Rabu, 30 September 2009

Bumi Menyampaikan Berita dari ALLAH Azza Wa Jalla

After 2004, Musim Panen Gempa Bumi ?
Oleh bocahndeso
Indonesia sepertinya memang telah ditakdirkan sebagai wilayah yang rawan gempa bumi, dalam arti kata sejak zaman dulu sampai hari ini sering terjadi gempa bumi, dan tak akan berhenti alias tak akan terhindarkan gempa bumi akan terus berlangsung di Indonesia pada masa-masa mendatang.
Gempa bumi yang terjadi di Indonesia bisa disebabkan oleh pergerakan magma gunung berapi atau gempa vulkanik, namun bisa juga disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Hal ini disebabkan Indonesia mempunyai banyak gunung berapi, dan berada pada wilayah pertemuan 3 lempeng kerak bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng India-Australia. Selain itu, Indonesia juga berada pada wilayah pertemuan 2 jalur gempa utama dunia, yaitu jalur gempa sirkum pasifik dan jalur gempa Alpide Transiatic.
Secara umum, Indonesia dapat dibagi dalam 6 zonasi gempa. Secara garis besarnya, pembagian zonasi tersebut adalah daerah zona 1, ini adalah zonasi terawan, terdapat didaerah sekitar Papua. Selanjutnya zona 2, 3, 4, berada didaerah sekitar Sumatera dan Jawa serta Bali. Sedangkan zona 5, berada di sekitar Kalimantan, dengan zonasi teraman, zona 6 berada di sekitar daerah Kalimantan Barat.
Pada dasarnya, pencapaian kemajuan teknologi sampai pada hari ini belum ada yang mampu memprediksi secara tepat, kapan gempa bumi itu akan terjadi, dan dilokasi mana akan terjadi gempa bumi itu.
Namun ada yang menarik. Menurut data yang coba dikumpulkan dari berbagai sumber, gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 6,0 SR yang mengguncang Indonesia semenjak tahun 1930-an sampai dengan hari ini, kok sepertinya frekuensi terjadinya meningkat tajam terhitung dimulai sejak tahun 2004.
————————————————————————————-
1933-11-24 : Sumatera : Magnitude 8,7
1938-02-01 : Laut Banda : Magnitude 8,5
————————————————————————————-
1976-10-29 : Irian Jaya - Magnitude
————————————————————————————-
1977-03-09 : Sumatera Barat - Magnitude
1977-08-10 : Sumbawa - Magnitude
————————————————————————————-
1979-12-12 : Lombok - Magnitude 7,1
————————————————————————————-
1992-12-12 : Flores - Magnitude 7,6
————————————————————————————-
2000-06-04 : Bengkulu, Sumatera : Magnitude 7,9
————————————————————————————-
2002-10-10 : Irian Jaya : Magnitude 7,6
2002-11-02 - Northern Sumatera, Indonesia - Magnitude 7.5
————————————————————————————-
2003-05-26 : Halmahera : Magnitude 7,0
————————————————————————————-
2004-01-02 : Bali : Magnitude 6.2
2004-01-28 : Seram : Magnitude 6.7
2004-02-05 : Irian Jaya : Magnitude 7.0
2004-02-07 : Irian Jaya : Magnitude 7.3
2004-07-25 : Southern Sumatra : Magnitude 7.3
2004-11-11 : Kepulauan Alor : Magnitude 7.5
2004-11-26 : Papua : Magnitude 7.1
2004-12-26 : Aceh, Sumatra : Magnitude 9.1
————————————————————————————-
2005 01 01 : Off the West Coast of Northern Sumatra : Magnitude 6.6
2005-02-19 : Sulawesi : Magnitude 6.5
2005-02-26 : Simeulue : Magnitude 6.8
2005-03-02 : Laut Banda : Magnitude 7.1
2005-03-28 : Sumatera Utara : Magnitude 8.6
2005-04-10 : Kepulauan Mentawai : Magnitude 6.7
2005-05-14 : Pulau Nias : Magnitude 6.8
2005-05-19 : Pulau Nias : Magnitude 6.9
2005-07-05 : Pulau Nias : Magnitude 6.7
2005-11-19 : Simeulue : Magnitude 6.5
————————————————————————————-
2006-01-27 : Laut Banda : Magnitude 7.6
2006-03-14 : Seram : Magnitude 6.7
2006-05-16 : Pulau Nias : Magnitude 6.8
2006-05-26 : Yogya, Jawa : Magnitude 6,3
2006-07-17 : Jawa Barat : Magnitude 7,7
2006-07-19 : Selat Sunda : Magnitude 6.2
2006-07-23 : Teluk Tomini, Minahasa, Sulawesi Utara : Magnitude 6,6
2006-08-11 : Simeleu, Sumatera : Magnitude 6,0
————————————————————————————-
2007-03-06 : Sumatera Barat, Sumatera : Magnitude 6,4
2007-08-09 : Jawa Barat : Magnitude 7,5
2007-09-12 : Bengkulu, Sumatera : Magnitude 7,9
2007-11-26 : Sumbawa : Magnitude 6,7
————————————————————————————-
2009-08-28 : Bau-Bau, Sulawesi Tenggara : Magnitude 6,9
2009-09-02 : Jawa Barat : Magnitude 7,3
2009-09-07 : Yogyakarta : Magnitude 6,8
2009-09-09 : Toli-Toli, Sulawesi Tenggara : Magnitude 6,0
2009-09-09 : Laut Bitung, Sulawesi Tengah : Magnitude 6,0
2009-09-19 : Ternate, Maluku Utara : Magnitude 6,4
2009-09-19 : Nusa Dua, Bali : Magnitude 6,4
2009-09-30 : Sumatera Barat : Magnitude 7,6
————————————————————————————-
Pertanda apakah itu ?. Apakah karena bumi sudah semakin tua dan sudah semakin mendekati kiamat ?. Apakah peningkatan frekuensinya itu ada hubungannya makin meningkatnya kebejatan tingkah polah manusia ?. Apakah tak ada hubungannya dengan apapun juga ?. Bukan pertanda apapun juga ?. Semua itu hanyalah semata kejadian alam yang biasa-biasa saja ?.
Dalam budaya keyakinan spiritual di sebagian manusia Jawa, ada yang meyakini adanya korelasi hubungan erat yang saling pengaruh mempengaruhi antara kejadian/peristiwa/situasi di jagad gede (macro cosmos / alam / bumi jagad raya) dengan kejadian / peristiwa / situasi yang ada di jagad cilik (insan manusia / masyarakat).
Sehingga seringkali peristiwa-peristiwa alam yang terjadi dijadikan bahan untuk intropeksi terhadap dirinya pribadi (termasuk juga intropeksi terhadap tata masyarakatnya) agar menjadi selaras dan harmoni dengan alam. Maka tak heran, jika jika dirasakan sedang alam murka, mereka lalu mencoba melakukan laku tirakat, agar alam kembali reda amarahnya.
Takhayul Bidah Khurafatkah tindakan mereka itu ?. Kuno dan anti kemajuan serta modernitaskah keyakinan spiritual mereka itu ?.
Ajaran Islam sesungguhnya secara implisit mengajarkan pula bagaimana hubungan tindakan yang bersifat pribadi akan berpengaruh terhadap masyarakat sekitarnya walau mereka tidak ikut melakukannya. Salah satu diantaranya adalah perbuatan zina, dimana konon disekelilingnya (40 rumah) yang ada disekitarnya akan kehilangan barokah dari-Nya karena adanya perbuatan itu.
Ada lagi tentang hukum Fardhu Kifayah, dimana jika tidak ada sekelompok kaum Muslim yang melakukannya maka semuanya ikut menananggung dosa karena terabaikannya kewajiban Fardhu Kifayah tersebut.
Jadi, benarkah memang hukum alam itu konon katanya terjadi karena kehendak alam semata yang menisbikan adanya campur tangan dari Dzat Yang Maha Tunggal serta Maha Kuasa ?.
Memang, tak ada kejadian sekecil apapun di alam ini yang terjadi tanpa sepengetahuan dan ijin dari Allah SWT. Akan tetapi, tak ada salahnya jika kita semua mencoba mulai berintropeksi diri. Karena semua olah kerja dan tindakan serta raihan keberhasilan yang kita dapatkan dan kita bangga-banggakan itu tentunya bisa terjadi karena atas sepengetahuan dan ijin dari Allah SWT, namun sudahkan izin-Nya itu juga disertai dengan Ikhlas dan Ridho-Nya ?.
Tak ada salahnya kita berintropeksi diri, sebab ada beberapa jenis perbuatan maksiat yang jika sudah kelewat batas akan mengundang datangnya bala bencana. Dimana bala bencana itu akan menimpa kepada semuanya tanpa kecuali, tidak hanya kepada mereka yang melakukannya.
…Bila perzinahan dan riba (penyelewengan) telah terang-terangan dilakukan oleh penduduk suatu negeri maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan bagi diri mereka untuk terkena azab Allah… [HR. Bukhari]
Zolimkah Yang Maha Kuasa atas azab yang ditimpakan-Nya itu ?. Berlimang dosakah mereka yang sedang diuji oleh-Nya dengan bala dan bencana ?.
…Tidak ada seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semacam tusukan duri atau yang lebih berat daripada itu melainkan dengan ujian itu Allah SWT menghapuskan perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya sebagai mana pohon kayu menggugurkan daun-daunnya… [HR. Bukhari dan Muslim]
Sucikah kita yang sampai saat ini tak tersentuh oleh ujian berupa bala dan bencana-nya ?.
Allah SWT terkadang justru menguji kita dengan kenyamanan dan keamanan serta waktu yang panjang untuk terus berbangga memamerkan semua perbuatan dosa dan maksiatnya tanpa sempat menyadari perbuatannya sampai akhir usia rentanya sehingga tak tersisa lagi waktu untuk bertaubat kepada-Nya.
Masih ingatkah kita semuanya tentang adanya hizab pada hari setelah kiamat nantinya, dimana tak akan ada kejahatan seberat zarah pun yang dapat disembunyikan ?.
…Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)-nya, dan manusiapun bertanya : “Mengapa bumi (jadi begini) ?”. Pada hari itu, bumi menyampaikan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu (Allah SWT) telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula… [QS : 99 : Al Zalzalah].
Wallahualambishsahwab.
Catatan Kaki :
Empati dan simpatiku untuk saudara-saudaraku yang sedang dirudung duka. Teriring doa, semoga mereka yang meninggal diampuni segala dosanya dan diterima semua amal ibadahnya, mereka yang ditinggalkan juga mereka yang sedang dirudung duka dan lara lapa diberikan ketabahan dan kesabaran serta menjadikannya semakin meningkat derajat iman taqwanya. Amin Allahumma Amien Ya Kariem…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar