Jumat, 29 Januari 2010

Renungan .......... di Sabtu Pagi


Menyadari ...... Kebesaran dan Keagungan Illahi Rabbi


gunung itu bukan tidak dapat kudaki
gunung itu bukan tidak dapat kutaklukkan
karena bukan itu yang Dia inginkan kepadaku
kemulyaanNYA melebihi tingginya gunung
bahkan langit dan awan adalah pijakan kakiNYA
kebesaranNYA adalah pengetahuan
yang Dia berikan lewat gambaran yang kita lihat
masihkah kita bodoh dan bebal………
mencoba mengaku lebih hebat dari gunung
tanpa tahu kebesaranNYA

Alhamdulillah ........ Selalu Bersyukur Pada Allah swt


Fenomena Alam Yang Sangat Menakjubkan ....... Allahu Akbar .......


Kincir angin bersejarah meneteskan air yang langsung membeku di Furtwangen, Black Forest, barat daya Jerman, Senin (12/1). Walaupun cuaca sudah lebih hangat daripada beberapa hari sebelumnya, udara pada malam hari tetap amat dingin.

Rabu, 27 Januari 2010

Ayooo ...... Bangun ..Nak ... Jangan menangis...



Ibu Yang Cantik n Bijaksana........ Bravo Ibu



Ada seorang ibu. Ia sedang mengamati anaknya bermain-main dengan teman sebayanya.Tiba-tiba…gedebug…brug. Anak itu jatuh. Sontak ia menangis…pasti sakit.Sang ibu dengan senyum ramah, tenang mendekati anaknya.
“Ayo bangun, Nak. Tidak apa-apa, cuma luka sedikit. Besok juga sembuh. Bangun…mainlah lagi. Ibu tunggui di sini.” Mendengar kata-kata tersebut, si anak berhenti menangis. Hanya sesekali sesenggukan. Ibu itu tahu bagaimana cara membesarkan hati anaknya. Ibu itu tahu mendidik dari hal yang amat sederhana…jatuh…bangun lagi…diberi semangat lagi….
Ah dunia menjadi cerdas, ketika orang bersikap lugas.

Sama2 Demokrat ...... Tapi Beda Kebijakan ...... Yang Kaya Meng Irit ..... Sementara si Miskin ...Kagak Tahu Diri .....Hehehehehehe


Sama tapi Beda ........ Yang Satu agak Ketimuran ... sementara si SBY .... Ke Barat2an

Ketika Barack Obama mengambil alih kekuasaan dari George Bush tahun lampau, ekonomi Amerika Serikat bisa disebut sedang terjun bebas. Kini, meski banyak pengamat mengatakan ekonomi Amerika Serikat sudah mulai pulih, namun deretan angka-angka yang masih mengkhawatirkan membuat pemerintahan Obama terus membuat beragam kebijakan guna memastikan kinerja ekonomi terus menuju ke arah yang lebih baik
Di antara angka-angka yang masih buruk itu adalah tingkat pengangguran yang mencapai 10% serta tingginya defisit anggaran. Defisit anggaran belanja tahun lalu mencapai US$ 1,4 Triliun dan diharapkan sedikit menurun menjadi US$ 1,35 Triliun tahun ini, yang bila dilihat dari persentasenya terhadap Produk Domestik Bruto masih mendekati yang tertinggi sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Dalam upayanya melawan Partai Republik yang menggambarkannya sebagai pemboros, dalam State of the Union, pidato tahunan Presiden di depan Kongres yang dijadwalkan berlangsung Rabu (27/01/2010) pukul 9 malam waktu Washington D.C., Presiden Obama diharapkan akan mengajukan pembekuan selama tiga tahun program-program belanja dalam negeri serta beragam langkah lain guna mengendalikan defisit anggaran.
Dalam sebuah kebijakan yang diniatkan sebagai lambang empati pemimpin terhadap penderitaan rakyatnya, Presiden Obama juga akan membekukan gaji sekitar 1.200 pejabat senior Gedung Putih serta pejabat politik lainnya dengan harapan akan dapat menghemat fiskal US$ 4 Juta pada 2011.
Apakah Presiden Obama akan berhasil memperbaiki perekonomian negerinya dengan beragam langkah tersebut, hanya waktu yang akan membuktikannya. Namun demikian, beragam langkah yang diambilnya itu terasa bak bumi dengan langit bila dibandingkan dengan yang terjadi di negeri kita, Indonesia.
Meski kondisi ekonomi Indonesia tak bisa dikatakan lebih mencorong dibandingkan Amerika Serikat, namun beragam kebijakan yang telah diambil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seolah hendak mengatakan bahwa tak sedikit pun krisis mampir ke Indonesia, dan karenanya tak ada gunanya berhemat. Apatah lagi mencoba berempati pada penderitaan rakyat kecil.
Lihatlah, belum lagi kering bibir para menteri mengucap sumpah jabatan, Pemerintah mengumumkan rencana kenaikan gaji Presiden, Wakil Presiden, Menteri, dan para pejabat negara lainnya. Para pejabat menekankan kelaikan kenaikan gaji bagi mereka dengan alasan telah 5 tahun gaji tak pernah naik serta rasa kepantasan bila dibandingkan dengan gaji pejabat negara lainnya. Sebuah alasan yang sangat absurd dan mengada-ada, bila diingat bahwa meski nominal gaji tak besar, namun bila ditambahkan dengan beragam tunjangan dan dana taktis yang mereka kuasai, maka jumlahnya pun membengkak menjadi sangat besar.
Pemerintah juga beralasan bahwa gaji pejabat negara secara rata-rata lebih rendah daripada gaji pejabat negara lain, tanpa menyebutkan negara lain yang dijadikannya perbandingan. Menjadi sangat tidak adil bila, misalnya, yang dijadikan rujukan adalah gaji pejabat negara Singapura atau Malaysia, yang menurut banyak parameter berada jauh di atas kita. Sebagai contoh, saat ini GDP per kapita kita hanya sebesar US$ 3,900 dan berada di urutan 155 dari 229 negara (Singapura urutan 9 dengan US$ 51,500, Malaysia peringkat 75 dengan US$ 15,200). Sedangkan dari peringkat negara terbersih dari korupsi, Indonesia lagi-lagi terpuruk di urutan 126 dari 180 negara yang disurvei (Singapura di peringkat 4, Malaysia di urutan 47).
Ketiadaan empati Pemerintah terhadap penderitaan rakyat kembali ditunjukkan dengan kebijakan pembelian mobil dinas para pejabat negara yang bernilai total Rp 126,8 Miliar atau Rp 1,6 Miliar per unit. Belum juga luka di hati rakyat mengering, kembali muncul berita renovasi pagar Istana Presiden dan Wakil Presiden sebesar Rp 22,8 Miliar. Dan seolah menjadi gong rangkaian kebijakan tanpa hati pada 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II, Pemerintah meminta persetujuan DPR bagi pembayaran uang muka tanda jadi pembelian pesawat kepresidenan senilai Rp 200 miliar.
Rangkaian berita di atas menyajikan contoh nyata sebuah peribahasa yang pernah kita pelajari saat kita duduk di bangku Sekolah Dasar dahulu, “Lain padang lain belalang; lain lubuk lain pula ikannya.” Di masa kini, barangkali kita dapat membuat sebuah padanan peribahasa baru, “Lain padang lain belalang; lain Obama lain pula SBY.”

Selasa, 26 Januari 2010

Bagai mana dengan GIA .........?

Pelajaran Berharga dari ..... Japan Airlines ( JAL )


Membangkrutkan Japan Airlines (JAL) adalah sebuah keputusan politis yang sangat berani dari pemerintahan Jepang yang baru di bawah pimpinan PM Yukio Hatoyama, dari partai DPJ. Hal ini berbeda dengan pendahulunya dari partai LDP, yang memilih kebijakan bail out untuk menyelamatkan JAL. Istilah “too big to fail”, nampaknya tidak berarti bagi JAL.
Operasi JAL yang merugi, hutang yang membengkak, kebijakan penerbangan yang tidak efisien, dan birokrasi yang lambat, membuat kebijakan bail out bagai menebar garam di air laut. Masalah mendasar dari JAL adalah “permainan’ dari segi tiga besi (iron triangle) antara pengusaha, penguasa, dan politisi dalam operasional JAL selama ini. JAL dianggap sebagai sebuah perusahaan besar kebanggaan negeri yang tak boleh bangkrut (too big to fail). Oleh karena itu suntikan likuiditas secara massif diberikan terus menerus kepada JAL. Namun di sisi lain, operasi JAL tidak dibenahi secara serius. Tekanan dari kekuatan politik dan pemerintah pada eksekutif JAL untuk melayani ambisi mereka membuka route-route yang tidak menguntungkan, telah menambah beban operasional JAL. Hal ini ditambah lagi dengan berbagai masalah birokrasi dan remunerasi yang tidak efisien.
Sejak merugi di tahun 2001, lonceng kematian bagi JAL memang seolah hanya menunggu waktu. Tragedi 9/11, wabah virus SARS, Flu Burung, ancaman teroris, di samping resesi ekonomi, telah memukul JAL secara bertubi-tubi. Meski melayani lebih dari 217 airport dan 35 negara, JAL menjadi perusahaan penerbangan yang gemuk dan tidak efisien. Hutangpun membengkak hingga mencapai sekitar Rp 200 triliun.
Bangkrutnya JAL semakin memperkuat adanya masalah serius yang dihadapi oleh perekonomian Jepang. Meski masih memegang gelar sebagai negara dengan perekonomian terkuat nomor dua di dunia, Jepang bagai macan yang terluka. Ekonominya melesu, pengangguran dan kemiskinan meningkat, dan perusahaan besar berguguran. Bangkrutnya JAL adalah kebangkrutan terbesar perusahaan di luar sektor keuangan sejak Perang Dunia ke-II. Oleh karena itu, upaya serius untuk bangkit dari krisis sedang ditempuh oleh pemerintah Jepang.
Upaya bangkit tentu menyakitkan. Kadang ini yang membuat kita enggan berbenah. Dalam kasus JAL misalnya, program restrukturisasi akan memakan banyak korban. JAL harus mem-PHK lebih dari 15.000 karyawannya, memotong fasilitas pensiun, dan menutup route-route domestik yang tidak menguntungkan. Lebih parah lagi, JAL juga harus memotong banyak kontrak dengan biro perjalanan, hotel, dan berbagai jaringan pariwisata yang telah ada selama ini. Hal itu bisa merugikan kalangan pengusaha, penguasa, dan tentu politisi yang punya kepentingan selama ini.
Dari JAL kita belajar, bahwa intervensi yang berlebihan dari pemerintah dan kekuatan politik, akan merugikan sebuah perusahaan atau lembaga. Baik itu perusahaan penerbangan, perbankan, bahkan lembaga negara yang independen, memerlukan ruang bagi professional untuk bekerja. Politisi, penguasa, dan pengusaha (the iron triangle), kadang memiliki tendensi untuk ikut campur dalam kegiatan usaha ataupun lembaga atas nama rakyat. Mungkin tepat apa yang dikatakan oleh Heizo Takenaka, seorang professor di Keio University, bahwa intervensi pemerintah dan politisi pada JAL adalah sebuah kesalahan. Untuk itu, pesannya pada mereka, “Menjauhlah dari JAL !!”
Salam

Wacana Politik n Ekonomi di pagi yang Mendung .....Hehehehehe

Mana Yang Baik n Bagus ......Politikus Profesional or Profesional Politikus......?

Kita kenal idiom bernada sumbang ; “ politik menghalalkan segala cara “. Oleh karenanya, kita patut mencurigai sepak terjang seorang politikus. Muncul kekhawatiran terhadapnya, apapun dapat dilakukan sepanjang agenda politiknya terlaksana. Biasanya diawali dengan janji agar dia dapat terpilih menduduki posisi yang diinginkan, dilanjutkan dengan cara – cara yang ditawarkan untuk memudahkan pencapaian tujuan dan diakhiri dengan argumen sebagai pembenaran akan langkah dan keputusan yang telah diambil. Tentang janji politisi, Nikita Khrushchev pernah mengatakan ; “Politician are the same all over. They promise to build a bridge even where there is no river “. Adapun cara – cara yang digunakan adalah hanya bertujuan agar pada masa berikutnya dia terpilih lagi. Tak pernah memikirkan generasi mendatang, yang penting adalah kursi yang akan datang. Begitulah kata James Freeman Clarke ; “A politician thinks of the next election – a statesman of the next generation” Bagi mereka tiada kawan atau lawan yang abadi, tetapi kepentinganlah yang akan abadi. Rakyat – terutama yang miskin - buat mereka seolah ditempatkan sebagai sasaran perjuangan, padahal sebenarnya hanya dijadikan komoditas atau sarana mencapai tujuan. Simaklah sindiran Art Buchwald ; “Have you ever seen a politician talking to a rich person on TV ?” . Dalam ranah ekonomi dia menggunakan ilmunya sebagai “Dismal Science” yang selalu menyalahkan disiplin lain, manakala hasil yang dicapai tidak sebagaimana yang dirancang, Saat dikritisi atas perbuatannya, dia selalu menempatkan diri sebagai perancang yang tak pernah salah (planner is never wrong ) dan dengan gampang akan mengatakan ; “Man proposes, God disposes”. Itulah watak, kepribadian dan tingkah tak terpuji yang secara intrinksik terbangun di dalam diri kebanyakan politikus. Kesan atau kekhawatiran itu akan membayang manakala kita sedang mengamati kiprah seorang politisi.Berbeda dengan politikus, seorang profesional selalu dibayangkan sebagai sosok dambaan, karena dalam kiprahnya, tercermin pembawaan yang menunjukkan kemampuan teknis yang tinggi dan pengabdian luhur, karena adanya panggilan jiwa yang melatari tingkah lakunya dalam menjalankan pekerjaan ( profesi ). Dengan keahliannya, dia akan mampu menghadapi tantangan berat dan besar, yang keberhasilannya akan menimbulkan decak kekaguman. Pada hakekatnya dia memiliki dua hal yang meningkatkan kualitasnya sebagai manusia beradab dan berbudaya ; adanya keahlian dan tanggung jawab moral, sebagai alas motivasi dalam menggapai keinginan dan cita – citanya. Dengan demikian dia selalu akan menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan sebaik – baiknya dan karena itu tidak diperlukan pengawasan sebenarnya.Lalu, adanya dua sifat dan unsur diatas dalam diri seseorang yang sedang memangku sebuah jabatan politik, apa yang membedakan antara Polikus “Profesional” dengan Profesional “Politikus” ?
Seorang professional “politikus”, yang karena kemampuannya dia memperoleh kehormatan menduduki jabatan politis, bawah sadarnya akan menampilkan pertimbangan – pertimbangan berdasarkan analisis obyektif, dan kemudian menetapkan langkah yang tepat untuk mencapai tujuan.
Sementara, politikus “professional”, yang karena kiprahnya mampu merebut jabatan politik, akan menetapkan langkah mencapai tujuan dengan pertimbangan yang dapat sangat subyektif sifatnya, menggunakan kemampuan teknisnya. Dalam berbagai hal terutama menghadapi masalah besar dalam situasi krusial, sepak terjang politikus “professional” dapat sangat berbahaya. Karena dapat terjadi sebuah penyimpangan atau pembohongan yang AMAT SANGAT DAHSYAT, manakala panggilan jiwa sebagai landasan moralnya telah terdistorsi oleh kepentingan politiknya.
Terkait kasus Bank Century, kiprah Boediono dan Sri Mulyani, sementara menunggu pembuktian, khalayak akan menilai apakah mereka termasuk atau lebih mendekati Politikus “Profesional” atau Profesional “Politikus”.

Memang Ada Apa2 nya di Century ......&^%$#

Kasus Century......... Mengapa Tidak Pilih Opsi Ketiga ........?


Selama ini kita hanya mendengar dua opsi dalam menyelesaikan kasus Century. Opsi pertama, menutup Bank Century dengan menjual asset-aset yang dimilinya. Opsi ini ditengarai akan menimbulkan dampak sistemik berupa dampak tagihan tidak tertagih bagi bank-bank lain dan pemilik dana dan simpanan yang tidak dijamin bagi nasabah di atas Rp 2 milyar serta hilangnya kepercayaan masyrakat terhadap perbankan yang diikuti tindakan rush. Opsi kedua, Bank Indonesia melalui LPS mem-bailout Bank Century dengan dana mencapai Rp 6,7 trilyun untuk menghindari kasus bila memilih opsi pertama. Kita semua tahu bahwa Gubernur Bank Indonesia dan Menkeu atau Ketua KSSK saat itu akhirnya memilih opsi kedua ini.
Namun sesungguhnya ada opsi ketiga, yaitu pengambilalihan Bank Century oleh Bank yang lebih besar sehingga LPS tidak perlu mengeluarkan dana hingga Rp 6,7 trilyun tersebut. Direktur utama Bank Mandiri Agus Martowardoyo sebenarnya sudah menawarkan opsi tersebut pada saat rapat KSSK. Namun, entah dengan pertimbangan apa, Gubernur Bank Indonesia dan Ketua KSSK Sri Mulyani tidak menerima tawaran tersebut. Padahal jika pihak berwenang saat itu mengambil pilihan ini, kita tidak akan menghadapi kasus bank Century seperti saat ini karena opsi ini sebetulnya sudah pernah diterapkan dan berhasil.
Dalam keterangannya di hadapan Panitia Pansus Bank Century, Rabu tgl 21 januari 2010, mantan Menko Ekuin Rizal Ramli memaparkan situasi yang mirip kasus Century tapi dengan skala lebih besar ketika Bank BII di-rush hingga mencapai 0,5 trilyun dalam satu hari akibat kekhawatiran nasabah karena hutang Grup Sinar Mas yang meningkat. Rizal Ramli sebagai Menko Ekuin memanggil Deputi Gubernur BI Anwar Nasution dan Direktur Bank Mandiri E.C.W. Neloe, untuk menyusun scenario bahwa Bank Mandiri akan mengambil alih bank BII untuk menenangkan nasabah. Tapi sesungguhnya tidak ada transaksi antara Bank Mandiri dan BII. Rizal mengancam agar scenario ini tidak bocor kepada siapapun, hanya antara mereka bertiga. Jika bocor, Neloe harus siap-siap dicopot dari jabatan Direktur Bank Mandiri.
Selain memanggil Direktur Bank mandiri dan Deputy Gubernur BI, Rizal Ramli juga memanggil direksi BII dan mengultimatum mereka jika tidak bisa memulihkan BII dalam 3 bulan, maka mereka harus siap-siap cari pekerjaan baru. Hasilnya, menurut Rizal Ramli hanya dalam 6 minggu, BII kembali pulih. Semua uang nasabah kembali masuk.Inilah hal yang paling mendasar yang membedakan antara kasus bank BII dan bank Century. Pilihan skenario “pengambilalihan” bank BII oleh Bank Mandiri dilakukan karena adanya rush yang benar-benar terjadi dan berhasil memulihkan kepercayaan nasabah. Sementara, keputusan melakukan bail-out Bank Century hanya didasarkan kepada kekhawatiran akan terjadi rush.
Dari segi kepemimpinan, keputusan yang diambil Rizal Ramli untuk membuat skenario “pengambilalihan” Bank BII oleh Bank Mandiri dan berhasil memulihkan kepercayaan public tanpa biaya sama sekali menunjukkan kualitas kepemimpinannya dibanding para pihak yang turut mengambil keputusan dan menyetujui bail-out Bank Century. Dalam situasi sulit dan genting, seorang pemimpin diuji untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi kepentingan umum dengan biaya seminimal mungkin.Rizal Ramli menyelesaikan hanya dengan sebuah scenario dan ultimatum, sementara Budiono dan Sri Mulyani gigih membela opsi bail-out meskipun harus dibayar dengan dana Rp 6,7 trilyun.
Di sisi lain, meski telah mengelontorkan dana Rp 6,7 trilyun untuk membail-out Bank Century, permasalahan ternyata belum selesai. Banyak nasabah Century masih terombang-ambing karena dana mereka belum kembali. Walau sudah melakukan demonstrasi dan menyurati Presiden, belum ada kepastian mengenai nasib dana mereka. Timbul pertanyaan, apakah dana Rp 6,7 trilyun tersebut belum memperhitungkan dana nasabah yang belum kembali tersebut? Jika sudah termasuk, mengapa mereka tidak bisa menarik dana mereka kembali? Bukankah tujuan keputusan bail-out justru untuk menjaga kepercayaan masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan dana yang mereka simpan?
Pemimpin dalam segala tingkatan sejatinya identik dengan pengambilan keputusan. Keputusan yang diambilnya akan sangat menentukan kemaslahatan masyarakatnya. Untuk itu, tidak ada salahnya setiap pemimpin belajar dari pemimpin lain yang pernah menghadapi problema yang sama atau mirip. Ketika New York diserang dengan pembajakan pesawat yang menghancurkan gedung WTC, walikota New York Rudy Giullani membaca buku mantan PM Inggeris Winson Chruchill mengenai apa tindakan yang dilakukannya ketika Inggeris diserang bom tentara Jerman. Hasilnya dia mampu kembali membawa New York bangkit. Dengan analogi yang sama, mestinya Gubernur BI dan Menkeu saat itu, bisa mengambil pelajaran dari kasus BII untuk menyelesaikan kasus Bank Century. Terlebih pada saat itu Direktur Bank Mandiri ,Agus Martowardoyo sendiri sudah mengusulkan solusi yang sama dengan yang dilakukan Rizal Ramli. Kita memiliki contoh pemimpin yang memiliki pengalaman konkrit untuk ditiru. Seandainya opsi ini yang diambil, pemerintah saat ini tidak akan kehabisan waktu dan energi menghadapi berbagai persoalan turunan yang tidak terpikirkan saat itu, dan fokus menjalankan program 5 tahunan yang sudah disusun.

Sabtu, 23 Januari 2010

Tips ...... Setting Aman Buat Facebook ...




3 "Setting" Facebook Yang Harus Anda Amankan


................ Semoga Bermanfaat ....










KOMPAS.com — Pada Desember 2009 Facebook membuat perubahan aturan privasi para penggunanya yang mengundang kontroversi. Situs jejaring yang tadinya lebih tertutup itu kini ingin bersaing dengan situs lainnya yang lebih terbuka, seperti Twitter. Kalau pada Desember 2009 Anda benar-benar memerhatikan dan mempertahankan pengaturan pribadi Anda ketika Facebook memunculkan rekomendasi pengaturannya, mungkin Anda termasuk aman. Tapi, kalau Anda cuma memilih pengaturan yang dianjurkan Facebook, ada baiknya Anda melihat lagi informasi apa saja yang bisa dilihat orang dengan pengaturan itu.
Caranya, pertama, arahkan mouse ke menu Setting/Pengaturan di kanan atas, maka akan muncul daftar, lalu klik Privacy Setting/Pengaturan Privasi dari daftar tersebut. Lalu, coba periksa tiga hal berikut dalam pengaturan yang muncul.
1. Siapa yang bisa melihat hal-hal yang anda kemukakan (status, foto, video, dan lainnya)
Pada menu itu, item pertama adalah Profile Information/Informasi Profil, klik bagian itu. Di halaman selanjutnya, carilah Posts by Me/Kiriman dari Saya. Ini bagian yang mengendalikan segala update status, pranala, catatan/notes, foto, dan video.
Kalau Desember lalu Anda hanya mengikuti saran pengaturan standar Facebook, semua informasi itu bisa diakses oleh semua aplikasi dan pengguna Facebook lainnya.
Ada baiknya Anda mengubah pengaturannya menjadi Hanya Teman/Only Friends daripada Semua Orang/Everyone sehingga benar-benar hanya orang-orang yang telah Anda setujui menjadi teman yang bisa melihat perkembangan profil Anda.
Ingat bahwa pengaturan Semua Orang berarti benar-benar semua orang yang memakai internet bisa saja menemukan informasi tersebut. Sementara setting Friends of Friends/Teman dari Teman agak lebih meyakinkan, tapi kalau jumlah teman Anda cukup banyak, bisa saja informasi Anda tersedia untuk ribuan orang yang tak Anda kenal.
2. Data pribadi
Masih pada bagian Informasi Profil, lihatlah item ketiga, keempat, dan kelima, yaitu Birthday/Tanggal Lahir, Religious and Political Views/Kepercayaan dan Pandangan Politik, dan Family and Relationship/Keluarga dan Hubungan. Ketiga data ini sensitif, terutama tanggal lahir karena data ini sering kali menjadi data untuk verifikasi identitas (contoh: untuk beberapa layanan perbankan lewat telepon).
Kalau Anda menggunakan standar Facebook dari Desember lalu, ketiga data ini bisa dilihat semua orang. Ada baiknya Anda juga mengubah ini menjadi Hanya Teman/Only Friends untuk alasan yang sama seperti sebelumnya.
3. Apakah Google bisa melihat data di Facebook?
Kembali ke halaman Pengaturan Privasi/Privacy Setting, klik Pencarian/Search, yaitu item keempat. Memang Facebook pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Facebook tidak meneruskan informasi ke Google dan bahwa orang yang mencari nama pengguna Facebook di Google hanya akan diarahkan ke halaman profil pengguna itu dan hanya diperlihatkan informasi mendasar. Ini memang benar, tapi harus Anda lihat juga informasi mendasar yang muncul itu apa saja.
Item kedua di halaman ini, Public Search Result/Hasil Pencarian Umum, memiliki kotak centang di kanan yang bertuliskan "Izinkan/Allow". Ada baiknya Anda hapus centang pada kotak itu. Kalau Anda mau membandingkan hasilnya, coba saja klik di pranala Lihat Pratayang/See Preview di sekitar akhir penjelasan item kedua itu. Pranala itu bisa menunjukkan seperti apa tampilan profil yang muncul bagi orang yang sama sekali bukan teman Anda di Facebook, tapi menemukan halaman profil Anda lewat fitur pencarian Google. Bisa Anda bandingkan bedanya tampilan ini bila kotak Izinkan tadi dicentang atau tidak.
Ketiga pengaturan di atas bisa Anda kuasai dalam lima menit. Jangan tunggu sampai ada kejadian buruk baru Anda mengamankan informasi tentang Anda.

Kamis, 21 Januari 2010

Peduli Sesama .....

Pernahkah ... Kau Merasa .... Hatimu Hampa
Pernahkah ... Kau Merasa .... Hatimu Kosong

Pernahkah anda menabrak orang lain, lalu anda pergi begitu saja tanpa melihat dan peduli terhadap penderitaan orang itu?Pernahkah anda menolak memberi sedekah kepada seorang pengemis yang begitu lusuh dan kelelahan, sementara anda punya uang cukup banyak waktu itu?Pernahkah anda menolak meminjamkan sedikit uang kepada tetangga, famili atau rekan kerja yang sebenarnya memang sangat butuh bantuan anda?Pernahkah anda melakukan suatu perbuatan yang efeknya merugikan orang lain secara moril ataupun materil? Yang kecil-kecil saja, seperti membuang sampah tidak pada tempatnya, atau memarkir kendaraan sehingga mengganggu kelancaran jalan orang lain..
Jawaban pastinya, hampir setiap kita pernah melakukan perbuatan yang tidak semestinya. Perbuatan yang merugikan orang lain, setidak-tidaknya tidak memberikan hak orang lain yang Allah titipkan kepada kita. Seperti membantu orang yang lebih lemah dari kita.Bila anda memang pernah atau telah beberapa kali melakukannya, adakah dari nurani yang paling dalam muncul pertanyaan bagaimana rasanya bila yang dirugikan itu adalah diri anda sendiri? Bagaimana pula bila yang mengalami adalah orang tua, suami atau isteri, anak, adik, kakak atau orang-orang yang paling dekat hubungan emosionalnya dengan kita? Bila hal itu terjadi, maka jawaban pastinya adalah kesal, dongkol, marah bahkan bila mungkin ingin membalas dengan perbuatan yang setimpal. Begitu pulalah perasaan dari orang-orang yang pernah kita rugikan, sengaja atau tanpa sadar kita lakukan. Apalagi yang sering dirugikan.Begitulah manusia, memiliki kecendrungan untuk bersikap individualis (egois), angkuh, sombong dan memandang rendah orang lain. Terlebih bila ia memiliki kelebihan. Padahal tidak seorang manusia di dunia ini yang tidak memiliki berbagai bahkan banyak kekurangan, sehingga ia butuh orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekalipun kebutuhan itu mampu ia bayar (beli) dengan apa yang ia miliki. Namun yang pasti ia sangat membutuhkan eksistensi dan fungsi orang lain dalam hidupnya.Taroklah ia kaya, kuat, cerdas, dan mungkin penguasa. Namun demikian tetap saja ia memerlukan orang lain untuk membantunya mewujudkan apa – apa yang ia ingikan. Jangankan untuk hal-hal yang besar, untuk mandi saja seorang manusia super masih butuh bantuan. Ia perlu handuk, sabun, odol dan air bersih. Semuanya tak bisa ia bikin sendiri. Ia bisa beli, tapi bukankah membeli berarti butuh orang yang menjual, yang mengantar ke penjual dan juga produsernya.Kesimpulannya kita manusia adalah makhluk lemah yang memiliki kekuatan atau dibalik makhluk kuat yang punya banyak kelemahan. Maka tidak seorangpun yang bisa hidup sendiri, secara pisik dan juga psikis.Secara sosial, ekonomi dan juga psikis hidup manusia memiliki ekosistem. Merusak satu saja mata rantai ekosistem tersebut berarti mengundang petaka (besar atau kecil) bagi manusia itu sendiri. Melakukan perbuatan yang merugikan atau tidak memberikan hak seseorang yang diamanahkan kepada kita sebenarnya berarti merusak ekosistem kehidupan yang pada akhirnya efek negatifnya yang bermuara kepada sipelaku. Oleh sebab itu sangat mudah dipahami mengapa dalam ajaran setiap agama, penganutnya diperintahkan untuk peduli terhadap kepentingan atau kebutuhan orang lain, terutama yang hidupnya bersentuhan dengan kita.Secara teologis dalam Islam orang-orang yang tidak memiliki kepedulian terhadap sesama terutama yang lebih lemah darinya (fakir miskin) diklem oleh Allah Swt. Sebagai pendusta agama (QS. 107; 1-3). Orang yang sebenarnya menurut pandangan Allah tidak mengakui akan terjadi hari pembalasan kelak di akhirat, satu rukun iman yang enam. Seiring dengan hal itu, Muhammad Saw. Menyatakan bahwa seseorang dalam Islam belum dapat dikatakan beriman sampai ia memiliki rasa cinta dan kasih sayang kepada saudaranya seiman sebagaimana ia mencintai dirinya.Sebaliknya, bagi umat Islam yang dengan ikhlas membantu orang lain Allah menjanjikan kehidupan surga baginya, dunia dan akhirat. Kelapangan hidup, kemudahan urusan dan kedamaian adalah wujud dari surga yang dijanjikan Allah bagi orang-orang yang bersedia mengulurkan tangan membantu saudaranya. Artinya membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan sesungguhnya membantu diri sendiri, karena demikianlah ekosistem kehidupan yang Allah tetapkan bagi manusia. Siapa menanam siapa menuai.Demikian pula dalam agama Nasrani, suruhan menebar kasih sayang menjadi ajaran penting yang diperintahkan kepada setiap Kristiani dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya halnya dengan agama Hindu dan Budha

Awali pagi ini dengan .......Bissmillahirrahmaniirrahiiimm

Indahnya ..... Bersyukur pada Allah SWT

hmm…. Subhanallah betapa banyaknya karunia Allah untuk kita, kesehatan, nikmat iman dan semua nikmat yang Allah berikan kepada kita tidak dapat kita torehkan dalam tinta - tinta tak dapat kita ucapkan dengan kata2… sungguh banyak… namun terkadang kita kurang bersyukur (bahkan lupa bersyukur) untuk bangun pagi saja kita terkadang lupa untuk sekadar bersyukur yah bersyukur bahwa kita masih diberikan nafas kehidupan oleh sang pencipta “alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur”
itu hanya contoh kecil dalam kehidupan. bagaimana dengan nikmat Allah yang lain??
ketahuilah bahwanya bersyukur itu akan semakin mendekatkan kita kepada Allah, karena kita selalu mengingatNYA. Subahanallah…
ketahuilah pula bahwasanya dengan bersyukur maka akan membuat hati kita tennag dan bahagia…
maka bersyukurlah kepada Allah dan berterimakasihlah kepada manusia…
semoga pagi ini akan membuka pintu hati kita untuk belajar mensyukuri semua yang ada..
Bismillahirrahmaniirrahim…….

Cerita Tentang Wanita ...... Perlu di Baca Pria

Cerita Pagi ....... Wanita dan Pakaian


Pada suatu hari ada seorang wanita berniat merapikan baju2nya di lemari, maksudnya yang udah gak dipakai mau dikeluarkan aja, sebagian disumbangkan… Sambil dilihat2, dipilih, dipegang satu persatu, sambil menimbang2 dalam hati: “ sebenernya yang ini jarang dipake tapi sayang dulu belinya mahal’, lanjut ke baju yang lain:” klo ini udah jaman dulu tapi warnanya masih awet, simpen aja deh”.. lanjut lagi…” yang ini sebenernya udah gak muat sih, tapi merk perancang nih..”, lanjuttt… “ yang ini udah gak model lagi, tapi bahannya bagus, sayang..”
Beberapa hari kemudian sang wanita sibuk memilih baju untuk ke pesta, sudah lama pilih2 dari lemari tapi belum selesai juga…akhirnya suaminya tanya: “ udah ketemu bu baju yang mo dipake?”.. “ belum pak.. (masih sambil sibuk pegang dari satu baju ke baju yang lain), “lho kan ada banyak tinggal pilih aja satu?” kata si misua heran, trus kata istrinya “ yang ini modelnya udah gak jaman, yang ini nanti aku keliatan kurang langsing, yang ini udah gak muat, yang ini udah dipake kemaren, yang ini juga udah pernah dipake, aduh aku kok gak punya baju ..???”
Jeeeeeeeeeeeeee....................Hehehehehehehehehe

Rabu, 20 Januari 2010

Kalau Bersih..... Mengapa Harus Risih ..... Hehehehe

Terus meluruskan Fitnah ......... Seperti Selebritis yang ngomong di Infotaiment


Di rapat pansus saat memanggil Susno, anggota dewan yang terhormat Ruhut Sitompul mengatakan Demokrat di fitnah, Ibas di fitnah, tolong jangan fitnah kami.
Di depan rapat bupati-bupati di Jawa Timur, SBY entah untuk kesekian kalinya mengatakan ini fitnah, fitnah yang keji.
Saya jadi ingat banyak komentar di kompasiana bilang “kalau bersih, kenapa risih?”
Kenapa mesti resah dengan fitnah, pembunuhan karakter dan hal-hal yang disebut SBY “tidak ada dan tiba-tiba sekarang menjadi ada”. Coba saja baca buku biografi orang besar siapapun,
1. adakah diantara orang-orang itu yang tidak kena fitnah?
2. seberapa banyak dari mereka yang tidak bisa memanfaatkan jabatan dan kekuasaan mereka untuk kemaslahatan yang luas hanya karena sibuk meluruskan fitnah
3. kalau orang yang berilmu tentang apa itu hakikat fitnah, dia tidak akan kebakaran jenggot hanya karena di fitnah

Wassalam.......

Minggu, 17 Januari 2010

Mangana-ngana Kaji Lamo ....... Hehehehe

Pagi2 Udah Menghayal .......... Negeri Rantau ........ dan Kampung Halaman ....... Hehehehehe
Filosofi Urang Minang ........ Marantau katiko Mudo .......... Alah Sukses alias Berhasil ...... Pulang ka Kampuang untuak Mambangun Nagari........Jaan Sampai Binaso ..........Kaluak Paku Kacang Balimbiang ....... Tampuruang Lenggang Lenggok kan ...... Anak di Pangku ..... Kamanakan di Bimbiang ...... Urang Kampuang di Patenggangkan ...... Tenggang Nagari .......Jaan Sampai Binaso ............ Anak di Pangku jo Pancarian ........ Kamanakan di Bimbiang jo Pusako ...... Bravo Ranah Minang ........ Ranah Bundo



Jumat, 15 Januari 2010

Cerita Humor di pagi Sabtu ....... Cerah tapi sedikit Mendung ...... Hehehehe

Ini cerita tentang operasi tibum untuk menertibkan para kupu-kupu malam di suatu lokasi dekat rutan Pondok Bambu.
Mumpung masih ‘anget’ pembicaraan tentang berubah fungsi-nya penjara yang sering diidentikkan dengan istilah ‘hotel prodeo’ yang baru-baru ini bisa disulap jadi kamar senyaman hotel beneran tanpa kata ‘prodeo’. Hehehehehehehe
Alkisah, ada beberapa wanita muda yang terjaring operasi tersebut sedang didata sambil berbaris. Melihat para wanita berbaris, seorang nenek tua bertanya kepada orang yang menonton disana, ada apa ...........?
Lalu dijawab sekenanya oleh seorang yang iseng: ada pembagian permen dan coklat, nek !
Terdengar petugas mulai memanggil satu persatu: si A terbukti… masuk Pondok Bambu, si B terbukti…. masuk Pondok Bambu dan seterusnya, sampailah giliran si nenek… petugas pun bingung, dan langsung bertanya: “Emangnya nenek masih bisa ???” Dan dijawab oleh si nenek dengan santai….. Kalu cuma emut-emut dan isep-isep aja sih, nenek pasti masih bisa, cucu !!! Seraya terkekeh hehehe….
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat sekaligus menghibur.

Peringatan Bagi Para Orang Tua

Mengaku Diculik....Disekap.....trus Diperkosa...... Eeeehhhh rupanya Pereks.....Hehehehe

BOGOR, KOMPAS.com — Seorang remaja putri berusia 17 tahun, sebut saja namanya Vis, membuat keluarganya terpukul dan sejumlah aparat Kepolisian Resor Kota Bogor sibuk sepanjang Kamis siang hingga Jumat siang (15/1/2010). Sebab, Vis mengaku tidak pulang tiga hari karena diculik, disekap, dan diperkosa oleh lima laki-laki secara bergilir."Bagaimana kami tidak sibuk. Bapaknya, SMS (53), melapor bahwa anak perempuannya menjadi korban penculikan dan pemerkosaan selama tiga hari. Yang datang melapor ke kami memang bapaknya, bukan Vis. Itu tentu seketika menjadi perhatian kami," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Bogor Ajun Komisaris Irwansyah, Jumat petang tadi.Polisi pun segera memeriksa dan menyidik Vis, yang bersama orangtuanya berdomisili di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kepada penyidik, Vis mengaku diculik dengan lebih dulu dibujuk, lalu dibius, dan ketika sadar sudah ada di dalam sebuah kamar. Dia pun mengaku, selama disekap, dia diperkosa dan dipaksa melayani laki-laki hidung belang.Vis juga menyebut nama-nama penculiknya, yakni ID (26), DV (25), dan DN (26). Selain DN, dua penculiknya itu adalah perempuan. Semuanya warga Kota Bogor.Polisi pun bergerak cepat menangkap ketiganya dan membawa ke Kantor Polres. Kepada polisi, ketiganya mengaku tidak menculik Vis, tetapi mereka mengaku bahwa Vis adalah salah seorang rekanan mereka.Maksudnya, jika ada pria hidung belang yang membutuhkan teman kencan, maka ketiga orang tersebut akan menyediakan perempuan muda. Salah seorang yang disodorkan ketiganya tidak lain adalah Vis, dengan tarif Rp 500.000 sekali berkencan.Ketika dikonfrontasikan, akhirnya Vis mengaku bahwa dia telah berbohong kepada orangtuanya. Dia takut dimarahi orangtuanya karena tiga hari tidak pulang karena selama ini dia belum pernah menginap sampai tiga hari.Dia akhirnya juga mengaku memang kadang menjadi teman kencan laki-laki hidung belang karena tergiur uang imbalannya.Karena ternyata Vis telah berbohong kepada keluarganya, orangtua Vis pun mencabut laporan ke polisi. "Kami juga sulit memerkarakan ID, DV, dan DN, yang dapat dikatakan sebagai mucikari atau perantara praktik prostitusi. Sebab, keluarga korban memohon agar Vis jangan lagi dilibatkan," kata Irwansyah.Orangtua Vis akhirnya akan menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dengan ID, DV, dan DN. Ketiganya juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya kepada Vis.

Kamis, 14 Januari 2010

Tips Indah di Pagi Jum'at yang penuh Berkah ..... InsyaAllah



Tetapkan Tujuan Hidup.......


Teman…

“Without goal ,and plans to reach them ,you care likea ship that sail with no destination” (Frit hurgh dodson)

Itulah perumpama’an bagi orang yang tidak punya tujuan dalam hidupnya.Banyak orang melakoni peran nya ,tapi tidak tau arah hidup yang ingin di tujunya.Mereka-reka hidup adalah apa yang kemudian di lakukan nya.bila suatu hal buruk terjadi,mereka akan berdalih nasib tak berpihak padanya.Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan hidupnya pada usia tua.sangat di sayangkan memang sering kali orang tidak mau berani melakukan perubahan dalam hidupnya.Dia hanya menunggu ,dan menunggu adanya perubahan tersebut,,,,,hingga akhirnya tujuan hidupnya tidak tercapai.
Sebenarnya tidak masalah jika kita harus mengubah tujuan hidup beberapa kali.hal yang terpenting adalah setiap sa’at kita mempunyai tujuan hidup yang ingin di capai.setidaknya kita tau ke mana kita akan berjalan dan strategi apa yang harus di ambil.
5 cara yang bisa kita pakai untuk menetapkan tujuan hidup:

*1.apa sebenarnya keinginan kita?Tanyakan pada hati nurani,apa sebenarnya keinginan kita untuk beberapa tahun ke depan.tidak ada salahnya kita bermimpi ,kita tidak malu mengakuinya,lagi pula toch tak ada biaya yang harus di keluarkan untuk sekedar bermimpi.
*2.Kumpulkan informasiDengan mengumpulkan informasi ,kita akan bisa lebih mudah mencapai tujuan yang di inginkan .jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan yang kita inginkan,belajarlah dari mereka lakukan apa yang mereka kerjakan.
*3.Jangan diamLakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan membawa kita pada pada impian hidup yang di inginkan.
*4.Tingkatkan kemampuanJika ada cara yang kita lakukan terbukti efektif dan mendekatkan pada tujuan yang ingin di capai ,maka alangkah baiknya jika kita berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan menambah kinerja agar tujuan hidup kita lebih cepat tercapai.
*5.Hanya kepada Allah swt kita menyembah dan memohon pertolongan.

Jika ke lima hal di atas kita lakukan secara terus menerus tanpa lelah dan bosan.insyallah kita akan mendapatkan tujuan hidup yang di inginkan.kita ibaratnya seorang “Pemahat” atas gambaran hidup kita sendiri.Dan seorang pemahat yang baik akan selalu memilki “Planning” terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil terbaik.dalam hal ini kita hanya bisa sebesar dan sebagian sebagaimana tujuan yang telah kita tentukan ,oleh sebab itu pahatlah diri kita sebaik mungkin.

referensi:

anna ahira asian brain

Minggu, 10 Januari 2010

Bapak Yang Bijaksana n Bijaksini ...... hahahaha



Dasar Pesumo ......... Dari kecil pun sudah mulai di perkenalkan bakal calon Lawan nya nanti ..... hehehehehehehe

Gambar Peta Laut Indonesia

Batas Wilayah Indonesia ...


Batas Wilayah Laut Indonesia





Pembagian Wilayah menurut Konvensi Hukum Laut PBB ... Montego, Caracas tahun 1982


Klasifikasi Wilayah Laut Menurut Kedalamannya

Sejarah Bangsaku ....... Yang Ter Abaikan .... hehehe

Samudera Indonesia ...... Atau .... Lautan Hindia......... ?


Dulu, di tahun 1970-an ketika saya bersekolah di SD ada yang masih melekat di memori saya mengenai pelajaran tentang Indonesia. Menurut guru SD saya saat itu, Indonesia letaknya strategis. Berada di garis khatulistiwa, terletak di antara 2 benua besar, benua Australia dan benua Asia. Juga terletak di antara 2 samudera besar yaitu samudra Indonesia dan samudra Pasifik. Sejak itulah selalu melekat di otak saya bahwa lautan yang berada di selatan Indonesia itu bernama samudra Indonesia. Kondisi itu ditambah lagi dengan fakta bahwa di setiap peta Indonesia saat itu selalu bertuliskan Samudera Indonesia untuk menunjukkan nama samudera di selatan Indonesia. Terus terang saya lebih bangga dengan kata “samudera” ketimbang “lautan” karena terasa lebih gagah gitu, kayaknya Bung Karno sukses menanamkan kebanggaan itu kepada saya he…he…..
Merunut kepada sejarah, dulu dunia internasional tidak mengakui adanya konsep negara kepulauan (Archipelagic State). Berdasarkan Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) dunia internasional hanya mengakui Indonesia sebagai negara daratan di mana batas wilayah laut yang diakui hanyalah sebatas 3 mil dari garis pantai. Untuk kasus di Indonesia, jadi dulu negara kita terbelah-belah terutama wilayah lautnya. Sumatera dan Kalimantan terbelah oleh perairan internasional, begitu juga antara Jawa dan Kalimantan serta Kalimantan dan Sulawesi. Semuanya gara-gara jarak antara kedua pulau tersebut melebihi 3 mil sehingga sisanya di tengah akhirnya menjadi perairan internasional yang menguntungkan armada negara-negara besar dan merugikan pertahanan dalam negeri seandainya kita diserang negara lain.

Bukan Bung Karno namanya kalau tidak mau dan tidak mampu merubah konsep internasional yang sudah puluh tahunan umurnya itu. Tanggal 13 Desember 1957 PM Indonesia Ir. Djuanda Kartawidjaja mengeluarkan deklarasi yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. Deklarasi itu menyatakan, bahwa segala perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya, adalah bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian dari perairan pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia. Penentuan batas laut 12 mil yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik terluar pada pulau-pulau Negara Republik Indonesia akan ditentukan dengan Undang-undang.

Konon, Bung Karno mendapat inspirasi tentang konsep negara kepulauan setelah berdiskusi dengan Dr. Sam Ratulangie mengenai buku yang ditulis Dr. Sam Ratulangi berjudul Indonesia In Den Pacific (1938). Karena itulah setelah ia menjadi presiden dikumpulkanlah para ahli sejarah dan kelautan untuk disekolahkan dan melakukan penelitian untuk membantah konsepsi pemikiran barat tentang oceanologi dan oceanografi. Untuk mendapatkan pengakuan internasional, dikerahkanlah ahli-ahli tersebut yang kemudian menjadi diplomat ulung saat itu (bandingkan dengan diplomat kita sekarang he…he…). Bisa dicatat nama Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja dan Prof. Hasyim Djalal. Bahkan lebih jauh dari itu, Indonesia mengusulkan adanya ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) sampai maksimal sejauh 200 mil dari pulau terluar untuk memungkin negara kepulauan mengambil keuntungan ekonomis dari wilayah tersebut. Hebatnya, setelah mengalami penolakan dari negara-negara besar termasuk AS, delegasi kita menang dan berhasil menggolkan proposal tersebut. Deklarasi Djuanda akhirnya dapat diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982).
Sejak itulah Bung Karno memperkenalkan nama Samudera Indonesia untuk menandai wilayah laut dan ZEE yang diakui oleh dunia internasional itu. Inilah petikan pengakuan Bung Karno yang diambil dari buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat:
“Aku ingin agar Indonesia dikenal orang. Aku ingin memperlihatkan kepada dunia, bagaimana rupa orang Indonesia. Aku ingin menjampaikan kepada dunia, bahwa kami bukan “Bangsa jang pandir” seperti orang Belanda berulang-ulang kali mengatakan kepada kami. Bahwa kami bukan lagi “Inlander goblok hanja baik untuk diludahi” seperti Belanda mengatakan kepada kami berkali-kali. Bahwa kami bukanlah lagi penduduk kelas kambing jang berdjulan menjuruk-njuruk dengan memakai sarung dan ikat-kepala, merangkak-rangkak seperti jang dikehendaki oleh madjikan-madjikan kolonial dimasa jang silam. Setelah Republik Rakjat Tiongkok, India, Uni Soviet, dan Amerika Serikat, maka kami adalah bangsa jang kelima didunia dalam hal djumlah penduduk. 3000 dari pulau-pulau kami dapat didiami. Tapi tahukah Saudara berapa banjak rakjat jang tidak mengetahui tentang Indonesia ? Atau dimana letaknja ? Atau tentang warna kulitnja, apakah kami sawomatang, hitam, kuning atau putih ? Jang mereka ketahui hanja nama Sukarno. Dan mereka mengenal wadjah Sukarno.Mereka tidak tahu, bahwa negeri kami adalah rangkaian pulau jang terbesar didunia. Bahwa negeri kami terhampar sepandjang 5.000 kilometer atau menutupi seluruh negeri-negeri Eropa sedjak dari pantai Barat benuanja sampai keperbatasan paling udjung disebelah Timur.Mereka tidak tahu, bahwa kami sesudah Australia adalah negara keenam terbesar, dengan luas tanah sebesar dua djuta mil persegi. Mereka umumnja tidak menjadari, bahwa kami terletak antara dua benua, benua Asia dan Australia, dan dua buah Samudra raksasa, Lautan Teduh dan Samudra Indonesia”
Dari situlah kenapa pada jamannya Bung Karno memperkuat Angkatan Udara dan Angkatan Laut sampai disegani oleh kawasan Asia Pasifik. Selain alasan Trikora (merebut Irian Barat), penguatan Angkatan Udara dan Angkatan Laut juga sebagai konsekuensi atas mekarnya wilayah laut dan udara Indonesia karena Deklarasi Juanda tersebut. Kita juga butuh Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang kuat karena konsep negara kepulauan juga memberikan tanggung jawab kepada RI untuk menyediakan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) di mana semua armada internasional diperbolehkan untuk melintas dari Samudera Pasifik ke Samudera Indonesia atau sebaliknya. Supaya ALKI tidak disalahgunakan oleh armada asing, maka kita butuh Angkatan Udara dan Angkatan Laut untuk mengawalnya. Itulah konsep negara peninggalan Pak Juanda dan Bung Karno yang kita generasi penerusnya harus mampu menjaganya.
Tapi apa yang terjadi sekarang ini ? Konsep penguatan TNI AL kita menurun dari Blue Navy (tataran armada samudera) ke Green Navy (tataran armada laut). Bila di jaman Bung Karno kita punya belasan kapal selam canggih sekarang kita hanya punya 2 saja, itu pun yang satu sedang direparasi di Korea Selatan. Bila dulu kita punya kapal perang kelas penjelajah dan destroyer, sekarang untuk punya kapal korvet saja DPR debatnya nggak habis-habis he..he.. Hal yang sama juga terjadi pada TNI AU kita.

Tapi, okelah kalau karena alasan uang kondisi TNI AU dan AL kita kedodoran. Tapi ada satu hal mendasar yang juga mulai lenyap dari otak kita dan otak anak-anak kita. Dan itu akan berpengaruh kepada paradigma kita dan anak-anak kita sekarang dan di kemudian hari. Coba perhatikan, sekarang saya sudah tidak pernah mendengar lagi orang (pejabat dari yang tertinggi sampai yang terendah, pendidik, bahkan wartawan) menyebut “Samudera Indonesia” untuk mempercakapkan tentang wilayah laut bagian selatan kita itu. Kelihatannya supaya terlihat sok internasional, kita sekarang lebih senang menyebutnya Lautan Hindia ketimbang Samudera Indonesia. Saat saya melihat peta dan atlas negara kita kepunyaan anak saya, tiada lagi kata “Samudera Indonesia” di sana, yang ada hanyalah kata “Lautan Hindia”. Tampaknya ada upaya cerdas dan sistematis untuk menghapuskan kata “Samudera Indonesia” dari ingatan kita dan anak cucu kita.
Lautan Hindia memang nama resmi internasional untuk samudera luas di dunia bagian selatan itu, tapi Samudera Indonesia adalah nama resmi dari Bung Karno untuk menunjukkan bagian kecil Lautan Hindia yang menjadi wilayah laut dan ZEE negara kita. Tapi sekarang kita berusaha melupakannya secara sadar dan sengaja. Jadi jangan heran kalau suatu saat nanti anak cucu kita tidak menganggap lagi lautan di selatan Jawa itu bukan kepunyaan Indonesia tapi kepunyaan India, kan namanya Lautan Hindia ?!
Terus terang saya salut kepada Bung Karno yang kreatif menanamkan kebanggaan nasionalisme ini, sayang kreatifitas itu tidak dimiliki oleh pemimpin berikutnya. Sekedar ajakan, bagaimana kalau kita populerkan kembali nama “Samudera Indonesia” ini ?
Sumber pustaka :
Cindy Adam, Bung Karno Penyambung Lidah rakyat Indonesia

Btw ........... Kok Bisa Yaaa........... ?


Duh...... Enak nya di Penjara ...... Hehehe
Arthalyta Suryani alias Ayin dimintai keterangan oleh anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, Yunus Husein, di ruang tahanannya saat satgas tersebut melakukan inspeksi mendadak di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Minggu (10/1). Ayin setidaknya dari pagi hingga malam berada di sel berukuran 8 meter x 8 meter yang dilengkapi fasilitas kulkas, TV layar datar, dan penyejuk ruangan

Duit .... Loe Emang Raja ..... Hehehe

Di Hotel ....... Atau di Penjara ......? Hahahaha

JAKARTA, KOMPAS.com - Inspeksi mendadak oleh anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, Minggu (10/1/2010) malam, di Rumah Tahanan Khusus Wanita Kelas II A Pondok Bambu, Jakarta Timur, menemukan sejumlah fakta mencengangkan.
Sejumlah ruangan di dalam gedung perkantoran, yang berada di dalam kompleks rutan tersebut, seharusnya gedung untuk perkantoran petugas rutan, disulap menjadi ruang pribadi mewah yang dipakai beberapa narapidana semacam terpidana kasus suap Arthalyta Suryani dan terpidana seumur hidup kasus narkoba, Limarita.
”Tadinya saya cuma dengar kabar ada fasilitas mewah diberikan kepada narapidana tertentu, tapi baru sekarang saya lihat sendiri. Ternyata jauh lebih luar biasa. Tadi kami lihat sama-sama, ruangan Limarita malah punya ruang karaoke khusus yang begitu mewah,” ujar anggota satgas, Yunus Husein, tertawa.
Yunus bersama dua anggota satgas lain, Denny Indrayana dan Mas Ahmad Santosa, mendatangi satu per satu ruangan mewah itu dan mengajak keduanya bicara. Ruangan mewah milik Arthalyta berada di lantai tiga gedung dan mendapat giliran pertama yang mereka kunjungi. Saat para anggota satgas dan wartawan tiba, Arthalyta tengah menjalani perawatan wajah dari seorang dokter spesialis dengan peralatan khusus di dalam ruangan itu.
Sementara itu, ruang Limarita berada di lantai dua. Dalam pengamatan Kompas, orang luar dipastikan tidak akan menyangka bahwa ruangan di gedung perkantoran tersebut ”dialihfungsikan” menjadi ruang tahanan mewah, yang fasilitasnya setara hotel bintang lima. Hal itu karena bangunannya sebetulnya berfungsi sebagai gedung perkantoran dan letaknya terpisah dari bangunan blok-blok sel yang ada di rutan tersebut.
Total blok sel yang ada berjumlah lima blok, yang diisi berdesak-desakan oleh sedikitnya 1.172 narapidana.
Fasilitas mewah yang ada di setiap ruangan keduanya adalah alat penyejuk ruangan, pesawat televisi layar datar merek terkenal, perlengkapan tata suara dan home theatre, lemari pendingin dan dispenser, serta telepon genggam merek Blackberry.
Ruang khusus karaoke
Di ruang Limarita terdapat ruang khusus untuk karaoke. Dua ruangannya dilengkapi seperangkat furnitur mewah dari kulit dan tempat tidur. Di kamar Arthalyta terdapat beberapa macam permainan anak-anak dan tempat tidur bayi dan dewasa.
Limarita mengakui semua fasilitas barang mewah yang ada di ruangannya dibelinya sendiri dan kemudian diserahkan sebagai milik Darma Wanita rutan tersebut.
Saat akan memasuki gedung rumah tahanan, para anggota satuan tugas dan sejumlah wartawan yang ikut sempat nyaris bersitegang dengan sejumlah petugas rumah tahanan.

Jumat, 08 Januari 2010

Tips Nyaman ........ di Pagi Hari .....

Biar Perjalanan Lebih Nyaman


Perjalanan ke kota/kabupaten yang baru membuat kita perlu informasi yang benar, baik tentang tempat makan yang enak, informasi hal yang dibutuhkan. apalagi kalau tempat tujuan adalah kota atau kabupten dimana disana kita tidak memiliki teman, nah beberapa tips pengalaman traveling :
1. cari tempat makan yang enak atau murah, biasanya kalau enak atau murah banyak pelanggangnya, lihat2 saja yang mana rame disitulah coba makan.
2. kalau mau cari informasi tentang arah, harga dll kemudian takut di bodoh-bodohi coba tanya polisi, atau bertanya di jamaah masjid setelah ato sebelum sholat, rata-rata yang datang kemasjid orang baiklah, kalaupun mau nipu rasa takut dosa, tidak tahu kalo sudah diluar masjid.
3. kalau takut kehilangan sendal/sepatu mahal anda dimasjid oleh orang-orang diluar jamaah, kalau tidak ada tempat penitipan sepatu/sendal, maka pisahkan penyimpanan “kaki kiri” pintu utara “kaki kanan” pintu selatan.
4. kalau mau bayar angkot dll, coba tanya sesama penumpang/pelanggang, ataukah diam2 saja kemudian kalau turun berikan uang besar nantinya sambil gaya orang sana.
5. coba gaya militer/polisi biasanya orang-orang agak segan.
6. terakhir tentunya berakhlak baik sama siapa saja, senyum mau berbagi, bicara yang baik akan memperlancar urusan.
7. pertama dan terakhir berdoalah.
itu beberapa tips berkunjung dan mengelilingi kota/kabuapten asing buat kita

Catatan Ringan di Pagi Hari .......... Hehehehehe


Notes ( 09 Januari 2010 ) : Terima Kasih buat Sahabat


Pekerjaan pertama ( dan sangat menyenangkan ) yang aku lakukan setiap pagi adalah membaca email, status-status sahabat di fb. Email dan status-status di fb dari sahabat-sahabat selalu menjadi prioritas pertama yang wajib dibaca terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas. Aku selalu berbunga-bunga, tertawa lebar, tak jarang terharu sampai berkaca-kaca, terus menangis tersedu-sedu ( kalo sudah sedih banget hiks hiks hiks ), membaca apa saja yang sahabat-sahabatku ceritakan. Begitu lekatnya celotehan sahabat-sahabatku melalui email dan facebook dalam kehidupanku.Banyak pelajaran dari kehidupan yang aku lalui setiap hari dari hal-hal kecil yang terkadang dianggap sepele. Dari celotehan sahabat-sahabatku aku belajar untuk dapat berempati bila mereka bersedih, bila sahabat-sahabatku marah-marah aku belajar untuk sabar, dari sahabar-sahabatku yang cerewet aku belajar untuk diam. Begitu banyak guru-guru yang dapat aku pelajari setiap hari, setiap jam dan setiap detik. Kahlil Gibran, dengan indah menulis : “Aku belajar diam dari yang cerewet, toleransi dan yang tidak toleran dan kebaikan dari yang jahat. Namun anehnya aku tidak pernah merasa berterima kasih kepada guru-guruku ini”.
Aku belajar mendengarkan dari sahabatku yang cerewet, belajar bersikap fleksibel dari sahabatku yang kaku, belajar kejujuran dari yang pembohong, belajar kesetiaan dari mantan pacar yang berselingkuh ( xixixixi ), belajar sabar dan tegar dari sahabatku yang sakit.
Aku menemukan begitu banyak pelajaran berharga dalam hidupku dari guru-guruku, dari celotehan, email curahan hati, atau curhat lewat sms atau telpon, orang-orang yang aku temui setiap hari di kantor, dalam perjalanan menuju kantor dan banyak lagi. Semua itu membuatku telah belajar sesuatu dan membuat jiwaku untuk menjadi lebih bijak.
Jadikan setiap orang menjadi guru, setiap tempat menjadi sekolah dan setiap jam adalah jam pelajaran ~ Gobin Vashdev
Hidup memang harus dinikmati dan disyukuri setiap detiknya dan terima kasih buat sahabat-sahabatku.

Rabu, 06 Januari 2010

Di Rumah Gubernur pun Mati lampu ...... Hehehehe

Jaringan Memble, Listrik di Riau Padam Lagi


Sumber : ANT
PEKANBARU, KOMPAS.com - Kerusakan jaringan listrik mengakibatkan sejumlah daerah di Kota Pekanbaru, Riau, mengalami pemadaman listrik pada Rabu malam (6/1). Kondisi tersebut juga sempat mengganggu acara Gubernur Riau Rusli Zainal, yang sedang memaparkan keluhannya tentang kondisi kelistrikan Riau yang makin memprihatinkan."Pemadaman listrik akibat terjadi kerusakan jaringan di sistem interkoneksi Sumatra Bagian Tengah dan juga ada kerusakan pada gardu 20 kilovolt (Kv) di Pekanbaru," kata Direktur PLN Wilayah Riau dan Kepri, Robert A Aritonang. Ia menjelaskan, kerusakan pada jaringan interkoneksi disebabkan gangguan di PLTU Ombilin, Sumatra Barat, pada sekitar pukul 19.00 WIB sehingga daya berkurang sebesar 90 Megawatt (Mw). "PLTU Ombilin sempat keluar dari sistem," katanya. Selain itu, ia juga menjelaskan cuaca buruk berupa hujan deras dan angin kencang mengakibatkan kerusakan di salah satu trafo berdaya 20 Kv. Ia mengatakan PLN hingga kini masih terus berupaya mengatasi kerusakan tersebut, dan meminta warga untuk bersabar.Namun, ia belum bisa menjelaskan dampak dari kerusakan tersebut dan batas waktu berakhirnya pemadaman listrik di sejumlah daerah.Pemadaman listrik tersebut sempat mengganggu acara pertemuan membahas "Riau International Energy Expo" di rumah dinas Gubernur Riau Rusli Zainal di Jalan Diponegoro. Ironisnya, listrik sempat padam dua kali saat gubernur memberi sambutan di depan para undangan.Bahkan, Rusli Zainal harus turun tangan langsung untuk memasang lampu darurat karena pemadaman listrik berlangsung cukup lama.Di tengah gelap gulita tersebut, gubernur menyayangkan kondisi kelistrikan di Riau makin memprihatinkan. Sebabnya, kondisi tersebut telah mengganggu iklim investasi dan menghambat kemajuan daerah."Jarang-jarang di rumah Gubernur mati lampu seperti ini," kata Rusli Zainal sambil berkelakar.

Pemilik Manchester City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan
Btw ......... Dia betul-betul seorang yang sangat Perfect ......... Sudah kaya ... Gangteng .......... dan keturunan asli Arab ... Ada yang berminat ......? Silahkan Saja .... Hubungi yang bersangkutan .... hehehehe

Fantastik .......... Seorang Sheikh Yang Sangat kaya

Manchester City...... Betul2 Kaya Raya


MANCHESTER, KOMPAS.com - The Sun mengklaim, keluarga pemilik City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan memiliki kekayaaan dengan nilai total mencapai560 miliar poundsterling atau sekitar Rp 825 triliun. Dari uang itu, Mansour, berkenan menghibahkan 305 juta poundsterling atau hampir mencapai Rp 4,5 triliun untuk membersihkan beban utang City.Hal itu terungkap dalam laporan keuangan City, Selasa (5/1/2010). Itu merupakan pertama kalinya City mengungkapkan laporan keuangannya kepada publik, semenjak Mansour mengambil alih City pada Agustus 2008 silam. Sekadar catatan, menurut The Sun, Mansour membeli City dengan harga 210 juta poundsterling atau sekitar Rp 3,1 triliun. Itu belum termasuk kucuran anggaran transfer sebesar 200 juta poundsterling atau sekitar Rp 2,9 triliun.Kesediaan Mansour melunasi utang City, selain untuk membuktikan komitmen dan ambisi, juga merupakan bentuk apresiasi kepada prestasi manajemen klub meningkatkan penghasilan klub. Ketika diambil alih, City hanya membukukan pendapatan sebesar 82,3 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,2 triliun. Setelah diambil alih, nilai itu meningkat enam persen, menjadi 87 juta poundsterling atau mencapai hampir Rp 1,3 triliun.Meski begitu, City sendiri belum berada di titik impas. Menurut laporan itu, City masih menderita kerugian sebesar 92,6 juta poundsterling atau hampir Rp mencapai 1,4 triliun. Ini adalah kerugian terbesar dalam sejarah sepak bola Inggris. "Laporan keuangan merefleksikan berlangsung sebuah periode peruabahn yang cepat di klub ini. Ini semua berkat perencanaan panjang dan investasi dewan direksi dan pemilik untuk menciptakan bisnis yang kokoh untuk masa depan," ungkap Ketua Bidang Ekonomi City, Graham Wallace."Keputusan pemilik untuk melunasi utang sejalan dengan strategi finansial mereka dan ini merupakan berita fantastis bagi suporter Manchester City, bahwa klub berada dalam fondasi keuangan yang aman, yang memberikan acuan luar biasa untuk pembangunan di masa depan," lanjutnya.Sementara itu, dari kacamata kompetisi profesional, lunasnya utang City menunjukkan keseriusan mereka bersaing di pentas Eropa. Hal ini terkait dengan peraturan "Financial Fair Play" yang akan diberlakukan UEFA 2012 mendatang. Ketentuan itu mengatur, klub yang memiliki beban utang tak boleh mengikuti kompetisi Eropa.

Senin, 04 Januari 2010

Pembelajaran Bagi Kita semua......

Fivety ... Fivety yang Membawa Berkah ....


Saat nyantri di Pondok Pesantren Ar-Riyadh, Palembang, saya memiliki guru yang namanya sama dengan nama saya: Ahmad Al-Habsyi. Lengkapnya Habib Ahmad Al-Habsyi. Kami atau para santri, biasanya memanggil beliau dengan Abuya. Beliau sosok yang sangat dekat dengan kami. Dari sekian ratus santri yang ada, ada duapuluh santri yang dianggap oleh beliau sebagai santri andalan atau unggulan, termasuk saya.
Beliau dikenal alim, wara, zuhud, dan sangat memperhatikan santri-santrinya, termasuk dalam perkembangan belajar dan ibadahnya. Suatu ketika, sebelum wafat, beliau diuji dengan sebuah penyakit yang membuat kami merasa khawatir atas hal yang dialaminya itu. Beliau mengidap sakit lupa ingatan. Semua yang berkaitan dengan dirinya, pesantren, santri, dan termasuk namanya sendiri pun lupa.
Memang sudah menjadi bagian pengkhidmatan, setiap santri mendapatkan tugas untuk memijiti badannya secara bergiliran. Suatu waktu ketika memijiti beliau, saya bertanya, “Guru, apa sih rahasianya agar bisa sukses, berilmu dan berkah seperti guru?” Beliau menjawab, “Jika kamu ingin sukses dan hidup berkah, biasakanlah membaca Surat Al-Waqi`ah sebanyak 14 kali dalam sekali duduk dan memberikan rezeki yang didapat kepada ibumu”.
Yang disampaikan beliau ternyata terbukti dialami oleh saya. Dulu ketika masih tinggal di Palembang, saat bulan Ramadhan saya diundang untuk memberikan ceramah di sebuah masjid kampung. Selesai ceramah, saya diberi amplop oleh pengurus masjid itu. Amplop itu saya bawa ke rumah dan langsung bicara pada Ummi—panggilan saya pada ibu kandung, “Ummi, saya teringat pesan dari guru bahwa setiap kali mendapatkan rezeki harus berbagi dengan Ummi. Tadi Ahmad sudah mengisi ceramah dan mendapat amplop. Jadi, Ahmad mau berbagi dengan Ummi”.
“Ya,” kata Ummi.
“Sekarang kita bikin perjanjian, setiap Ahmad dapat rezeki akan dibagi dua dengan Ummi. Fivety-fivety ya Ummi,” ujar saya. Ummi pun mengiyakannya. Kemudian amplop itu dibuka dan ternyata terdapat uang sebesar Rp 100 ribu. Kemudian uang itu dibagi dua: Rp 50 ribu untuk Ummi dan Rp50 ribu untuk saya.
Menjelang waktu sore, saya mendapat undangan untuk ceramah di sebuah masjid. Saya pun lantas berceramah dan pulangnya mendapatkan amplop. Setelah dibuka dihadapan Ummi, ternyata isinya Rp 500 ribu. Sebagaimana yang telah disepakati bersama, Ummi dan saya masing-masing dapat Rp 250 ribu. Beberapa menit sesudah itu saya ditelepon sebuah organisasi dokter yang meminta saya menjadi imam shalat tarawih dan mengisi tausiyah. Pada esok harinya saya menunaikan apa yang diminta si pengundang. Dikarenakan hujan lebat dan jamaah tertarik dengan materi yang saya bahas, mereka meminta untuk terus melanjutkan hingga hujan reda. Selain hujan, aliran listrik pun mati. Meski dengan hanya cahaya lilin, saya tetap melanjutkan tausiyah dan jamaah pun terus menyimak. Setelah hujan reda, saya langsung pulang dan panitia member saya sebuah amplop. Saya cepat-cepat pulang ke rumah untuk bertemu Ummi dan membagi dua amplop yang saya terima itu.
Setibanya di rumah, saya lihat Ummi sudah tidur. Dalam hati saya begumam, ‘kalau membangunkan Ummi khawatir menggangu istirahat. Tapi, kalau tidak dibangunkan, saya tidak menunaikan janji. Ah, saya bangunkan saja’. Setelah dibangunkan, saya bilang pada Ummi bahwa malam ini dapat amplop. Ummi pun terlihat gembira dengan senyumnya yang khas ketika saya buka amplop. Subhanallah, amplop itu kosong. Tak ada sepeser pun uang. Saya kecewa. Tapi Ummi hanya tersenyum sambil berkata, “Ahmad, sudah tak apa. Jangan kecewa. Sudah kita bagi dua saja ini amplopnya”. Amplop kosong itu disobek bagi dua. Saya dan Ummi dapat potongan amplop. Malam itu saya tidak bisa tidur. Saya dalam hati menggerutu pada panitia yang mengundang saya.
Esoknya, setelah subuh saya dapat telepon dari panitia yang mengundang saya bahwa ia mengaku salah ambil karena gelap. Ia pun datang pada saya dan meminta maaf. Ia menyerahkan amplop yang isinya Rp.1.250.000,-. Ia mengaku tidak menyentuhnya sepeser pun. Untuk membuktikan kebenaannya, ia berani meminta saya untuk mengecek kebenaran isi amplop pada panitia lainnya. Ia kemudian menelepon ketua panitia dan membenarkan jumlah nomimal amplop tersebut. Ia bilang pada saya bahwa dirinya semalam tidak bisa tidur dan terus dibayangi rasa salah. Sebagai penebus atas kesalahan dan kelalaiannya itu, ia menambahkan satu kali lipat isi amplop itu pada saya. Jadi, yang saya terima waktu sebesar Rp.2.500.000,-. Saya langsung pulang dan membagi dua dengan Ummi. “Fivety-fivety,” kata Ummi setelah saya beritahukan perihal kekeliruan panitia.
Subhanallah, Allah benar-benar Mahakaya dan Mahapengasih. Memberi satu dibalas sepuluh. Ini fakta nyata yang saya alami. Bahkan, dalam Al-Quran, balasan yang diberikan Allah bagi mereka yang berderma tidak hanya sepuluh, tapi hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Taala berfirman dalam Surat Al-An`am [6] ayat 160, “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya”; dan dalam Surat Al-Baqarah [2] ayat 261, “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui”.
Sungguh luar biasa kemurahan Allah yang diberikan pada makhluk-Nya yang mau berbagi dan peduli pada sesamanya, terutama kaum dh`uafa dan kerabat yang kemampuan finansialnya terbatas. Memang yang utama dalam berbagi rezeki adalah dengan orang-orang yang tedekat dengan kita. Yakni keluarga terdekat dalam satu atap (rumah) dan saudara-saudara yang masih ada garis kekeluargaan dengan kita. Jika dalam keluarga kita sudah tidak ada lagi orang yang perlu disantuni dengan rezeki yang kita miliki, barulah melangkah ke saudara se-iman atau Muslim lainnya.
Setelah itu, hal yang patut diingat adalah senantiasa ridha, ikhlas, dan yakin bahwa yang kita berikan pada orang lain akan dibalas Allah Taala dengan berlipat-lipat. Namun dalam menantikan pembalasan atau pengganti dari Allah itu kita harus sabar dan selalu berprasangka baik. Inilah hal yang harusnya diyakini dengan sepenuh hati bahwa memberi, berbagi, dan berbakti pada orangtua, khususnya ibu, mendatangkan rezeki yang tidak disangka-sangka dan keberkahan hidup.
Ustadz AHMAD AL-HABSYI, adalah mubaligh kelahiran Palembang, 17 Mei 1980 dari pasangan Ustadz Abu Bakar Al-Habsyi dan Ibu Syarifah Mardiah Shahab. Suami dari Putri Aisyah Aminah ini dikaruniai seorang putra bernama Muhammad Fachri. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Azhariyah Palembang, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Umum di Pondok Pesantren Ar-Riyadh Palembang, Universitas MDP dan Universitas PGRI Palembang. Banyak mengisi ceramah di beberapa stasiun televisi dan beberap instansi dan majelis ta`lim.(Naskah ini ditulis oleh AHMAD SAHIDIN dari wawancara dengan Ustadz Ahmad Al-Habsyi, pada Kamis, 23 Oktober 2008, di rumahnya, Jakarta pusat)

Jumat, 01 Januari 2010

Penceraaaaahhhaaaaaannnnnn


Mengawali Tahun Baru ala Sufi


Seorang sufi tidak dapat dilepaskan dari “pendakian” menuju hakikat atau yang sering disebut dengan maqamat (stasion spiritual). Maqam adalah “tangga-tangga” yang harus dilalui sang salik (sufi) dalam rangka menggapai hakikat tertinggi yang diidamkannya. Para sufi menyebutkan istilah yang berbeda untuk hakikat tertinggi tersebut. Ada yang menyebutnya dengan fana wa baqa, hulul, ittihad, mahabbah, ma’rifah, mukasyafah dan lain sebagainya. Perbedaan ini terjadi karena berbedanya perasaan yang mereka alami ketika mencapai wujud akhir yang dimaksud.
Meskipun para sufi berbeda dalam capaian akhir yang mereka inginkan, namun dalam memuli langkah awal mereka nyaris sama. Langkah awal yang selalu digunakan oleh sufi dalam memulai pendakian itu adalah taubat. Taubat berarti sebuah pengakuan akan kelemahan, kekurangan, kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya. Al-Ghazali meberikan tidak “syarat” bagi taubat yang sempurna, mengakui kesalahan, bertekat tidak melakukannya lagi di masa depan, dan mengisi kesalahan dengan perbuatn yang lebih baik. Dengan tiga “syarat” ini maka seorang salik telah dapat memulai perjalanannya menuju hakikat tertinggi yang diidamkan.
Dalam konteks kehidupan kita saat ini, wujud akhir adalah cita-cita besar atau keinginan kita untuk mendapatkan sesuatu sebagai yang terbaik dalam kehidupan. Cita-cita tertinggi ini menjadi sebuah tekat yang selalu terbayang dan dirindukan. Bahkan ia menjadi pewarna dalam setiap aktifitas kehidupan manusia, menjadi penyemangat, motivasi dan pendorong untuk selalu bersemangat dan terus berusaha mendapatkannya. Sehingga sering dikatakan, hidup tanpa cita-cita adalah hidup tanpa tujuan. Tanpa tujuan yang jelas maka sebuah perjalanan tidak akan pernah sampai ke mana-mana.
Pun demikian jangan lupakan cita-cita spiritual yang menjadi dasar bagi semua agama, yakni pengabdian kepada Tuhan dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam praktiknya, pengabdian ini dimaknai berbeda oleh setiap agama. Namun mereka semua meyakini bahwa berbuat baik kepada sesama manusia dan alam semesta merupakan sebuah perilaku yang dicintai Tuhan, dan sebaliknya, berbuat jahat kepada sesama manusia dan alam semesta adalah perilaku yang dibenci oleh Tuhan dan Ia melarangnya. Oleh sebab itu seorang yang berbuat baik akan menjadi dekat dengan Tuhan, dan seorang yang berbuat jahat akan semakin jauh dari-Nya.
Meneladani para sufi dalam memulai tahun baru adalah dengan mengakui berbagai kelemahan dan kesalahan di masa lalu. Pengakuan ini akan menjadi ruang yang akan diisi untuk mendapatkan kesuksesan di masa yang akan datang. Isilah ruang itu dengan kabaikan dan usaha terus menerus sehingga apa yang diharapkan dapat dicapai. Ketika anda menginginkan sesuatu dan berusaha mendapatkannya maka Tuhan dan alam semesta akan bahu-membahu membantumu mendapatkannya. InsyaAllah.

Penceraaaaahhhaaaaannnnnn .........


Mengawali Tahun Baru al Sufi


Seorang sufi tidak dapat dilepaskan dari “pendakian” menuju hakikat atau yang sering disebut dengan maqamat (stasion spiritual). Maqam adalah “tangga-tangga” yang harus dilalui sang salik (sufi) dalam rangka menggapai hakikat tertinggi yang diidamkannya. Para sufi menyebutkan istilah yang berbeda untuk hakikat tertinggi tersebut. Ada yang menyebutnya dengan fana wa baqa, hulul, ittihad, mahabbah, ma’rifah, mukasyafah dan lain sebagainya. Perbedaan ini terjadi karena berbedanya perasaan yang mereka alami ketika mencapai wujud akhir yang dimaksud.
Meskipun para sufi berbeda dalam capaian akhir yang mereka inginkan, namun dalam memuli langkah awal mereka nyaris sama. Langkah awal yang selalu digunakan oleh sufi dalam memulai pendakian itu adalah taubat. Taubat berarti sebuah pengakuan akan kelemahan, kekurangan, kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya. Al-Ghazali meberikan tiga “syarat” bagi taubat yang sempurna, mengakui kesalahan, bertekat tidak melakukannya lagi di masa depan, dan mengisi kesalahan dengan perbuatn yang lebih baik. Dengan tiga “syarat” ini maka seorang salik telah dapat memulai perjalanannya menuju hakikat tertinggi yang diidamkan.
Dalam konteks kehidupan kita saat ini, wujud akhir adalah cita-cita besar atau keinginan kita untuk mendapatkan sesuatu sebagai yang terbaik dalam kehidupan. Cita-cita tertinggi ini menjadi sebuah tekat yang selalu terbayang dan dirindukan. Bahkan ia menjadi pewarna dalam setiap aktifitas kehidupan manusia, menjadi penyemangat, motivasi dan pendorong untuk selalu bersemangat dan terus berusaha mendapatkannya. Sehingga sering dikatakan, hidup tanpa cita-cita adalah hidup tanpa tujuan. Tanpa tujuan yang jelas maka sebuah perjalanan tidak akan pernah sampai ke mana-mana.
Pun demikian jangan lupakan cita-cita spiritual yang menjadi dasar bagi semua agama, yakni pengabdian kepada Tuhan dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam praktiknya, pengabdian ini dimaknai berbeda oleh setiap agama. Namun mereka semua meyakini bahwa berbuat baik kepada sesama manusia dan alam semesta merupakan sebuah perilaku yang dicintai Tuhan, dan sebaliknya, berbuat jahat kepada sesama manusia dan alam semesta adalah perilaku yang dibenci oleh Tuhan dan Ia melarangnya. Oleh sebab itu seorang yang berbuat baik akan menjadi dekat dengan Tuhan, dan seorang yang berbuat jahat akan semakin jauh dari-Nya.
Meneladani para sufi dalam memulai tahun baru adalah dengan mengakui berbagai kelemahan dan kesalahan di masa lalu. Pengakuan ini akan menjadi ruang yang akan diisi untuk mendapatkan kesuksesan di masa yang akan datang. Isilah ruang itu dengan kabaikan dan usaha terus menerus sehingga apa yang diharapkan dapat dicapai. Ketika anda menginginkan sesuatu dan berusaha mendapatkannya maka Tuhan dan alam semesta akan bahu-membahu membantumu mendapatkannya. InsyaAllah.