facebook
3 tanggapan untuk “Anda Punya Saham di Bank Century? Bersiap-siaplah!!!”
zal amril,
memang begitu, kalo udah negatif, yang ada pemegang saham seharusnya bertanggung jawab.
pertanyaannnya kenapa membeli saham century, jawabnya ya kena tipu… tugasnya bapepam mencegah orang kena tipu…… lagi ini tugasnya pemerintah.
century ini hebat betul yah…1.dapet uang dari pembeli saham publik2. dapet uang dari nasabah bank3. dapet uang dari nasabah investasi4. dapet uang lagi dari sibeye dan si bodong…
namanya juga negeri wayang,
tanyakan saja sama inul yang bergoyang

Kamis, 03 September 2009

Kabinet 2009-2014 “Indonesia Maju Secepat JET”
Oleh iskandarjet
Tebak-tebak buah manggis:
Menko Polhukam Endriartono Sutarto
Menko Perekonomian Purnomo Yusgiantoro
Menko Kesra Agung Laksono
Menteri Pertahanan Theo L Sambuaga
Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa
Menteri Sekretaris Kabinet Andi Malaranggeng
Menteri Dalam Negeri Mardiyanto
Menteri Luar Negeri Marti Natalegawa
Menteri Hukum & HAM Jimly Assidique
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri ESDM Pramono Anung
Menteri Perindustrian MS HIdayat
Menteri Perdagangan Raden Pardede
Menteri Pertanian Mustafa Abubakar Jafa Hafsah
Menteri Kehutanan Tifatul Sembiring
Menteri Perhubungan Sutanto
Menteri Kelautan Freddy Numberi
Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar
Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto
Menteri Kesehatan Fahmi Idris
Menteri Pendidikan Nasional Sofyan Djalil
Menteri Sosial Syamsul Mu’arif
Menteri Agama Nasrudin Umar
Menteri Pariwisata Jero Wacik
Menteri Komunikasi & Informasi Denny JA
Menteri Riset & Teknologi Mohammad Nuh
Menteri Koperasi Chairul Tanjung
Menteri Pemberdayaan Perempuan Mutia Hatta
Menteri PAN Gamawan Fauzi
Kepala Bappenas Chatib Basri
Meneg BUMN Gatot M Suwondo
Meneg Pemuda Olahraga Anas Urbaningrum
Meneg PDT Lukman Edy
Meneg Perumahan Rakyat Hayono Isman
Meneg Lingkungan Hidup Yuyun Ismawati