Selasa, 20 Juli 2010

Mudik Tanpa Lelah ............ Hehehehehehe






KOMPAS.com - Bulan Ramadhan masih tiga minggu lagi. Namun sebagian dari Anda mungkin sudah mulai memikirkan bagaimana rencana mudik menjelang Lebaran nanti. Membayangkan akan pulang kampung, atau mengunjungi sanak saudara, tentu mengasyikkan.
Mudik memang telah menjadi fenomena tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Pulang ke kampung halaman merupakan ciri khas orang-orang Indonesia yang masih mementingkan kebersamaan."Meskipun mudik seringkali dinilai negatif karena dapat menambah kepadatan penduduk, peristiwa ini telah menjadi fenomena tersendiri yang terjadi berulang-ulang," komentar Dr Erna Karim, MSi, Ketua Program Sarjana Sosiologi FISIP Universitas Indonesia, pada acara SariWangi Mobil Mudik 2010 di Warung Daun, Jakarta, Selasa (20/7/2010).
SariWangi yang bekerja sama dengan Toyota Kijang Innova dan Telkomsel, menghadirkan program ini untuk mendukung tradisi mudik yang tujuannya untuk menyambung tali silaturahmi dan mempererat hubungan keluarga. Anda diberi kesempatan untuk mengikuti undian berhadiah mudik gratis. Setiap keluarga (yang menjadi pemenang), terdiri atas lima orang anggota, diberi fasilitas mudik dalam satu mobil Toyota Innova berikut sopir, biaya bensin, biaya jalan tol, dan uang saku, pergi pulang. Bahkan, Anda bisa mengunjungi tempat-tempat peristirahatan selama perjalanan.Mudik yang asyik ternyata tidak hanya ditentukan oleh kondisi kendaraan yang nyaman. Menurut Nanang Siswanto, Senior Brand Manager SariWangi, mudik yang asyik terjadi ketika anggota yang melakukannya santai dan menikmati proses perjalanan. Oleh karena itu, mobil Toyota Kijang Innova yang telah disediakan untuk pemenang tersebut dilengkapi dengan beraneka games, dilengkapi oleh buku panduan, yang dapat dimainkan oleh seluruh anggota keluarga. Melalui games ini, diharapkan komunikasi antara anggota keluarga dapat terjalin dengan baik.Sesuai dengan tema program ini, yaitu Solusi Mudik Cerdik, ada dua tips dasar yang bisa Anda ikuti agar acara mudik Anda menyenangkan, dan tidak membuat Anda kelelahan:

1. Komunikasi yang efektifKomunikasi yang efektif merupakan dasar dari perencanaan yang matang. Hendaknya, dalam merencanakan tempat tujuan mudik, seluruh anggota keluarga dapat memberikan pendapat. Dengan demikian tidak terjadi pertengkaran selama perjalanan, karena inti dari mudik adalah kebersamaan.

2. Perencanaan yang baikPerencanaan yang tidak dilakukan secara matang dapat menimbulkan suatu pertengkaran dan mengakibatkan rencana jadi batal. Dalam merencanakan mudik, tujuan dan waktu haruslah dibicarakan. Dalam membuat perencanaan, hendaknya anak-anak juga dipikirkan. Terlebih anak-anak yang masih balita, karena daya tahan tubuh mereka untuk bepergian cukup jauh belum sebaik orang dewasa.


Salam Mudik dari Pekanbaru

Menu Enak bersama Keluarga










KOMPAS.com - Kata apa yang Anda pilih untuk menggambarkan makanan bernama sup? Menyegarkan, mungkin menjadi salah satu kata yang muncul dalam benak Anda. Atau, makanan berkuah pendamping nasi? Bagaimana jika sup menjadi sajian utama saat makan siang atau makan malam, apakah ini sudah menjadi gaya hidup Anda?The Soup Spoon, resto sup asal Singapura, mencoba menawarkan konsep ini di Jakarta. Bahwa sup dengan ragam varian menu sehat menjadi bagian gaya hidup, bahkan tradisi yang menyegarkan. Di rumah makan ini sup dihadirkan bukan sebagai makanan pendamping, tetapi menjadi makanan utama dengan asupan kalori mulai 130 hingga 425 kalori dari setiap porsinya. Menurut Karen Darmono, pengelola franchise The Soup Spoon Jakarta, konsep Soup Culture bisa diterapkan di Jakarta, seperti halnya di Singapura. Tentu saja yang dimaksudkan Karen adalah sup sebagai hidangan utama yang menyehatkan."Kesadaran tentang makanan sehat dan segar sudah mulai berkembang. Melihat saat ini tren masyarakat untuk hidup sehat juga semakin meningkat. Dengan pergi ke gym misalnya, atau menjaga pola makan. Sup tergolong makanan sehat yang bisa mendukung pola hidup ini," papar Karen kepada Kompas Female, saat peluncuran outlet The Soup Spoon di Grand Indonesia West Mall, Jakarta, Selasa (20/7/2010). Karen mengatakan, kultur makan sup sehat ala Soup Spoon sudah membudaya di Singapura. Tandanya, 12 resto sup yang menyajikan menu dari bahan segar dan roti yang dibuat dari dapur sendiri ini, selalu ramai dikunjungi penggemar sup saat makan siang dan malam. Budaya makan sup segar dan menyehatkan inilah yang ingin ditularkan di dua outlet-nya, yaitu di Grand Indonesia dan City Walk Sudirman.Bagaimana lidah lokal menerima sup sebagai makanan utama? Tentu tak bisa terjawab hanya dalam satu minggu, usia yang masih belia untuk The Soup Spoon Jakarta. Namun Karen meyakini, resto sup akan banyak menarik penggemar sup, terutama yang menjalankan pola makan sehat. Menu yang ditawarkan memang tak sembarangan, dan dengan takaran kalori dan porsi yang dibutuhkan. The Soup Spoon menawarkan delapan pilihan menu dengan porsi regular (375 mililiter), large (500 mililiter), sup dalam roti atau Bread Bowl yang setara dengan mangkuk berukuran regular. Selain porsi yang mengenyangkan, isi sup yang bervariasi juga bisa memenuhi kebutuhan kalori, vitamin, karbohidrat, atau protein. Boston Clam Chowder misalnya, sup kental dengan kandungan 425 kalori ini berisi kentang, kerang, bawang, beef bacon, susu, termasuk di dalamnya rempah dan lada. Anda bisa membayangkan rasa gurihnya, dan bagaimana sup ini bisa menggantikan makan siang dengan nasi dan lauk mengandung protein.
Lain lagi dengan Beef Goulash, sup yang lebih cair ini memiliki rasa gurih, pedas, dan asam. Isi sup berupa ragam jenis sayuran, cocok bagi vegetarian. Nilai kalori sup berwarna kemerahan menggugah selera ini sebanyak 307 kalori. Cukup mengenyangkan, bukan?
Jika semangkuk sup belum cukup, menu lain seperti Souper Value Meal bisa menjadi alternatifnya. Satu porsi sup ditambah sandwich atau salad (pilih salah satu), dan segelas lemon tea atau chips, atau bahkan sebuah apel (pilih salah satu). Rasanya lebih mengenyangkan.Namun tradisi makan sup yang ingin dibawa ke Jakarta ini bukan sekadar makan kenyang, pengaturan pola makan sehat pun ditekankan. Bagi Anda yang menjalani program penurunan berat badan misalnya, pilihan menu sup ini bisa mengganti kebiasaan makan siang atau makan malam, dari makanan berat ke makanan sehat menyegarkan.Berani mencoba rasa dan selera dari sup ramuan juru masak ahli sup Anna Lim? Nikmati eksperimen Anda di The Soup Spoon dengan variasi menu dan harga, mulai Rp 23.000.
Salam Hangat dari Pekanbaru

Moga2 Kagak Meningkatkan Inflasi ......... Yang Pada Akhirnya Menyusahkan Rakyat






BANDUNG, KOMPAS.com - Uang logam pecahan Rp 1.000 yang peredarannya baru diresmikan di Bandung, Selasa (20/7/2010), sudah dapat digunakan untuk telepon umum. Koin itu juga bisa dimasukkan ke dalam mesin penjual barang (vending machine).
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Budi Rochadi mengatakan, pihaknya sudah membahas mengenai penggunaan koin yang baru untuk telepon umum dengan Telkom. "Akan tetapi, pihak-pihak yang menggunakan vending machine juga bisa memanfaatkan koin itu," ujarnya.
Hingga akhir tahun 2010, BI berencana mencetak 719 juta keping uang logam pecahan Rp 1.000 yang baru.


Uang yang sudah dicetak sebanyak 300 juta keping. Koin itu sudah disebar.


Uang lain yang peredarannya baru diresmikan yakni pecahan Rp 10.000 dengan desain baru.
Sebanyak 820 juta lembar uang itu direncanakan dicetak pada tahun 2010.


Hingga saat ini, sebanyak 120 juta lembar sudah dicetak.


" Efisiensi uang kertas dan logam yakni 1:15. Artinya, usia uang kertas umumnya hanya satu tahun. Setelah itu, lecek. Kalau uang logam bisa 15 tahun," ujarnya.
Salam Duit dari Pekanbaru

Kamis, 08 Juli 2010

Bercanda ............. Hehehehehehe

Kamu Orang nya Plin-Plan...... It's World Cup

Sahabat FB terutama penggemar sepak bola pasti saat ini lagi demam…Demam Sepak Bola di World Cup 2010.
Saya juga …Idola Saya beda-beda semenjak tahun 1978 (Piala Dunia Pertama yang Saya tonton secara langsung) dan Tim kesayangan Saya ...Argentina dengan Mario Kempes nya jadi Juara, tahun 1982.....mendukung Italy dengan Paolo Rossi nya...Tahun 1986 Saya menjagokan Jerman Barat dengan Karl Heinz Rummenige nya tetapi kalah oleh Argentina dengan si Tangan Tuhan...Tahun 1990 kembali Saya menjagokan Jerman dan Juara dengan Lottar Mattheus nya dan di Piala Dunia 1994 Saya menjagokan Brazil dengan Romario n Bebeto nya serta si Ronaldo saat Piala Dunia di gelar di Perancis. Saya mendukung Brazil karena menampilkan sepak bola yang indah dan menarik perhatian. Bisa dikatakan sampai Piala Dunia 2010 ini saya mendukung Tim yang berbeda .
Nah, di Piala Dunia kali ini saya dukung Inggris (Brazil tu udah pasti n ga salah kan dukung dua tim) karena kepincut gaya maennya frank Lampard n Gerrard. Apalagi kalo liat pemain belakang macam Jhon Terry dan Ashley Cole….Klop n Mantap. Sayangnya Inggris tidak bisa menampilkan permainnya yang yahud seperti di babak kualifikasi. Klimaksnya Inggris “digilas” JErman 4-1. Eh…ga lama kemudian Brazil dipulangkan Belanda dengan skor 2-1 (wah jagoan Saya pulang kampung).
Wah sampai puasa bicara satu hari pasca kegagalan Brazil. Saya putuskan untuk mendukung Jerman karena performance OK mereka saat mengalahkan Inggris. Apalagi waktu bantai Argentina 4-0, wah Juaranya ni.
Eeehh..ada teman yang tau saya dukung Inggris n Brazil, menuduh saya plin plan, ga konsisten lah,pengecut lah…n so on. Apalagi pas Spanyol kalahkan Jerman dan melaju ke Final…si teman ini bertanya “sekarang kau mau pindah hati kemana lagi?”. Saya heran..emang harus se “maniak itu” untuk dukung negara lain jadi Juara Dunia????
Sepertinya membela mati-matian sebuah tim, baru bisa dikatakan suporter sejati. No Men…Stop It Please…This Is Football.
Ada nilai lain yang harus dilihat dari sebuah pertandingan atau kejuaraan seperti Piala Dunia. Sepak Bola merupakan olahraga terpopuler di dunia, para pemain kelas dunia berusaha menampilkan permainan terbaik dengan harapan mencetak gol untuk timnya. Disamping itu menghibur penonton merupakan salah satu esensi menonton pertandingan sepak bola (menang atau kalah kan biasa). Ghana disambut dengan meriah bak juara karena mereka bisa menghibur rakyat Afrika dengan permainannya, walaupun mereka kalah dari Uruguay.
Its the time for Africa…time for World Cup kata Shakira..jadi enjoy aja. Kalau tim yang ini kagak lolos…ya dukung tim lain yang lebih menjanjikan, sehingga kita kagak stres kalo jagoan kita gagal lolos. Lagian bukan Timnas Indonesia kok, apa kita perlu bertengkar dan adu mulut, tidak bersahabat? Kalo kita bertengkar karena beda pendapat dengan orang lain terkait prestasi timnas Indonesia…itu wajar-wajar saja. Yang banyak kita jumpai itu bahwa banyak orang bertengkar karena mendukung tim negara lain (bukan INDONESIA), saling ejek karena tim yang didukung temannya tidak lolos. Jangan sampai kita membenci tim lain yang mengalahkan tim jagoan kita, jadinya kita tidak bisa menikmati World Cup dan terganggu kejiwaannya.
Inggris N Brazil ga lolos>>>>Jerman
Jerman ga lolos>>>>Sepertinya Saya dukung Belanda deh…walaupun Belanda pernah menjajah negara Kita tercinta .... INDONESIA.Belanda atau Spanyol,pasti tim terbaik yang juara (terlepas dari kepemimpinan wasit dan naungan Dewi Fortuna).
Nikmati Piala Dunia…jangan fokus pada tim-tim yang kalah.
Ada baiknya mengalihkan dukungan (bagi pendukung Inggris, Italy, Jerman, Argentina dan lain-lain) bagi kedua tim yang berlaga di final sehingga pertandingan akan lebih menarik terutama kalau kita nonton bareng.
Klub Barcelona punya moto menjadi lebih dari sekedar klub sepakbola.
Saya bilang Football is more than a word…lebih dari sekedar kalah dan menang.Sepakbola untuk dinikmati bukan untuk menjadi penyakit. Kalau di Kota Medan ada slogan “Ini Medan Bung”, kalau di Piala Dunia ini enaknya bilang “This is World Cup..Bung...Hehehehe............
Do The Best N Get The Rest”.
Sambut Euforia FINAL PIALA DUNIA SPANYOl VS BElANDA.

Salam Juara dari Pekanbaru

Semoga Mereka Segera Bertaubat ......... InsyaAllah

Persetubuhan Terlarang, Siapa Tanggung Resiko ...... ?

Persetubuhan memang selalu diartikan sebagai hubungan persenggamaan antara dua manusia yang sedang menyalurkan hasrat seksualnya yang melebur bersama rasa cinta dan keintiman yang menyenangkan. Hanya saja, kita bisa berkreasi untuk menuturkan kata itu dalam konteks yang lain. Dengan begitu, makna denotatif itu bisa kita geserkan sedikit untuk membahasakan dinamika praktek politik kekuasaan di negeri kita yang masing tunggang langgang ini.
Kita harus akui, praktek kekuasaan di bumi pertiwi ini memang masih carut marut. Bisa kita mulai dari masalah penegakan hukum.Secara teoritis, hukum merupakan salah satu sarana utama untuk mendapatkan dan menegakkan keadilan. Proses penegakan hukum acap kali melibatkan praktek tawar menawar atau jual beli perkara yang dimainkan oleh para makelar kasus. Konsekuensi logisnya, penanganan masalah hukum pun bersifat diskriminatif dan tebang pilih.
Biasanya, aparat penegak hukum yang cenderung korup dan tidak jujur akan dengan tangkas dan jeli memanipulasi, memelintir, membelokan, dan merekayasa sedemikian rupa teks hukum. Celah-celah dan kelemahan teks hukum dimanfaatkan sedemikian rupa untuk memuluskan menuver penegakan hukum yang bulus. Dampak ikutannya pun mudah diduga. Keputusan hukum yang diambil tampak seolah-olah benar dan adil sesuai dengan norma atau aturan hukum yang berlaku.
Setali tiga uang, pada lingkup politik, kekacauan dan muslihat itu tidak kalah kacaunya. Sulit untuk disangkal, politikus yang sangat oportunis dan pragmatis masih merajalela. Mereka bisanya mangkal di partai-partai politik yang ada. Siasat lobi dan kompromi politik para oportunis dan pragmatis ini kebanyakan mengalir dari dan bermuara kepada upaya untuk mengais keuntungan yang bermanfaat bagi lenggengnya kedudukan dan kekuasaan pribadi dan partai.
Kita kerap menyaksikan, membaca, dan mendengar berbagai berita media yang melansir perdebatan para elite tersebut. Titik lemah lawan politik diserang dan ditebas habis-habisan. Bahkan, luapan ekspresi kepentingan dan opini para elite dalam sebuah diskursus tidak jarang menghalalkan pengkadalan etika komunikasi politik. Tidak peduli apakah sebuah perdebatan diutarakan secara benar atau licik, santun atau barbar, tulus atau dibuat-buat, jujur atau berdusta. Kealpaan penilaian etis ini, dalam bahasa Soren Kierkegard, merupakan tahap hidup estetis. Tingkat hidup yang terendah dari tahapan hidup manusia..
Banyak perdebatan mengenai kebijakan-kebijakan tertentu. Namun, perdebatannya tidak akan sepi dari bentuk kegenitan berwicara yang kental dengan nuansa manipulatif. Tampak luarnya mencari keadilan bagi rakyat, tetapi sesungguhnya mereka hanya mengincar titik sasar yang tidak lain kecuali kepentingan dan posisi dalam lingkaran bengal kekuasaan.
Padahal, idealnya, para elite memiliki rasa tanggung jawab dalam mengejawantahkan harapan dan aspirasi masyarakat banyak. Namun, secara riil, sebagaimana dideskripsikan di atas, implementasi kekuasaan itu ternyata hanya mempertimbangankan kepentingan para elite tersebut. Negeri ini pun menjadi ladang subur menjamurnya berbagai ketimpangan seperti korupsi, kolusi, nepotisme, dan berbagai ketimpangan lainnya.
Praktek politik yang porak-poranda ini menjadi bentuk nyata pengasingan hak rakyat. Barangkali tidak terlalu sarkas untuk dikatakan juga bahwa ejawantah kekuasaan seperti itu tidak lain merupakan bentuk persetubuhan terlarang para elite politik, penegak hukum, dan pengusaha koruptif dalam negara demokrasi seperti kita. Siapa yang tanggung resikonya?..Ya..kita sebagai rakyat….EDANE......... Hehehehehehehe

Salam Edane dari Pekanbaru