MAHALNYA ........ JENEWA
JENEWA, Swiss merupakan negara yang berada dalam tingkat teratas urutan kota-kota termahal di dunia. Dalam, Survei Mercer 2009, Jenewa menempati urutan keempat kota termahal di dunia. Tampaknya untuk segala macam urusan konsumsi, memang Jenewa sangat mahal. Contoh soal minuman saja, satu botol air mineral berukuran 300 ml dibandrol 3 chf atau kira-kira setara dengan Rp 30.000. Makan omelet, kocek harus lebih dalam lagi, sekitar 16 chf atau Rp 160.000.
Tetapi, dengan udara yang sangat dingin, sekitar 5 derajat celsius dan hujan sepanjang hari, makanan seperti itu mudah terbakar dan perut rasanya cepat lapar. Mau makanan lebih bergizi dan tubuh menjadi lebih hangat? Sepotong daging berukuran 160 gram dilengkapi dengan kentang goreng dibandrol 33 chf atau Rp 330.000 untuk sekali makan. Ini daftar harga di resto kecil sekelas warung lho. Jangan tanya berapa harga di resto yang lebih besar di mal. Oh ya, harga tersebut sudah termasuk pajak pertambahan nilai sebesar 7,6 persen, tetapi belum termasuk dua jenis pajak lain yang masing-masing besarnya juga 7,6 persen.
Demikian pula dengan urusan penginapan. Kamar hotel di Eropa memang terkenal kecil-kecil dan sempit. Tetapi jangan ditanya berapa harganya. Kamar hotel yang kami tempati merupakan jaringan hotel yang cukup "pantas" harganya di Eropa. Dengan harga sewa kamar lebih dari 100 chf per malam, hanya didapatkan kamar berukuran sekitar 3x5 meter.
Perlengkapannya sederhana dan minimalis. Jangan bayangkan ada lukisan, telepon, sambungan internet di kamar atau mini bar. Setelah mengeluarkan uang lebih dari Rp 1 juta, yang didapatkan hanyalah tempat tidur bertingkat untuk 3 orang, televisi 14 inchi, meja yang menempel di tembok, satu kursi kecil serta kamar mandi shower berukuran pas badan. Bukan bermaksud promosi, pikiran seolah kembali ke Jakarta, dengan uang sebesar itu sudah bisa menginap dua malam di Hotel Santika dengan kamar luas.
Tetapi, menurut sebuah survei, penghasilan di Jenewa memang sangat tinggi dengan potongan pajak yang lebih rendah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya seperti Jerman misalnya. Sedangkan perihal gaji, survei yang dilakukan terhadap 37 kota menunjukkan bahwa pekerja di Kopenhagen, Zurich, Jenewa dan New York memiliki gaji kotor yang tertinggi. Zurich merupakan kota yang tidak tertandingi soal gaji.
Dengan gaji yang luar biasa dan pajak yang "cukup bersahabat" di sisi lain, membuat Swiss sebagai negara yang sangat ramah terhadap pekerja. Tidak ada kota lain yang memungkinkan pekerja membawa pulang gaji setinggi pekerja di Zurich dan Geneva. Sebaliknya, pekerja rata-rata di New Delhi, Manila, Jakarta, dan Mumbai hanya mendapatkan gaji sekitar seperlima belas dari gaji per jam di Swiss setelah dipotong pajak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar