Senin, 07 Desember 2009

Sembilan Desember ......... Ada Apaaa Yaaa .... He2..he2

SULAP ....... UNTUK .... INDONESIA

Sebelum pembaca kecewa, saya mau kasih tahu di awal saja kalau tulisan ini tidak masuk katagori tulisan serius. Jadi jangan dibaca lagi jika Anda hanya mau tulisan serius. Tapi, jika Anda mau menangkap esensi dari tulisan ini maka mari lanjutkan membaca.
Begini. Saya ingin mempengaruhi pikiran Anda agar apa yang Anda pikirkan sama dengan yang saya pikirkan. Ini memang sulap tapi yang saya mau katakan adalah kita bisa mempengaruhi pikiran orang, dan saya menganjurkan hanya untuk tujuan yang mulia.
Cara-cara kotor sebaiknya kita tinggalkan saja. Banyak sekali cara-cara terpuji yang bisa kita gunakan. Cara intimidasi langsung atau melalui pengkondisian, apalagi yang ditujukan untuk kepentingan sendiri, kelompok, dan untuk maksud mendapatkan keuntungan, kekuasaan, dan jabatan serta penghargaan juga pujian jangan lagilah kita pakai.
“Cukup Sudah,” begitu dulu saya pernah melihat sebuah iklan sosial yang ditujukan untuk memastikan Indonesia terbebas dari rezim otoriter.
Oke, sekarang, dalam hitungan ketiga. Sekali lagi, dalam hitungan ketiga, coba pikirkan satu angka. Ya, hanya satu angka, 1 s/d 9. Atau bisa juga lebih berupa angka dua digit atau juga tiga dikit atau seterusnya. Cuma satu yang jangan, angka 11. Itu milik saya, angka favorit saya.
Baik, sambil Anda pikirkan satu angka, saya mau katakan bahwa Indonesia, negara kita ini sangat luar biasa. Rakyatnya dipenuhi rasa cinta meski dari waktu ke waktu terlalu banyak berhadapan dengan masalah. Seberat apa pun masalah itu, kecintaannya tetap terjaga. Mau bukti? Ketika Malaysia mengklaim sejumlah karya budaya sebagai milik mereka kita rakyat Indonesia langsung melakukan protes tanpa menunggu komando dari penguasa.
Kita, rakyat Indonesia juga tidak goyah dan melepaskan cinta kita meski penyelenggaraan negara dari waktu ke waktu direcoki oleh koruptor. Sudah terlalu banyak orang kaya raya dengan hasil korupsi dan juga tidak sedikit yang berkuasa dan melakukan korupsi. Sebagai anak bangsa kita pasti sangat malu jika bertemu dengan bangsa lain. Tapi, tetap saja kita tidak mau berganti warga negara sebagai tanda kita melepas cinta kita pada Indonesia.
Kalau boleh saya ilustrasikan dengan kalimat maka saya mau katakana “Sekalipun langit runtuh dan bumi hancur maka pita merah putih di kepala kita tetap akan terikat.” Luar biasa kan. Maka, saya yakin Indonesia akan bisa keluar dari berbagai krisis, tapi dengan syarat jika rakyatnya tidak goyah kecintaannya pada Indonesia. Dan, itu akan terlihat dari bagaimana antara satu rakyat dengan rakyatnya saling kompak.
Benar, konflik bisa saja terjadi dan konflik adalah juga sisi positifnya. Konflik bisa mengingatkan kita bahwa ada sesuatu yang sedang salah, keliru, atau sedang tidak sepaham. Meski konflik juga positif namun tidak boleh ada kekerasan. Kekerasan, dalam bentuk apa pun haruslah kita hindari, termasuk kekerasan yang dilakukan secara psikologis.
Oke, sekarang kalikan angka pilihan Anda dengan angka 9 ya. Jika hasil pengkalian itu menghasilkan dua digit, tiga digit, dan seterusnya tolong setiap angka dijumlahkan sehingga tetap menghasilkan satu angka saja. Oke, sudah dapat hasilnya kan?
Baik. Sebelum Anda menyebut angka berapa saya mau katakana begini. Konflik itu banyak ragam jenisnya dan tingkatannya. Salah satunya konflik komunikasi pada tingkatan biasa. Ini konflik yang kerap terjadi di level masyarakat. Kalau sudah dalam bentuk konflik Aceh itu sudah dalam bentuk konflik keras karena sudah menghadapkan mesin kekerasan yang bisa membahayakan raga dan jiwa.
Kalau ia konflik komunikasi maka tidak perlu penyelesaiannya dilakukan seperti yang dilakukan di Aceh, melalui mediasi. Cukup saja dengan cara semua pihak yang berkonflik untuk melakukan refleksi. Refleksi disini bukan tujuan utamanya untuk melihat apa yang salah dengan kita, apa yang salah dengan lawan kita. Refleksi disini lebih sebagai media kita membuka hati kita agar semua hati yang ada diluar kita bisa masuk dan menyatu dengan hati kita. Ingat, mengubah lawan bukan dengan memperbaiki prilaku lawan tapi perbaikilah hati kita sendiri.
Kalau sudah begitu, saya yakin akan sangat mudah bagi kita semua untuk menghadirkan satu kata yang paling berharga, yakni MAAF. Buat saya, “maaf adalah rakit yang menghubungkan keterpisahan dan sekaligus jembatan untuk menuju masa depan.”
Baik, sekarang sebut angka tadi. Sembilan. Berapa? Sembilan. Oke, coba cari amplop nomor 9 dari urutan amplop yang ada: 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9. Ambil dan buka isinya lalu baca pesan yang ada.
9 Desember 2009
Ini yang saya sebut kalau saya sudah mendriving pikiran Anda. Kenapa? Karena pesan yang sama sudah saya siapkan dari tadi di amplop nomor 10 sebagai amplop prediksi saya: 9 Desember 2009. Tapi, tunggu dulu karena Sulap 9 ini belum selesai. Ada 2 amplop lagi yang saya simpan, yakni amplop 11 dan amplop 12.
Tadi diawal saya katakana jangan pilih angka 11 karena itu angka favorit saya. Pertama, jika 11 dikali 9 maka hasilnya 99. Dua angka Sembilan ini sangat besar artinya bagi saya. Satu karena tanggal 9 tanggal lahir saya. Kedua karena tanggal 9 juga tanggal lahir SBY, presiden kita he he he, boleh dong ge er he he. 9 juga bermakna antikekerasan.
Oke, sekarang mari kita buka amplop nomor 12 dan dibaca pesannya, dan pada saat yang sama semua kita membuka juga amplop 1 s/d 8 ya secara berurutan. Dalam hitungan ketiga, mari semua kita buka dan baca ya. Satu – dua – tiga.
Amplop 1: Saya sebagai rakyat Indonesia
Amplop 2: Kita sangat mencintai Indonesia
Amplop 3: Dan karena itu saya akan terus
Amplop 4: Menjaga negeri kaya raya alam dan juga budayanya
Amplop 5: Dengan cara membangun kekompakan sesama rakyat
Amplop 6: Terutama untuk memastikan Indonesia
Amplop 7: Terbebas dari korupsi dan mafia peradilan
Amplop 8: Dan karena itu, mari kita berdoa agar peringatan Hari Antikorupsi Internasional, besok
Amplop 9: 9 Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar