![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbNPahVLB42TUyQT67e_b_2zfz6_5Y08gArnJBUKWM36Ogf78N3AeSLy7tAsRs708s3G4wG3qI51Uud5zKrTaBdI3r80ocHjFGPT7SRC5Ef4KEpJgknp-fdVqu1o6XJjf-ut9ZVsqtGUBt/s320/susno1.jpg)
Susnoku sayang, Susnoku Malang, Sumber: Kompas Cetak
Inilah wajah Indonesia. Wajah negeri ajaib yang tiada duanya. Polisi menangkap polisi. Apalagi kalau bukan kasus korupsi. Kasus suap menyuap yang memilukan hati.
Mereka saling tuduh. Mereka saling tuding. Kita pun menjadi bingung siapa sebenarnya yang benar. Salah dan benar sangat sulit diungkapkan, karena uang telah menjadi panglimanya.
Andaikan malaikat bisa bicara kepada manusia sekarang ini, tentu akan terlihatlah siapa yang jahat atau siapa yang baik.
Polisi Republik Indonesia (Polri) kini tengah diuji oleh anggotanya sendiri. Kasus Susno memang menguras energi. Menjadi headline berita di televisi bahkan koran kompas hari ini di sini.
Kasus Gayus memang fenomenal. Banyak perwira di polri diduga terlibat. Tak terkecuali mantan Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Susno Duadji. Pencipta kata “Cicak dan Buaya”.
Siapa pun akhirnya marfum, bahwa kasus ini bukan kasus kecil yang mudah diselesaikan. Masing-masing tersangka sudah bernyanyi. Kini kita lihat siapa yang terbukti bersalah. Semoga saja tak ada rekayasa, sebab di negeri ajaib ini, semua bisa direkayasa. Tergantung pesanan!.
Para MARKUS pun tersenyum puas. Dia tak terjamah hukum, karena hukum rimba berlaku di negeri ajaib ini. Siapa yang kuat, dia akan menggilas yang lemah.
Susnoku sayang, susnoku malang. Untuk mendapatkan pangkat bintang tiga dipundakmu tentu bukan perkara mudah. Ada perjuangan dan pengorbanan untuk negara ini. Lihatlah sederet bintang jasa yang ada di dada kirimu. Lihatlah prestasi kerjamu yang dulu-dulu. Selalu dipuji dan disanjung Kapolri pada saat itu.
Tapi sayang, dalam kepolisian kita hanya menganut dua pasal.
Mereka saling tuduh. Mereka saling tuding. Kita pun menjadi bingung siapa sebenarnya yang benar. Salah dan benar sangat sulit diungkapkan, karena uang telah menjadi panglimanya.
Andaikan malaikat bisa bicara kepada manusia sekarang ini, tentu akan terlihatlah siapa yang jahat atau siapa yang baik.
Polisi Republik Indonesia (Polri) kini tengah diuji oleh anggotanya sendiri. Kasus Susno memang menguras energi. Menjadi headline berita di televisi bahkan koran kompas hari ini di sini.
Kasus Gayus memang fenomenal. Banyak perwira di polri diduga terlibat. Tak terkecuali mantan Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Susno Duadji. Pencipta kata “Cicak dan Buaya”.
Siapa pun akhirnya marfum, bahwa kasus ini bukan kasus kecil yang mudah diselesaikan. Masing-masing tersangka sudah bernyanyi. Kini kita lihat siapa yang terbukti bersalah. Semoga saja tak ada rekayasa, sebab di negeri ajaib ini, semua bisa direkayasa. Tergantung pesanan!.
Para MARKUS pun tersenyum puas. Dia tak terjamah hukum, karena hukum rimba berlaku di negeri ajaib ini. Siapa yang kuat, dia akan menggilas yang lemah.
Susnoku sayang, susnoku malang. Untuk mendapatkan pangkat bintang tiga dipundakmu tentu bukan perkara mudah. Ada perjuangan dan pengorbanan untuk negara ini. Lihatlah sederet bintang jasa yang ada di dada kirimu. Lihatlah prestasi kerjamu yang dulu-dulu. Selalu dipuji dan disanjung Kapolri pada saat itu.
Tapi sayang, dalam kepolisian kita hanya menganut dua pasal.
Pasal satu, Kapolri tidak pernah bersalah
Pasal dua, Bila Kapolri bersalah, lihatlah pasal satu.
Pasal dua, Bila Kapolri bersalah, lihatlah pasal satu.
Selamat berjuang Susno, doaku menyertaimu. Setidaknya engkau telah berani melawan institusimu sendiri. Berani berkata “TIDAK” disaat-saat orang lain berkata “YA”.
Salam Persahabatan dari Pekanbaru ...Pak Susno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar