Jika kita melakukan kebaikan pada orang lain, apa yang sering kita harapkan? Kebaikan kita dibalas oleh orang tersebut?
Kalau ternyata orang yang kita bantu tidak memberikan “balasan” seperti yang kita harapkan, lalu kita berhenti melakukan kebaikan padanya? Apakah begitu seterusnya kepada orang lain. Kalau memang begitu, betapa kecil pengharapan kita itu.
Kebaikan kita semestinya kita niatkan hanya karena Allah subhanahu wata’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan kita hanya mengharapkan keridhoan-Nya (mendapatkan pahala dari-Nya).
Sekalipun orang yang telah kita bantu tidak memberikan respon positif kepada kita, tentu tidak menghentikan perbuatan baik kita pada-Nya. Karena kita yakin apa yang telah kita lakukan sudah dicatat oleh para malaikat Allah, sekecil apa pun itu, tidak akan luput.
Sebaliknya jika kita berencana jahat kepada orang lain, dengan cara apa pun itu, apa yang kita khawatirkan? Apakah cuma pembalasan dari orang yang kita jahati itu. Kalau begitu, alangkah cerobohnya diri kita, karena telah mencelakakan diri sendiri. Orang yang kita jahati bahkan belum tentu akan membalas kejahatan kita.
Namun jangan salah…. Kejahatan kita pun akan dicatat oleh para malaikat Allah. Dan nisacaya akan mendapat balasan yang setimpal.
Nah, tinggal pilihan ada pada kita. Apakah kita hanya memperhatikan balasan dari manusia atau dari Allah, Tuhan Yang Mahakuasa? Apakah kita takut dengan balasan manusia dibanding dengan balasan dari Allah? Yang perlu kita ingat selalu, perhitungan Allah tidak akan meleset sedikit pun. “Akuting” Allah sangat akurat! Mari jangan pernah sedetik pun meragukan hal itu . . . .
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” (QS 99:7-8)
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).” (QS 10:61)
Salam Hangat dari Pekanbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar