Selasa, 26 Januari 2010

Wacana Politik n Ekonomi di pagi yang Mendung .....Hehehehehe

Mana Yang Baik n Bagus ......Politikus Profesional or Profesional Politikus......?

Kita kenal idiom bernada sumbang ; “ politik menghalalkan segala cara “. Oleh karenanya, kita patut mencurigai sepak terjang seorang politikus. Muncul kekhawatiran terhadapnya, apapun dapat dilakukan sepanjang agenda politiknya terlaksana. Biasanya diawali dengan janji agar dia dapat terpilih menduduki posisi yang diinginkan, dilanjutkan dengan cara – cara yang ditawarkan untuk memudahkan pencapaian tujuan dan diakhiri dengan argumen sebagai pembenaran akan langkah dan keputusan yang telah diambil. Tentang janji politisi, Nikita Khrushchev pernah mengatakan ; “Politician are the same all over. They promise to build a bridge even where there is no river “. Adapun cara – cara yang digunakan adalah hanya bertujuan agar pada masa berikutnya dia terpilih lagi. Tak pernah memikirkan generasi mendatang, yang penting adalah kursi yang akan datang. Begitulah kata James Freeman Clarke ; “A politician thinks of the next election – a statesman of the next generation” Bagi mereka tiada kawan atau lawan yang abadi, tetapi kepentinganlah yang akan abadi. Rakyat – terutama yang miskin - buat mereka seolah ditempatkan sebagai sasaran perjuangan, padahal sebenarnya hanya dijadikan komoditas atau sarana mencapai tujuan. Simaklah sindiran Art Buchwald ; “Have you ever seen a politician talking to a rich person on TV ?” . Dalam ranah ekonomi dia menggunakan ilmunya sebagai “Dismal Science” yang selalu menyalahkan disiplin lain, manakala hasil yang dicapai tidak sebagaimana yang dirancang, Saat dikritisi atas perbuatannya, dia selalu menempatkan diri sebagai perancang yang tak pernah salah (planner is never wrong ) dan dengan gampang akan mengatakan ; “Man proposes, God disposes”. Itulah watak, kepribadian dan tingkah tak terpuji yang secara intrinksik terbangun di dalam diri kebanyakan politikus. Kesan atau kekhawatiran itu akan membayang manakala kita sedang mengamati kiprah seorang politisi.Berbeda dengan politikus, seorang profesional selalu dibayangkan sebagai sosok dambaan, karena dalam kiprahnya, tercermin pembawaan yang menunjukkan kemampuan teknis yang tinggi dan pengabdian luhur, karena adanya panggilan jiwa yang melatari tingkah lakunya dalam menjalankan pekerjaan ( profesi ). Dengan keahliannya, dia akan mampu menghadapi tantangan berat dan besar, yang keberhasilannya akan menimbulkan decak kekaguman. Pada hakekatnya dia memiliki dua hal yang meningkatkan kualitasnya sebagai manusia beradab dan berbudaya ; adanya keahlian dan tanggung jawab moral, sebagai alas motivasi dalam menggapai keinginan dan cita – citanya. Dengan demikian dia selalu akan menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan sebaik – baiknya dan karena itu tidak diperlukan pengawasan sebenarnya.Lalu, adanya dua sifat dan unsur diatas dalam diri seseorang yang sedang memangku sebuah jabatan politik, apa yang membedakan antara Polikus “Profesional” dengan Profesional “Politikus” ?
Seorang professional “politikus”, yang karena kemampuannya dia memperoleh kehormatan menduduki jabatan politis, bawah sadarnya akan menampilkan pertimbangan – pertimbangan berdasarkan analisis obyektif, dan kemudian menetapkan langkah yang tepat untuk mencapai tujuan.
Sementara, politikus “professional”, yang karena kiprahnya mampu merebut jabatan politik, akan menetapkan langkah mencapai tujuan dengan pertimbangan yang dapat sangat subyektif sifatnya, menggunakan kemampuan teknisnya. Dalam berbagai hal terutama menghadapi masalah besar dalam situasi krusial, sepak terjang politikus “professional” dapat sangat berbahaya. Karena dapat terjadi sebuah penyimpangan atau pembohongan yang AMAT SANGAT DAHSYAT, manakala panggilan jiwa sebagai landasan moralnya telah terdistorsi oleh kepentingan politiknya.
Terkait kasus Bank Century, kiprah Boediono dan Sri Mulyani, sementara menunggu pembuktian, khalayak akan menilai apakah mereka termasuk atau lebih mendekati Politikus “Profesional” atau Profesional “Politikus”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar