Arogansi Aparat Penegak Hukum
Pertama kali saya ke Jakarta tahun 1984 .......... Priok juga berdarah .... Sekarang Berdarah lagi.
Priok, sebuah tanjung yang yang sering membawa petaka. Seharusnya ini tidak perlu terjadi, tetapi ini sudah terlanjur, maka yang diperlukan solusi, bukan saling menyalahkan, mencurigai apalagi hingga mengancam. Kasus ini merupakan sebuah luapan amarah sekelompok masyarakat yang setiap hari merasa terpinggirkan. Mereka merasa muak dengan kebrutalan satpol PP yang mengejar-ngejar pedagang kaki lima. Ini terjadi dimana-mana, mulai tingkat kota sampai desa.
Bukan lagi masalah-masalah penilepan pajak oleh Gayus Cs, serta Kasus Susno Cs. Kasus-kasus yang terjadi setiap hari menghiasi media, seperti koran, majalah, TV. Jadi, seolah-olah masyarakat itu sudah benar-benar tidak percaya dengan penegak hukum. Mereka menganggap musuh. Apapun yang dilakukan, walaupun itu baik, seperti renovasi. Masyarakat sudah tidak percaya lagi, mereka takut ditipu dan dihianati.
Duduklah bersama, dan sapalah mereka. Menyapa dengan senyuman, serta dengan ramah (sopan santun). Pasti masyarakat akan luluh, dan mereka tidak akan anarkis. Cuma, ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bagi pemerintah yang terkait, juga harus membangun citra, dan moral yang lebih baik, sehingga masyarakat sedikit demi sedikit akan menerima, dan melihat penegak hukum sebagai pelindung rakyat, bukan musuh.
Salam Hangat dari Pekanbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar