Senin, 31 Agustus 2009

Mengingat-ingat Sejarah..............

Kapan Perang Dunia II Meletus?


/
Artikel Terkait:
Mutiara di Ujung Timur (1): Jejak Perang Dunia di Hollandia
DJP Siap Hapuskan Sejarah Perang Dunia II
Akhirnya, Prajurit Terakhir Itu Mangkat
Selasa, 1 September 2009 12:52 WIB
GDANSK, KOMPAS.com-Kapan sebenarnya Perang Dunia II berkecamuk ke seluruh dunia? Tujuh dekade setelah serangan Nazi Jerman ke Polandia, jawaban pertanyaan itu tergantung kepada bagaiman orang mengasumsikannya.Seperti dilansir AFP, kebanyakan sejarawan setuju bahwa perang dunia pecah pertamakali pada 1 September 1939 ketika sebuah kapal perang Jerman menembaki pelabuhan Polandia di Danzig (kini Gdansk), dan pasukan Nazi menyeberangi perbatasan Polandia tanpa mengumumkan terlebih dahulu pernyataan perang.Perang itu sebenarnya masih merupakan konflik Jerman-Polandia sampai 3 September ketika Inggris dan Perancis yang terikat pakta militer dengan Polandia, mengumumkan perang terhadap Jerman, untuk melibatkan seluruh imperiumnya ke dalam perang dunia.Perang Dunia II secara formal memang melibatkan hampir semua bangsa di planet itu, dengan derajat berbeda-beda.Pandangan lain muncul dari Asia. Pemimpin China, Chiang Kai-shek, dalam catatan hariannya, menuliskan bahwa awal Perang Dunia meletus pada 1931 manakala Jepang menguasai Manchuria di Timur Laut China yang kemudian berubah menjadi negara boneka Jepang. Sejumlah orang lainnya di China menganggap perang dunia mulai pada 7 Juli 1937, tatkala pasukan Jepang melancarkan serangan besar-besaran ke seluruh wilayah China.Sementara di Rusia, yang perang ini disebut sebagai "Perang Patriot Agung" dimulai pada 22 Juni 1941, ketika pasukan Nazi menginvasi Uni Soviet.Polandia sendiri mengingat bahwa pasukan Soviet masuk ke wilayah timur negeri itu pada 17 September 1939, di bawah Pakta Molotov-Ribbentrop Pact dengan penguasa Nazi. Saat sama, pasukan Soviet yang berperang melawan Jepang pada 1938 dan 1939, menyerang Finlandia beberapa minggu setelah bergerak masuk ke Polandia, dan juga menduduki Estonia, Latvia dan Lithuania pada 1940.Untuk negara-negara Eropa Barat, konflik itu masih dikategorikan sebagai "Perang Semu" sampai 1940 ketika gerakan pasukan Nazi ke Denmark, Norwegia, Belgia dan Belanda, kemudian menyerang Inggris dari udara.Sekutu Jerman, penguasa fasis Italia, juga menceburkan ke dalam konflik global itu pada 1940. Sedangkan bagi Amerika Serikat, Perang Dunia II bermula pada 7 Desember 1941, setelah Jepang membom pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbor, Hawaii.Eh ternyata ada penafsiran berbeda mengenai akhir Perang Dunia II. Di Eropa Barat, fokusnya tertuju pada 8 Mei 1945, sementara Rusia percaya itu terjadi pada 9 Mei 1945 saat Jerman menandatangani penyerahan diri mereka. Sementara itu di kawasan Pasifik, perang dunia dianggap berakhir pada 2 September 1945, ketika Jepang menyerah kepada Amerika Serikat menyusul bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Indonesia Lahan Empuk Penjahat Ber Kerah Putih ................... Ooooooooo Kaaaaasihan

Bank Century, Kartu Sakti Gembosi SBY-Boediono?
Oleh iskandarjet

Bank Century (KOMPAS/LUCKY PRANSISKA)
Tanpa diduga sebelumnya, upaya pemerintah menyelamatkan Bank Century dari kehancuran akibat perambokan sistematis yang dilakukan pemiliknya berkembang cepat dan langsung masuk ke pusat medan politik nan panas.
Sejatinya, pengucuran dana (yang menurut Menkeu Sri Mulyani sebatas menaikkan CAR atau rasio kecukupan modal) sebesar Rp. 6,7 triliun hanya akan berbuntut pada pengusutan hukum di BPK, KPK atau kepolisian jika terindikasi ada oknum yang merekayasa pengucuran dana segar tersebut. Artinya, dengan asumsi ada orang-orang di pemerintahan dan di manajemen Bank Century yang menikmati keuntungan secara haram dari pengucuran dana, maka kasus ini, seperti biasa, akan kembali menambah daftar panjang koruptor dan penjahat berkerah putih Indonesia.
Tapi ternyata yang merebak belakangan adalah konflik horizontal antara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkeu Sri Mulyani dan Mantan Gubernur BI Boediono yang terpilih sebagai Wakil Presiden RI periode 2009-2014.
Jusuf Kalla yang merasa dirinya hendak dibenamkan dalam kasus ini langsung bereaksi. Dia segera mengoreksi tanggal audiensi antara dirinya dengan Sri Mulyani dan Boediono. Sebelumnya Sri Mulyani mengaku melaporkan kasus Bank Century ke Wapres Jusuf Kalla tanggal 22 November atau sehari sebelum LPS mengeluarkan dana pertama sebesar RP. 2,7 triliun lebih. Tapi menurut JK, Menkeu baru menghadap kepadanya (berhubung Presiden SBY masih berada di AS) tanggal 25 November 2009.
“Jadi, seolah-olah saya tahu pengucuran dana itu. Padahal, saya tidak tahu sama sekali,” papar Wapres dalam sebuah jumpa pers yang dilengkapi dengan kronologi lengkap kasus Bank Century (KOMPAS, 1/9).
Selain itu, JK juga memaparkan bahwa Boediono tidak berani melaporkan pendiri Bank Century Robert Tantular yang jelas-jelas menipu banknya sendiri senilai Rp. 1,4 triliun ke pihak kepolisian. Karena Bank Indonesia tidak berani berbuat apa-apa dengan alasan tidak ada landasan hukum, akhirnya Jusuf Kalla berinisiatif menginstruksikan kapolri menangkap Robert Tantular.
Langkah JK ini bisa ditanggapi dengan pikiran positif dan negatif. Bagi yang berpikiran positif, apa yang dilakukan oleh JK adalah langkah yang tepat dalam rangka mendudukkan setiap perkara pada porsi yang sebenar-benarnya. Termasuk soal aspek kriminal dan langkah pemerintah yang dinilai tidak tegas dalam menangani kejahatan berkerah putih yang selalu berulang dari zaman Edi Tansil hingga era Robert Tanular dengan nilai kerugian yang fantastik hingga triliunan rupiah.
Tapi langkah JK ini juga bisa dianggap sebagai upaya penggembosan terhadap pemerintah terpilih. JK dinilai sedang berusaha mencitrakan sosok seorang Boediono sebagai pemimpin yang tidak tegas. Bila ini berkembang terus tanpa kendali politis dari partai penguasa dan pemenang pemilu, tidak mustahil citra pemerintahan SBY-Boediono langsung merosot bahkan sebelum mereka berdua dilantik Oktober nanti.
Tapi apapun penilaian orang terhadap pernyataan-pernyataan keras JK seputar kasus Bank Century, saya sepakat 1000% dengan ucapkan JK berikut:
“Pendapat saya sejak awal solusi terhadap bank-bank bermasalah tidak dengan bail out karena sesuai pengalaman tahun 1998 sehingga merugikan negara sampai Rp 600 triliun dalam bentuk bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Hingga kini bahkan sampai 20 tahun mendatang rakyat harus membayar dengan bunga dan pokok sebesar Rp 60 triliun melalui APBN. Padahal, seharusnya kasus itu menjadi tanggung jawab pengawas bank yang ketat dari Bank Indonesia,” ujarnya.
Pertanyaannya, akankah Robert Tanular menjadi penjahat terakhir yang berhasil menggerus uang negara dan masyarakat triliunan rupiah lewat jalur perbankan? Atau besok kita kembali membaca kasus perampokan serupa?

One The Max Two One.................Rasailah

Pemerintah Tak Pernah Mau Belajar Dari Pengalaman Masa Lalu
Oleh yudistira ardy
Mengapa kami mengatakan demikian ???
Ada Banyak hal kejadian atau persoalan yang dihadapi bangsa ini adalah persoalan yang sama hanya versi yang berbeda.Contoh kasus BLBI dan kini terulang lagi dengan kasus Century.Mengapa demikian ?? Sudah tau Bank atau oknum Bank yang salah sehingga pada waktu itu bisa menyebabkan bank collapse atau bangkrut, kok dibantu ? Bukannya pada saat sekarang Bank Indonesia atau bank lainnya udah punya kredibilitas yang bagus sehingga kalau 1 bank yang ambruk karena kesalahan oknumnya sendiri, biarlh ditutup ?
Tetapi kini, justru semua pada lepas tangan termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani dan mantan Gubernur BI Boediono dan malah menunjuk telah seizin Bp. Muh. Jusuf Kalla.Wah..wah..wahh..kalau melirik kasus Century ini bisa jadi kejahatan terorganisir : simak :
http://bisnis.vivanews.com/news/read/86765-kejahatan_century_terorganisir
Apalagi pada waktu itu sudah berdekatan masa Pemilihan Presiden atau dikenal Pemilu. Setelah semua terkuak di rapat Dewan beberapa hari yang lalu, maka Bp. Muh. Jusuf Kalla pun mengatakan bahwa kasus Century bukan seizin darinya dan tidak pernah dilaporkan oleh Gubernur BI Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, simak :
http://fajar.co.id/index.php?option=news&id=68004
sepertinya semua ada alurnya.
Sebagai masyarakat awam melihat semua ini sebenarnya banyak unsur merugikan negara, apakah KPK, BPK dan Kepolisian berani mengungkapkannya apalagi semua tokoh yang terlibat dikasus Century kini akan menjabat di petinggi pemerintahan berikutnya,..mari kita nantikan kerja aparat untuk mengungkap Kesalahan Prosedur, dan kami menganggap Pemerintah tidak pernah mau belajar dari masa lalu,……

Kalau Penjahat Yang Dekat dengan Penguasa ......Pasti di Lindungi

Bank Century: Risiko Sistemik Kabinet SBY
Oleh bungaaster
Berkali-kali Menkeu Nyonya Sri Mulyani menyatakan bahwa alasan menyelamatkan Bank Century karena bank ini ‘berpotensi sistemik’ dalam merusak sistem perbankan nasional. Karena ada ‘resiko sistemik’ maka Negara –dalam hal ini LPS– bertanggung jawab untuk menyuntikkan dana 6,7 triliun rupiah ke bank tersebut. Sebuah argumen yang masih layak diperdebatkan, apakah sistemik yang dimaksud? Benarkah hipotesis bahwa kalau Bank Century tidak diselamatkan –alias langsung ditutup saja– akan ada potensi kerusakan sistemik? Ataukah itu hanya imajinasi paranoid dari para bankir sayap kanan –ideologi yang sama yang meruntuhkan perbankan pada 1998 dan Amerika pada dekade ini?
Menkeu juga berkali-kali menyatakan bahwa kebijakan itu sah. Bahwa kebijakan ini telah melalui prosedur formal yang benar, sesuatu yang kemudian terbantahkan sebagian oleh kenyataan bahwa Perpu JPS telah ditolak DPR; dan bukti bahwa keputusan itu tanpa ijin/persetujuan lebih dahulu dari pemegang mandat politik, yaitu Tuan Presiden/Wapres. Khusus Tuan Presiden, sampai hari ini tidak ada konfirmasi apakah SBY menyetujui hal ini pada pertemuan tanggal 13 November 2008.
Beberapa pengamat –diantaranya Tuan Antonius Tony Prasetyantono, Chief Economist BNI dan dosen FE-UGM– menyatakan bahwa tidak ada potensi kerugian dalam kasus ini. Seperti juga Kepala LPS, Tuan Firdaus Djaelani, mereka menyatakan bahwa kerugian negara dalam kasus Bank Century adalah hipotetis karena bisa dijual dengan harga lebih mahal daripada dana suntikannya, sebuah mitos yang sejak BLBI pertama tidak pernah terbukti. Mungkin Tuan dan Nyonya sekalian masih ingat, recovery rate eks BPPN hanyalah sebesar 28%.
Saya kira kita perlu mengujinya satu per satu beberapa argumen yang ditawarkan pada publik belakangan ini.
Pertama, sistemik. Sampai hari ini BI dan Menkeu sebagai KKSK tidak pernah menjelaskan dengan gamblang apa itu resiko sistemik dan bagaimana itu bisa terjadi. Yang parah bahwa penjelasan sistemik itu barangkali tidak sampai di telinga Tuan Presiden dan Tuan Wapres sampai konfirmasi terakhir tanggal 25 November 2008 saat Nyonya Sri Mulyani melapor pada Tuan Wapres, 2 hari setelah pengucuran pertama sebesar 2,7 triliun pada tanggal 23 Nov.
Sistemik telah berubah menjadi loncatan logika yang ngawur. Sebuah problem di sebuah bank kecil yang diawali oleh kesalahan kriminal para bankirnya dipetakan sebagai punya potensi pengaruh pada keseluruhan sistem perbankan nasional. Imajinasi yang dibangun bahwa bila dibiarkan atau ditutup maka hal ini akan menciptakan rush pd perbankan nasional perlu diuji: apakah benar? Adakah penjelasan teknis mengenai hal ini? Ataukah jangan-jangan ada deposan besar tertentu yang perlu dilindungi atau ditalangi oleh LPS? Bagaimana saling terkait dengan bank atau institusi lain sehingga berpotensi sistemik? Berbagai gosip di dunia bawah tanah perbankan menduga bahwa ada deposan besar yang tersangkut uangnya dan harus ditalangi; mengganggu dan menuntut penjelasan apa yang dimaksud sistemik tersebut.
Yang menyakitkan adanya pikiran bahwa karena kesalahan kriminal di sebuah bank –ingat kasus Bank Century diawali oleh tindak penerbitan reksadana bodong dan eksposure kredit yang nakal– dapat ‘dibantu negara’ ketika ia bersifat sistemik. Apa ini? Seperti berpesan: jadilah penjahat yang punya pengaruh sistemik, pastilah dibantu negara.
Para pengamat dan juga Nyonya Menkeu selalu bilang bahwa uang talangan bukanlah uang negara. Apa benar? Setoran awal LPS senilai 4 T merupakan uang negara. Premi dari peserta penjaminan LPS pada akhirnya sebenarnya adalah uang rakyat. Ketika premi dihabiskan –atau menjadi mahal karena resiko sistemik yang diciptakan para bankir nakal– maka bebannya ditaruh pada pundak para deposan dan kreditur. SBI 6,5% tapi KPR 15%, selisih yang besar karena ada resiko pada sistem, harus ditanggung dengan membebankan premi pada ‘biaya’. Dan jatuhlah pada tanggungan Anda, Tuan dan Nyonya para nasabah bank kita tercinta.
Kedua, soal sah. Menkeu selalu berlindung pada argumen bahwa kebijakan ini diambil secara sah. Nyonya Menkeu lupa bahwa dalam azas kebijakan publik, sah saja tidak pernah cukup. Ada azas lain yang lebih penting, yaitu adil. Semua kebijakan Pak Harto juga sah; bahkan praktis semua kasus korupsi modern juga sah karena secara administratif telah memenuhi syarat formal. Korupsi modern diatur dalam ruang aturan legal yang ketat, melalui proses tender, ditetapkan melalui aturan formal dan sah. Memang sah tapi kok tidak adil ya? Kesalahan kriminal segelintir orang kok ditanggung oleh kita bersama?
Ketiga, potensi kerugian. Beberapa pengamat –seperti Tuan Toni– bilang bahwa tidak ada kerugian negara dalam kasus Bank Century. Apakah benar? Bahkan bila Tuan Toni memperhitungkan PV (present value) dari suntikan dana ini pada 3 tahun mendatang; apakah tidak ada potensi kerugian? Benarkah kita bisa menjamin bahwa pada 3 tahun mendatang nilai penjualan Bank Century lebih besar dari 6,7 triliun? Siapakah yang mau membeli dengan nilai lebih dari 6,7 triliun ketika aset dan resiko manajemennya jauh lebih rendah dari angka itu? Apalagi mengingat pengalaman 1998 ketika recovery rate aset eks bank hanyalah 28%?
Yang lebih tidak masuk akal adalah wacana yang dilontarkan pengamat –misalnya Tuan Toni– ini dinyatakan sebelum audit (BPK) dilakukan. Tidak ada laporan faktual yang kredibel yang menjelaskan posisi aset sebenarnya Bank Century, berapa kewajibannya, berapa Dana Pihak Ketiganya serta berapa aset bersih wajarnya? Baiklah barangkali Tuan-tuan di DPR yang membongkar kasus ini punya pretensi dengan bayangan kerugian besar tapi menyatakan bahwa Century tidak berpotensi kerugian merupakan imajinasi sesat.
Keempat, yang paling mengkhawatirkan adalah kenyataan bahwa beberapa pihak yang terlibat merupakan jantung dari kabinet SBY, sekarang dan kabinet mendatang. BI bersalah karena gagal melakukan pengawasan yang baik; pimpinannya waktu itu adalah Tuan Boediono yang sekarang jadi Wapres terpilih. Tuan Boediono bahkan ditunjuk Jenderal SBY untuk memimpin penyusunan program kerja 100 harinya. Pihak lain yang terlibat adalah Nyonya Sri Mulyani, Menkeu sekarang dan dipastikan salah satu jantung mesin ekonomi SBY di kabinet mendatang.
Luar biasa. Dengan orang-orang yang sama, cara berpikir yang sama serta cara mengelola kebijakan publik yang sama; menurut saya mengkhawatirkan untuk membayangkan bagaimana mesin kabinet SBY mengolah kebijakan publik di masa depan. Dengan kasus yang identik di masa depan ataukah kasus lain, sulit mengharapkan adanya keluaran kebijakan berbeda pada periode mendatang.
Orang yang sama, cara berpikir yang sama dan cara mengelola kebijakan publik yang sama merupakan resiko yang melekat pada kabinet SBY mendatang. Dan kasus Bank Century membuat gamblang bagaimana resiko sistemik yang melekat pada kabinet mendatang. Resiko sistemik, resiko yang melekat pada sistem kerja sebuah organisasi.
Cilaka dua belas, Tuan dan Nyonya.

Gimana Pak Polisi ...... Ada DUIT .... Kagak ....?

Deddy Corbuzier Siap Ungkap Persembunyian Noordin M Top, Asalkan...
Senin, 31/8/2009

KOMPAS/DAHONO FITRIANTO
Deddy Corbuzier
Artikel Terkait:
GM Utut Akhirnya Kalahkan Deddy Corbuzier..
JAKARTA, KOMPAS.com - Mentalis Deddy Corbuzier mengaku mengetahui di mana lokasi persembunyian para pelaku teroris yang selama ini meresahkan masyarakat, termasuk Noordin M Top, gembong teroris nomor wahid yang paling dicari Tim Densus 88 Anti-Teror,
"Tahu lah," jawabnya dengan yakin ketika ditanya apakah bisa meramal di mana lokasi para pelaku teror bersembunyi usai mendatangi Mabes Polri, terkait pemanggilan atas kasus atraksi penembakan di salah satu stasiun televisi, Senin (31/8).
Namun, ketika ditanya lebih lanjut di mana lokasi para pelaku teroris itu, ia menjawab: "Semua tergantung bayarannya. Gue kerja bukannya hobi," kilah Deddy.
Disinggung pula soal apakah pihak Mabes Polri telah meminta bantuannya untuk membantu menangkap para pelaku teror tersebut, Deddy juga tak mau menjawab tegas. "Yah itu tadi, tergantung bayarannya," jawab singkat.
Mentalis identik dengan tampilan layaknya Kaisar Ming dalam film animasi Flash Gordon itu, kerap mencuri perhatian publik saat melakukan aksinya, seperti berhasil menebak headline surat kabar Kompas pada tahun 2003 dan 2008 lalu. Ia juga berhasil menebak hasil quick count salah satu lembaga survei usai Pilpres, Juli lalu.

Indonesia Sayang ....... Indonesia Malang ..... Hasil nya Centang perenang

Tanah Subur, Kenapa Impor, Ya?
Oleh hadiwibowo
Membaca berita di Kompas akhir-akhir ini tentang berbagai impor bahan pangan, saya jadi teringat lagu Koes Plus tahun 70-an yang liriknya seperti ini :
Bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
Ya, tanah air kita-Indonesia memang subur dari dulu sampai sekarang, sehingga membuat ngiler para penjajah untuk membuat koloni di tanah air kita. Bayangkan tongkat dan batu jadi tanaman, ikan dan udang menghampirimu. Kail dan jala bisa menghidupimu !
Tapi itu duluuuuu. Seiring dengan waktu, walaupun tanah kita tetap subur, tapi kalo tidak digarap dengan baik ya akhirnya kita harus impor kedele, beras, gula, jagung, daging, bahkan air minum.
Ironis sekali ya.
Lautan, danau dan sungai sudah dikaplingi, ditumbuhi rumah-rumah ilegal, jadi tempat pembuangan sampah akhir dan kalau perlu dijadikan daratan. Jadi boro-boro menghampiri, ikan dan udang malah mati gak bisa hidup. Kalau sudah begitu apakah kail dan jala masih bisa menghidupimu ?
Tanah nganggur pasti dilirik untuk dijadikan area bisnis (toko atau mall gitu loh), minimal diaspal atau diplester semen. Kayu dan batu bukan jadi tanaman, tapi jadi bangunan la yaw.
Kalau masih nekat jadi petani atau nelayan, siap-siap saja hidup kere dan miskin terjerat tengkulak, hutang, mafia, pungli dan biaya hidup yang untuk hidup sederhana saja susah. Gimana mau produksi hasil pertanian berkualitas tinggi dengan harga murah ? Kalau jalur distribusi dalam negeri begitu mahal, harga pupuk dan mesin pertanian mahal dan hari panen adalah hari anjlognya harga.
Dalam acara Mario Teguh Golden Way, dikatakan bahwa bukan besar kecilnya batu yang bisa melukai, tapi kecepatan dan ketepatan lemparannya. Dengan kata lain orang yang melakukannyalah yang menentukan bukan batunya.
Begitu juga dengan tanah air kita-Indonesia, bukan subur atau tidak tanahnya, tapi penduduknyalah yang menentukan gemah ripah loh jinawi atau tidaknya.

Demi Bangsa dan Negara Indonesia Tercinta ........ Namun harus Jujur n Konsekwen .... Lanjutkan

Bolehkah Pendukung JK & Megawati Menjadi Menteri SBY?
Oleh wijaya kusumah
Pertanyaan ini begitu menggunjang hati dan perasaan saya. Sebab saya adalah pendukung berat pak JK dan pengagum ibu Megawati. Kalau melihat hadirnya pak SBY ke rumah pak Agung Laksono (Wakil ketua Golkar) beberapa waktu lalu dalam acara buka puasa bersama, kayaknya para pendukung JK bisa bernafas lega. Mengapa? Karena nampaknya pak SBY akan memberikan kursi untuk para kader golkar menjadi menteri. Begitupun dengan hadirnya beberapa petinggi partai demokrat ke PDIP membuat mata kita terbelalak bahwa dalam berpolitik, semua bisa diatur. Asalkan Bapak Senang (ABS).Saya salut juga dengan pak SBY, mau mendekati para lawan politiknya. Beliau nampaknya menginginkan, di periode kedua ini semua parpol berkoalisi dengan partai demokrat. Tak terkecuali golkar dan pdip. Dalam pemikiran pak SBY, nampaknya golkar dan PDIP perlu didekati agar kepemimpinan ke depan lebih baik, tanpa direcoki oleh oposisi, dan kita siap menghadapi globalisasi yang begitu cepat.
Namun, melihat gelagat itu, ada juga beberapa parpol koalisi dan juga pendukung pak SBY berang. Mereka menginginkan jabatan menteri dari kalangan yang telah berjasa mengantarkan pak SBY-Budiono ke kursi RI-1dan RI-2. Bagi mereka yang tak melakukan apapun untuk kemenangan pak SBY-Budiono, jangan harap mendapatkan kursi menteri. Begitulah pikiran mereka.
Bagi saya, jabatan menteri adalah amanah. Kita serahkan semuanya kepada pak SBY-Budiono untuk memilih para pembantunya. Kalau kemudian ada pendukung JK dan Mengawati menjadi menteri, jangan salahkan mereka. Sebab mereka telah berpikir panjang ke depan untuk kemajuan Indonesia yang lebih baik. LANJUTKAN!
Salam Blogger Kompasiana

Jangan lah Ber Polemik ............ Lihat Saja Hasil nya nanti

Kalau Anda yang Memilih Dia, Anda Merasa Dikhianati, atau Tidak?
Oleh danielht
Apabila anda punya pilihan siapa yang anda pilih dalam pemilu calon legislatif lalu, misalnya berdasarkan berbagai pertimbangan, anda memutuskan mempercayai, dan oleh karena itu memilih si A, bukan si B. Karena anda menganggap A lah yang dapat dipercaya, dan tidak akan memilih B. Apabila A tidak mencalonkan dirinya, anda akan golput saja. Begitu percayanya anda kepada si A, sehingga ketika A ternyata benar-benar terpilih anda tentu saja senang.
Tetapi apakah yang terjadi kemudian? Ternyata A tiba-tiba mengundurkan diri. Dengan demikian suara yang anda berikan kepadanya beralih kepada orang lain. Bisa saja ke si B yang anda tidak sukai itu. Apa reaksi anda?
Apakah menurut anda,si A layak diberi stempel tidak beretika politik, penipu politik, dan pengkhianat suara rakyat yang memilihnya?
Hal itulah yang sekarang terjadi dengan calon anggota legislatif terpilih DPR dari Daerah Sulawesi Tengah, Adhyaksa Dault, yang juga Menteri Pemuda dan Olahraga.
Adhyaksa tiba-tiba mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri sebagai anggota legislatif periode 2009-2014, walaupun sudah pasti terpilih. Dengan demikian suara yang memilihnya tentu dialihkan ke calon anggota legislatif lain dari parpol yang sama. Yang bisa jadi person yang tidak sesuai dengan harapan orang yang telah memberi suaranya kepada si Adhyaksa.
Wajar, apabila mereka merasa kecele, dan kecewa berat. Seperti yang disuarakan oleh Irmawati, warga Tanamodindi, Kecamatan Palu Selatan: “Saya kecewa karena saya memilih dia dengan harapan sapat mewakili rakyat Sulteng di DPR.” (Kompas, 31/08/09).
Adhyaksa marah ketika Agus Faisal dari Badan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Hukum Progresif Sulawesi Tengah mengatakannya penipu politik (Kompas, 29/08/09).
Adhyaksa punya argumen pengunduran dirinya itu, yakni bahwa karena dia memilih untuk menyelesaikan tugasnya dan memenangkan lolosnya RUU tentang Kepemudaan oleh tim perumus antardepartemen, termasuk Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. Selain itu juga untuk meloloskan Peraturan Presiden tentang Program Atlet ANdalan Lanjutan.
Menurutnya lagi, kalau untuk kepentingan pribadi, dia tidak akan undur dari DPR. “Kursi DPR itu sudah pasti. Dengan menjadi anggota DPR, saya akan memperoleh pendapatan jelas dan mendapat rumah. Kalau itu saya lepas, jabatan lain, termasuk menteri, belum jelas. Demi karya saya di bidang olahraga dan kepemudaan di masa depan, saya rela melepaskan kursi DPR.” (Kompas, 31/08).
Memang kedengaran mulia argumen tersebut.
Pertanyaannya: Kenapa baru sekarang hal itu diutarakan dan menjadi alasan mundur padahal sudah dipilih rakyat? Apakah beliau tidak bisa mengantisipasi hal demikian? Bukankah jauh lebih baik apabila dari awal sudah tidak mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, dan mengabdi sepenuhnya sebagai seorang menteri, sebagaimana disampaikan tersebut? Daripada seperti sekarang. Wajar apabila yang memilihnya merasa kecele dan kecewa. Mungkin akan menjadi kapok untuk memilih lagi di pemilu calon legislatif berikutnya. Takut diperdayai, atau kasarnya dikhianati.
Menurut anda?

Mudah2 an di Indonesia ........ sudah ada ..... Btw di Masjid Arfa'unnas juga satu Juz satu malam nya ... dan Imam nya juga se orang Hafidz.

Sholat Tarawih di Semenanjung Arab
Oleh madi.hakim
Ini Ramadhan kedua saya di Qatar. Selalu ada rasa kangen suasana Ramadhan di Indonesia. Saya kangen suara anak-anak yang berkeliling ronda sahur, kangen ngabuburit bareng kerabat/tetangga, kangen sinetron Para Pencari Tuhan, juga kangen makanan-makanan khas yang hanya keluar di bulan Ramadhan. Yang terakhir, kita boleh berbangga, karena makanan kita banyak digemari bangsa-bangsa lain. Ada kisah nyata, saat kami sekelompok WNI sedang kumpul makan-makan, datang orang Algeria, pengin beli makanan kita, katanya makanan Indonesia enak-enak. Ya sudah, sekalian aja kita ajak gabung, dan kita beri makanan Indonesia free of charge, gratisss.
Tetapi di Qatar saya menemukan penawar berbagai rasa kangen tersebut. Pertama, puasa disini lebih mudah, karena tidak banyak godaan. Jam kerja dikurangi, restoran buka hanya malam hari, dan tidak ada orang makan-minum di siang hari. Kedua, dan ini yang paling saya suka, Sholat tarawih disini selalu special. Di Qatar sangat mudah dijumpai Masjid/Musholla, dengan kebersihan dan kerapihan yang selalu terjaga. Memang, dari beberapa Negara Arab yang pernah saya kunjungi, Qatar merupakan Negara yang paling memanjakan jamaah sholat. Begitu masuk ke dalam Masjid/Musholla, kita disambut karpet merah yang bersih dan empuk. Kemudian juga AC yang sejuk. Lalu di Masjid-masjid tersebut juga ditempatkan Imam dan Muadzin yang digaji khusus oleh Pemerintah. Rata-rata mereka adalah Hafidz dan bacaan Qur’annya bagus-bagus. Ada sekitar 50-an orang kita yang bekerja sebagai Muadzin di masjid/musholla tersebut.
Sholat tarawih disini, baik yang 11 maupun 23 rakaat, memiliki kesamaan, yaitu sama-sama panjang waktunya. Karena rata-rata Imam membaca satu juz tiap malam, bahkan lebih. Tetapi meskipun panjang dan melelahkan, tidak ada jamaah yang mengeluh, karena bacaan imamnya bagus, dan AC yang sejuk tadi. Untuk mengobati kelelahan akibat berdiri terlalu lama, disediakan minuman gratis, dan antara dua rakaat ke dua rakaat berikutnya ada jeda agar jamaah bisa beristirahat.
Salah satu masjid yang menjadi favorit masyarakat disini, juga favorit sebagian WNI, adalah Tarawih di Masjid Ahmad bin Hambal, lebih terkenal dengan masjid Emir, karena terletak di belakang rumah Emir Qatar. Disini untuk menyelesaikan 2 rakaat makan waktu 20 menitan, yang kalau di Indonesia, kayaknya 20 menit itu sudah cukup untuk menyelesaikan seluruh rakaat tarawih. Karena lamanya sholat, beberapa jamaah yang belum terbiasa kadang terkantuk-kantuk. Untuk mengobati rasa capek, setiap selesai 4 rekaat jamaah diberi waktu istirahat, dan diberikan ceramah agama. Lebih sering ceramah diberikan oleh Syekh Yusuf Qardlawi, ulama Islam yang juga terkenal di Indonesia. Meski sudah tua, suara Syekh Qardlawi masih tetap keras dan lugas.
Tarawih akan mencapai puncaknya saat memasuki malam 27 Ramadhan. Memang dari pendapat sebagian besar Ulama, malam Lailatul Qadar jatuh pada tiap malam 27 tersebut. Disini Lailatul Qadar betul betul diincar oleh kaum Muslimin, sehingga jamaah Tarawih kembali penuh. Ini berbeda dengan kita di Indonesia, pada malam 27, atau 10 malam terakhir di bulan Ramadhan, biasanya Kaum Muslimin lebih fokus kepada persiapan lebaran dan pulang kampung.
Dari sisi Ruhiyah, puasa di Qatar lebih memberikan pengaruh pada diri kita, karena suasana yang sangat mendukung. Meski harus berpisah dengan kerabat/famili, dan hanya mampu membayangkan makanan khas seperti kolang-kaling dan es kelapa muda.
“Selamat berpuasa, semoga dengan puasa kita makin bertakwa”

Perang Terbuka Dua Orang WAPRES

Kalla: Boediono Tak Berani Tangkap Pemilik Bank Century

KRISTIANTO PURNOMO
Boediono
/
Artikel Terkait:
Wapres: Bank Century adalah Kasus Kriminal yang Dibiarkan
Wapres dan Menkeu Saling Bantah soal Century
Dipanggil SBY, Menkeu Bantah Bahas Century
Century Akan Dijual Minimal Rp 6,7 T
Pengamat: Penyelamatan Century, Tidak Ada Kerugian

Senin, 31 Agustus 2009 15:23 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
JAKARTA, KOMPAS.com — Saat menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, Boediono dinilai tidak berani melaporkan pemilik Bank Century, Robert Tantular, kepada polisi untuk segera ditangkap. Padahal, apa yang dilakukan Robert jelas merupakan tindak kriminal karena melakukan perampokan terhadap banknya sendiri."Menanggapi laporan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia mengenai kasus Bank Century, yang saya nilai sebagai perampokan, saya sempat meminta kepada Boediono selaku Gubernur Bank Indonesia saat itu untuk segera melapor ke polisi guna menangkap Robert Tantular dan direksi yang bertanggung jawab dan menyita aset. Ternyata Bank Indonesia tidak berani. Alasannya, tidak ada dasar hukum," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (31/8). Kalla menggelar jumpa pers khusus menanggapi kasus Bank Century.Karena ketidakberanian Boediono yang kini menjadi wakil presiden terpilih mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono, lanjut Kalla, dirinya lantas mengambil inisiatif menginstruksikan langsung kepada Kapolri untuk menangkap Robert sebelum yang bersangkutan melarikan diri. "Saya minta kepada Kapolri untuk segera bertindak. Hari itu juga, dalam waktu tiga jam, Robert Tantular akhirnya ditahan polisi. Kasus Bank Century adalah kasus kriminal," ujarnya.

Simporong ........... B A L A U ...... Alah tasorong Baru di agiah Tau ...

Wapres dan Menkeu Saling Bantah soal Century

FX Ismanto
Jusuf Kalla
/
Artikel Terkait:
Dipanggil SBY, Menkeu Bantah Bahas Century
Century Akan Dijual Minimal Rp 6,7 T
Pengamat: Penyelamatan Century, Tidak Ada Kerugian
LPS: Pemerintah Terus Kejar Aset Pemilik Lama Bank Century
Menkeu: Penyelamatan Bank Century Sah
Senin, 31 Agustus 2009 15:11 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden M Jusuf Kalla siang ini meluruskan pernyataan Menteri Keuangan yang juga merangkap Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati yang menyatakan, laporan kepada Wakil Presiden tentang Bank Century disampaikan kepadanya pada tanggal 22 November 2008 sehingga seolah-olah pengucuran dana pada Bank Century sudah dilaporkan sebelumnya. Padahal, menurut Wapres, laporan kepadanya disampaikan setelah dana penyelamatan Bank Century digelontorkan.Bantahan itu disampaikan Kalla dalam keterangan pers siang ini di Istana Wapres Jakarta, Senin (31/8). Sebelumnya, sebagaimana diberitakan, Wapres mengaku tidak tahu-menahu karena belum dapat laporan dari Menkeu soal perkembangan kasus Bank Century. Namun, sehari kemudian Sri Mulyani menyatakan bahwa dirinya sudah melaporkan kepada Wapres pada tanggal 22 November 2008."Di penjelasan Menkeu seolah-olah saya diberitahu pada tanggal 22 November sehingga saya dianggap tahu soal pengucuran dana Bank Century. Padahal tidak. Saya mendapat laporan dari Menkeu baru pada tanggal 25 November 2008 setelah dana itu dikucurkan kepada Bank Century," ujarnya.
Menurut Wapres, pada tanggal 22 November itu jatuh pada hari Sabtu dan Wapres melakukan kunjungan kerja ke Cibinong Bogor, Jawa Barat. "Jadi Kantor Wapres tutup dan Wapresnya ada di luar kota. Saya sudah mengirim SMS kepada Sri Mulyani siang ini dan saya bilang Anda salah bahwa laporan itu bukan pada tanggal 22, tetapi tanggal 25 November. Itu sudah saya cek ke sekretaris saya mengenai tanggal dan harinya serta jadwal saya," tambah dia.Dikatakan, dengan pernyataan Sri Mulyani bahwa laporan diberikan tanggal 22 seolah-olah tanggal 21 November kasus Bank Century diputuskan oleh KKSK untuk diberikan suntikan dana lalu dilaporkan kepada dirinya pada tanggal 22 November. "Sehingga pada tanggal 23 November pengucuran dana itu dilakukan dan sudah sepengetahuan saya. Jadi, seolah-olah saya yang mengucurkan, padahal tidak," tandasnya.Saat ditanya apakah sudah sudah ada respons dari Sri Mulyani, Wapres hanya menjawab, "Hingga sore ini belum ada."

BTW ......... ADA APA INI .............. Akhir nya Rakyat yang di Rugikan

Wapres: Bank Century adalah Kasus Kriminal yang Dibiarkan

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Bank Century
/
Artikel Terkait:
Wapres dan Menkeu Saling Bantah soal Century
Dipanggil SBY, Menkeu Bantah Bahas Century
Century Akan Dijual Minimal Rp 6,7 T
Menkeu: Penyelamatan Bank Century Sah
Sri Mulyani Tak Lapor Wapres soal Bank Century?

Senin, 31 Agustus 2009 15:17 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla lagi-lagi mengeluarkan pernyataan keras soal polemik Bank Century. Sebelumnya mengaku tak tahu-menahu soal kebijakan yang diambil Menteri Keuangan soal dana penyelamatan dari bank tersebut, kini Wapres menyebut perkara ini merupakan kasus kriminal yang dibiarkan negara sehingga merugikan bangsa.
Berbicara saat memberikan keterangan pers di kantornya, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Senin (31/8), Wapres menegaskan, masalah yang lahir di tubuh Bank Century bukan karena krisis, melainkan akibat perampokan yang dilakukan oleh pemiliknya sendiri. Dalam kondisi semacam ini yang diperlukan adalah tindakan dari Bank Indonesia. Namun, kenyataannya tidak.
"Pendapat saya sejak awal solusi terhadap bank-bank bermasalah tidak dengan bail out karena sesuai pengalaman tahun 1998 sehingga merugikan negara sampai Rp 600 triliun dalam bentuk bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Hingga kini bahkan sampai 20 tahun mendatang rakyat harus membayar dengan bunga dan pokok sebesar Rp 60 triliun melalui APBN. Padahal, seharusnya kasus itu menjadi tanggung jawab pengawas bank yang ketat dari Bank Indonesia," ujarnya.Oleh sebab itu, kata Wapres, kasus Bank Century adalah kriminal. "Karena pemilik bank merampok banknya sendiri dan dananya dilarikan ke luar negeri. Padahal, obligasi yang diterbitkannya juga bodong atau tidak ada nilai. Seharusnya ini diawasi dengan baik dan benar oleh BI," tegasnya lagi.Wapres mengungkapkan, laporan dari Menkeu Sri Mulyani dan Gubernur BI Boediono pada 25 November 2008 yang diterimanya bukan mengenai pengucuran dana ke Bank Century, apalagi terkait pengucuran dana dari lembaga penjamin simpanan ke Bank Century yang mencapai Rp 6,7 triliun.

Bagi Yang Punya DUIT Banyak ......... di Bank.......Hati-hati lah

Sudah 84 Bank di AS Bangkrut

SHUTTERSTOCK
/
Artikel Terkait:
Wah... 416 Bank di AS Bermasalah
Bank di AS Bertumbangan, Dow Jones Tetap Tegar
JPMorgan Diteror Surat Berisi Serbuk Putih
Senin, 31 Agustus 2009 11:50 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.com — Kembali tiga bank AS bangkrut pada hari Jumat (28/8) waktu setempat. Total bank yang bangkrut sudah mencapai 84 pada tahun ini. Walaupun sudah ada tanda pemulihan ekonomi, industri perbankan masih harus berjuang karena kondisi keuangan yang semakin buruk. Regulator perbankan AS menutup Affinity Bank of Ventura, California; Bradford Bank, Baltimore; dan Mainstreet Bank of Forest Lake, Minnesota. Total dana deposan yang dilindungi di bawah program penjaminan pemerintah sebesar 446 juta dollar AS. Penjaminan ini akan ditanggulangi oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), milik Pemerintah AS.FDIC mengambil alih tiga bank itu, yaitu Affinity Bank beraset 1 miliar dollar AS dan memiliki 922 juta dollar AS deposito, Bradford Bank dengan aset 452 juta dollar AS aset dan deposito 383 juta dollar AS deposito, serta Mainstreet Bank beraset 459 juta dollar AS dan deposito 434 juta dollar AS.FDIC juga bekerja sama dengan sejumlah bank lain untuk menangani sejumlah bank bangkrut dan bermasalah. Pacific Western Bank yang barbasis di San Diego telah sepakat mengambil deposito dan aset dari Affinity Bank. FDIC dan Pacific Western sepakat berbagi kerugian sebesar 934 juta dollar AS dan kredit macet dan aset lain.Cabang Affinity Bank di San Francisco dan San Mateo akan dibuka kembali dengan nama Pacific Western Bank.Manufacturers and Traders Trust Co berpusat di Buffalo, New York, sepakat mengambil deposito dan aset Bradford Bank. Sembilan cabang Bradford Bank akan dibuka dengan nama M&T. Central Bank, yang berpusat di Stillwater, Minnesota, mengambil deposito dan aset dari Mainstreet Bank. Delapan cabangnya akan dibuka kembali sebagai cabang dari Central Bank. FDIC dan M&T juga sepakat berbagi kerugian sebesar 338 juta dollar AS dari Bradford Bank. Perjanjian serupa juga berlaku untuk Central Bank yang mengambil kerugian Mainstreet Bank sebesar 268 juta dollar AS.Dengan adanya penutupan bank ini, FDIC harus mengeluarkan biaya sebesar 19 miliar dollar AS. Secara total, FDIC memberikan jaminan terhadap 4,5 triliun dollar AS dana deposan di AS. Ironisnya, pada pertengahan pekan lalu lembaga penjaminan AS (FDIC) mengumumkan bahwa dana mereka semakin menipis, hanya tersisa 10,4 miliar dollar AS pada akhir kuartal kedua. Ketua FDIC Sheila Bair mengatakan, kebangkrutan bank masih akan terjadi. Jumlah bank yang bangkrut mencapai 84 tahun ini merupakan angka tertinggi dalam 25 tahun terakhir. Belanja konsumen Sementara itu, pengeluaran konsumen AS pada Juli meningkat. Hal itu dibantu program pemberian uang tunai dari pemerintah untuk konsumen yang membeli mobil. Departemen Perdagangan AS menyatakan, pengeluaran konsumen, yang menyumbang dua pertiga pada produksi domestik bruto (PDB) AS, naik dalam tiga bulan berturut-turut sebesar 0,2 persen. Kenaikan tersebut telah diperkirakan oleh para analis. Kenaikan pengeluaran konsumen ini tidak hanya dinantikan produsen dari AS, tetapi juga para importir dari seluruh dunia. AS yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia mengimpor berbagai macam barang dari seluruh penjuru dunia. Kenaikan pengeluaran berarti pula kenaikan permintaan pada berbagai jenis barang. Walaupun demikian, kenaikan ini masih berada pada tingkat yang rendah. ”Jika pemulihan berhasil, kita memerlukan lebih banyak rumah tangga yang membuka dompetnya. Apa yang kita lihat terjadi pada Juli lalu hanyalah pengeluaran dari orang-orang yang membersihkan debu dari dompetnya,” ujar Joel Naroff dari perusahaan konsultasi Naroff Economic Advisors. Belanja riil pada barang berjangka waktu lama naik 1,8 persen pada Juli 2008, setelah naik 0,8 persen pada Juni. ”Pembelian kendaraan bermotor dan komponennya mendorong kenaikan belanja konsumen pada Juli,” demikian pernyataan Departemen Perdagangan. Pada 27 Juli lalu diluncurkan program diskon pembelian otomotif. Hal ini bertujuan mencegah industri otomotif dalam kebangkrutan akut. ”Kenaikan belanja konsumen hampir sepenuhnya didukung oleh kenaikan penjualan kendaraan bermotor karena paket stimulus untuk otomotif itu,” ujar analis dari situs Briefing.com. Konsumen mendapat pengembalian uang hingga 4.500 dollar AS atau Rp 45 juta jika menukar mobil tua mereka dengan mobil baru yang lebih efisien bahan bakar dalam rangka program car allowance rebate system (CARS).

Sabtu, 29 Agustus 2009

Jadikan Ini Pelajaran

Keluarga: Tak Mungkin Alia Punya Utang

Sriwijaya Post
/
Artikel Terkait:
dr Alia Dibunuh Gara-gara Menolak Diajak Nikah
Dr Alia Kemungkinan Dibunuh Pacarnya?
Mayat Dalam Honda Jazz Merah Ternyata Dr Alia


Selasa, 25 Agustus 2009 12:19 WIB
PALEMBANG, KOMPAS.com- Keluarga dr Alia Pranita Sari (27) meragukan pengakuan Iwan yang menyebut Alia punya utang kepadanya. Paman Alia, Rasyid, mengatakan, itu tidak mungkin, karena Alia punya penghasilan sendiri dan keluarganya juga tergolong mampu.
Rasyid yang ditemui di kediaman dr H Agustria Zainu Saleh SpOG(K), Senin (24/8) siang, menduga pengakuan Iwan itu untuk menutupi motif sesungguhnya. Iwan mencintai Alia tapi bertepuk sebelah tangan.
“Saya duga, Alia menemui dia ingin menjelaskan hal itu. Alia punya pacar dr Reza Faisal di Bengkulu. Iwan tidak terima, lalu dibunuh. Tidak ada itu Alia pinjam uang, tidak mungkin,” tegasnya.
Pernyataan itu mementahkan pengakuan Iwan yang menyebut sudah berpacaran dengan Alia. Rasyid menambahkan, tak sekali pun Iwan datang ke rumah Alia dan keluarga juga tidak mengenal dekat Iwan. Sebagaimana yang saat ini dikembangkan polisi, keluarga Alia juga mencurigai orang lain yang membantu memuluskan rencana Iwan. Rasyid enggan menyebut siapa, tapi besar kemungkinan masih keluarga pelaku.
Rasyid--dipanggil bapak oleh Alia--kemarin mewakili keluarga ke Poltabes Palembang. Ia sempat berada dalam satu ruangan

Dibalik Sebuah Kejadian Pasti ada Hikmah nya

Keluarga dr Alia Lebih Tenang

Sriwijaya Post
Iwan Andriansyah, tersangka pembunuh dr Alia
/
Artikel Terkait:
Iwan Sempat Setubuhi Jenazah dr Alia
Pembunuh dr Alia Minta Maaf
Keluarga: Tak Mungkin Alia Punya Utang
dr Alia Dibunuh Gara-gara Menolak Diajak Nikah
Dr Alia Kemungkinan Dibunuh Pacarnya?


Minggu, 30 Agustus 2009 09:37 WIB
KOMPAS.com — SETELAH mendapat pengakuan mengejutkan dari Iwan Andriansah (27) tentang motifnya membunuh dr Alia Pranita Sari (27) yang dilakukannya, polisi bakal memeriksa kejiwaan Iwan. Perbuatan tersangka dianggap menyimpang karena Iwan juga menyetubuhi jenazah Alia (Sripo, 29/8) sehingga polisi merasa perlu mengetahui seperti apa kepribadiannya.
Kepala Kepolisian Kota Besar Palembang Komisaris Besar Luki Hermawan, Sabtu (29/8), mengungkapkan, pemeriksaan kejiwaan dengan bentuk uji kepribadian ini akan dilakukan paling lambat satu minggu ke depan.
"Kita lakukan setelah proses pemeriksaan yang dilakukan penyidik selesai. Keterangan Iwan terus berubah, dan terakhir Anda dengar sendiri dia memerkosa korban dua kali. Sekali sebelum meninggal dan sekali lagi setelah meninggal," kata Luki.
Kesaksian Iwan ini sebelumnya memang cocok dengan hasil kesimpulan tim Dokkes Polda Sumsel dan saksi ahli yang mengungkapkan Iwan memang menyetubuhi jenazah Alia.
Seperti diberitakan, seusai proses uji kebohongan menggunakan lie detector yang dilakukan selama hampir enam jam, Iwan tiba-tiba mengaku membunuh Alia karena sebelumnya memerkosanya. Setelah itu dia bahkan menyetubuhi jenazah Alia lagi.
Petunjuk yang akhirnya membuat Iwan mengaku adalah ditemukannya darah yang keluar dari organ intim korban. Pengakuan ini akhirnya meruntuhkan pengakuan Iwan sebelumnya yang mengaku berpacaran dengan Alia dan sering melakukan hubungan intim atas dasar suka sama suka.
Sabtu (29/8) siang Iwan juga diperiksa kesehatannya. Saat proses uji kebohongan tersangka ini sempat mengaku penyakit thalasemia-nya kambuh. "Pagi tadi darah mengucur dari anus saya saat buang air besar," kata Iwan saat itu. Namun, keesokan harinya saat diperiksa, kondisi Iwan cukup baik. "Tensi darahnya stabil, HB-nya juga baik. Hanya saja mungkin dia lelah karena menjalani proses pemeriksaan yang panjang," kata Kapoltabes.
Rencananya, Senin (31/8) besok, polisi akan menggelar rekonstruksi pembunuhan lagi. Iwan terancam pasal 340, 338, 365, dan 285 KUHP. Pasal 340 adalah soal pembunuhan berencana.
Agak tenang
Ketika dihubungi terkait pengakuan Iwan itu, keluarga dr Alia mengaku merasa agak tenang. "Akhirnya apa motif sebenarnya terungkap. Pengakuan tersangka ini membuat ayah dan ibu Alia sedikit tenang," kata Fatoni Syarif, juru bicara keluarga korban, yang juga paman Alia.
Menurut Fatoni, sejak pengakuan Iwan itu, ibu korban sedikit terhapus dukanya. "Bayangkan pemberitaan yang dilakukan beberapa media sebelumnya sangat memojokkan anaknya. Padahal, Alia adalah korban. Tersangka sudah membunuh malah membuat pengakuan palsu yang menjelekkan korban," kata Fatoni.
Ibunda dr Alia, dr Megawati, sangat terpukul dengan pemberitaan itu (pengakuan Iwan yang menyebut dia sudah sering melakukan hubungan intim dengan dr Alia atas dasar suka sama suka), hingga akhirnya menutup diri dari wartawan.
Fatoni menyebutkan, pihak keluarga sudah mengetahui pengakuan terbaru Iwan. "Kami langsung ditelepon Kapoltabes, dia mengabarkan pengakuan Iwan itu. Sejak itu orangtua dr Alia, dr Agustria SpOG dan dr Megawati, cukup tenang karena kebenaran mulai terungkap," katanya lagi.
Fatoni berani mengatakan bahwa sejak awal sudah menduga hal ini. "Alia dibunuh karena melawan pemerkosaan Iwan itu, kalau perlu sejumlah media yang sebelumnya memuat pengakuan Iwan yang bohong itu membuat dalam judul headline-nya (sejumlah media memang sempat menulis pengakuan Iwan yang mengatakan dia sudah sering melakukan hubungan intim dengan dr Alia atas dasar suka sama suka)," katanya.
Fatoni mengungkapkan, pihak korban sudah menyiapkan pengacara untuk menyelesaikan masalah ini, sekaligus memberikan klarifikasi pihak keluarga korban. Advokat Dindin Suudin ditunjuk sebagai pengacaranya.
Fatoni mengatakan masih ada pengakuan Iwan soal kronologis pembunuhan yang diragukan keluarga dr Alia. Untuk itu dirinya meminta penyelidikan dilakukan lebih ketat dan rinci lagi.

Pelajaran Yang Sangat Berharga

Pembunuh dr Alia Minta Maaf

Sriwijaya Post
Iwan Andriansyah, tersangka pembunuh dr Alia
/
Artikel Terkait:
Keluarga: Tak Mungkin Alia Punya Utang
dr Alia Dibunuh Gara-gara Menolak Diajak Nikah
Dr Alia Kemungkinan Dibunuh Pacarnya?
Mayat Dalam Honda Jazz Merah Ternyata Dr Alia
Menghilangnya Dr Alia Diduga Terkait Asmara


Kamis, 27 Agustus 2009 11:23 WIB
PALEMBANG, KOMPAS.com — Empat hari setelah Iwan Andriansyah (27) resmi ditetapkan polisi sebagai tersangka kasus pembunuhan dr Alia Pranita Sari (27), ia menyatakan permintaan maafnya kepada keluarga korban atas perbuatannya.
Iwan sebelumnya menyatakan dengan gamblang dialah pembunuh tunggal dokter Alia. Meskipun mengakui tindakannya, duda yang merasa dirinya sebagai kekasih Alia ini sempat memberikan keterangan yang berbelit-belit terkait kronologis pembunuhan, TKP, dan motifnya.
“Saya minta maaf kepada keluarga Alia. Saya pelakunya. Saya bersedia dihukum seberat-beratnya dan selama-lamanya,” kata Iwan tanpa ekspresi di Mapoltabes Palembang, Rabu (26/8).
Dua hari terakhir, Iwan memang sempat menutup diri dari cecaran pertanyaan wartawan, terutama reporter televisi. Namun, siang kemarin seusai diminta memberikan kesaksian pada sebuah stasiun televisi swasta nasional, dia menyatakan permohonan maaf. “Saya khilaf dan saya siap dihukum,” katanya lirih.
Seperti diberitakan Sriwijaya Post sebelumnya, Iwan menyerahkan diri ke polisi seusai membunuh dan membawa mayat Alia sampai 300 kilometer dari Palembang ke Palalawan, Provinsi Riau. Dia kemudian menyerahkan diri setelah sempat lari ke Lampung.
Iwan mengungkapkan, motif pembunuhannya karena alasan cemburu. Korban menolak ajakannya menikah. Dia mengaku sebagai kekasih korban. Namun, belakangan pengakuan bahwa Iwan adalah kekasih Alia dibantah keras pihak keluarga dan rekan Alia. Iwan tak lebih dari teman biasa yang sering dibantu dokter muda berwajah cantik itu.
“Mereka tak berpacaran. Dia cuma teman yang sering dibantu dicarikan darah oleh korban,” kata dokter Edi Setiawan, teman Alia satu angkatan sesama dokter residen kebidanan di RSMH. Iwan memang penderita thalasemia (kelainan darah lebih banyak sel darah putih dibandingkan sel darah merah).
Sementara itu, Kapoltabes Palembang Kombes Pol Luki Hermawan menyatakan, dugaan Iwan yang bermasalah dengan kejiwaannya masih akan diselidiki. “Namun, saat ini setiap diperiksa dia tenang, kooperatif, dan transparan mengungkap pengakuannya,” kata Kapoltabes. Kondisi kejiwaan akan tetap diperiksa dan dipantau. Hal ini menurut Luki biasa dilakukan untuk orang yang membunuh secara sadis seperti Iwan.
Bukti "print out"
Sejauh ini polisi masih menyelidiki keterlibatan orang lain dalam pembunuhan ini. Polisi bahkan memeriksa kembali ayah tersangka, Syahril, setelah diperiksa tujuh jam sebelumnya. Selasa malam Syahril kembali diperiksa selama lima jam. “Namun, kami belum mendapatkan bukti hubungan keterlibatan orang lain dalam kasus ini. Masih akan kami usut. Setelah orangtua tersangka, pembantu korban juga akan intensif diperiksa meski sebelumnya sempat pingsan terus-menerus saat diperiksa,” kata Luki.
Polisi melihat tak ada hubungannya antara pengangkatan barang yang dilakukan orangtua korban di TKP dan keterlibatan kasus. Semula polisi menduga ada orang lain yang membantu Iwan melenyapkan barang bukti di TKP pembunuhan. Polisi juga sudah mendapatkan bukti percakapan seluler milik korban, tersangka, dan saksi-saksi.
Rabu (19/8) sebelum kejadian sempat terjadi komunikasi antara Alia dan Iwan. Selanjutnya seusai pembunuhan, sejumlah nomor ponsel milik keluarga Alia sempat tercatat masuk ke ponselnya. Namun, saat itu ponsel Alia tak aktif lagi. Pukul 21.00 keluarga Alia juga sempat menghubungi tersangka Iwan. Iwan mengaku saat itu dia berada di Plaju dan ikut mencari korban yang dinyatakan hilang.
Tengah malamnya keluarga Alia kembali menghubungi Iwan dan mengajak janji bertemu di dekat RSMH Palembang. Iwan menyanggupi, tapi setelah itu ponselnya mati karena dia sudah berada di Pekanbaru.
Kamis (20/8) pukul 14.00 Iwan dihubungi keluarganya. Sebab, sebelumnya keluarga Alia menghubungi keluarga Iwan dan menduga Iwan pergi bersama Alia. Setelah pukul 14.00 itu ponsel Iwan tak lagi aktif.
Di Pekanbaru, Jumat (21/8), Iwan lantas mengganti nomor ponselnya dengan yang baru. Menginap semalam di Pekanbaru, Iwan kemudian pergi ke Lampung. Keesokan harinya Iwan menghubungi kakaknya I yang berada di Jakarta dan adiknya Y di Yogyakarta. Kepada kakak dan adiknya ia mengakui membunuh dokter Alia. Dia meminta kakak dan adiknya menghubungi ayahnya karena Iwan tak sanggup mengutarakannya langsung.
Pada Minggu (23/8) Iwan pun menghubungi ayahnya dan mengabarkan peristiwa itu. Syahril meminta Iwan pulang ke Lahat. Semua ini tercetak dalam print out percakapan yang didapat polisi.
Sementara itu, visum sampel rahim yang dinyatakan bakal diumumkan kemarin ternyata belum didapat Poltabes Palembang. Selain itu, Mobil Honda Jazz bernomor polisi BG 2815 NM masih di Pekanbaru hingga kemarin. Poltabes belum mengutarakan bukti baru lainnya.

Pelajaran Bagi Kita Semua

Menghilangnya Dr Alia Diduga Terkait Asmara

Sriwijaya Post
/
Artikel Terkait:
Dokter Alia, Pulanglah...


Sabtu, 22 Agustus 2009 08:50 WIB
PALEMBANG, KOMPAS.com — Misteri menghilangnya dr Alia Pranita Sari, putri pertama Ketua Departemen Ob-Gyn RSMH dan FK Unsri Dr H Agustria Zainu Saleh Sp OG (K) Onk (56), mulai terkuak. Diduga kuat Alia menghilang dengan pacarnya, Iwan Andriansyah (27), putra Kepala Dinas Sosial Kabupaten Empatlawang, Syahril.Seperti diberitakan kemarin, dr Alia Pranita Sari, residen di RSMH Palembang, menghilang sejak Rabu (19/8) pukul 18.00. Saat itu belum diketahui sebab menghilangnya karena keluarga korban enggan berkomentar.Dalam waktu bersamaan Iwan sendiri dinyatakan hilang kontak dengan pihak keluarganya. Peristiwa menghilangnya Iwan ini sudah dilaporkan keluarga ke Poltabes Palembang, Jumat (21/8) pagi. Mantan calon pegawai Bank Sumsel ini putus komunikasi dengan keluarga sejak Kamis (20/8) pukul 14.00. Iwan mengundurkan diri dari capeg Bank Sumsel sejak bulan Juli lalu. Keterkaitan hilangnya sejoli ini diduga kuat karena hubungan asmara yang ditentang orangtua.Kasat Reskrim Poltabes Palembang Kompol Andry Setiawan SIk tak berkomentar banyak tentang kasus ini. Andry tak menjelaskan bagaimana persis keterkaitan antara hilangnya Alia dan Iwan. “Kedua belah pihak keluarga memang sama-sama melaporkan kehilangan anak,” katanya. Namun, Andry menjelaskan tak ada laporan mengenai tindakan membawa lari anak gadis orang.Sumber Sripo di kepolisian menyebutkan, Alia memang pergi bersama Iwan. Bahkan terakhir kali sebelum dinyatakan hilang, Alia menyambangi tempat kos Iwan di Jl Dwikora II RT 11 RW 3 Palembang. Tetangga kos Iwan melihat sebuah mobil berwarna merah yang diduga milik Alia datang Rabu (19/8) sekitar pukul 21.00. Informasi lainnya, mobil itu terlihat parkir di basement Hotel Aryaduta. “Hubungan Alia dan Iwan tak disetujui orangtua Alia,” kata sumber itu. Alia dan Iwan memang menjalin hubungan asmara yang cukup dekat. Hanya saja orangtua Alia tak merestui. “Orangtua Alia berniat menjodohkan Alia dengan seorang dokter yang bertugas di Bengkulu,” katanya lagi. Informasi lain, Iwan dikabarkan berstatus duda.Malam saat Alia menghilang, orangtua Alia sempat berkali-kali menghubungi Iwan. “Ayah Alia menelepon Iwan sejak pukul 21.00. Iwan saat itu mengaku tak tahu di mana Alia. Selain itu Iwan juga sempat mengaku dirinya juga mencari Alia,” kata sumber itu. “Agustria sudah menduga Alia pergi dengan Iwan, akhirnya dia pun mendatangi kos-kosan Iwan,” katanya.Mobil Iwan ada di parkiran tempat kosnya. Agustria bertambah curiga, dan lantas menelepon Iwan lagi. Iwan saat itu masih mengangkat telepon, alasan mobilnya ada di tempat kos karena dia mencari Alia dengan sepeda motor supaya lebih gesit. Iwan mengaku dia berada di kawasan Kertapati, Palembang. Itu komunikasi terakhir keluarga Alia dengan Iwan. Sejak itu ponsel Iwan tak aktif.Syahril, orangtua Iwan, mengatakan, terakhir kali berkomunikasi dengan anaknya pada Kamis (20/8) sekitar pukul 14.00. “Tak ada tanda-tanda dia ada masalah, tapi hubungan telpon kami terputus karena suaranya gaduh. Sejak itu dia tak bisa dihubungi,” katanya. Syahril menceritakan, informasi dari tetangga Iwan di kos-kosan menyebutkan, Iwan terakhir kali dilihat pada Rabu (19/8) pukul 21.00. Sebuah mobil berwarna merah menjemputnya. “Belum pasti apakah itu mobil Alia atau bukan, tapi warnanya merah. Orang yang menjemput anak saya tak keluar dari mobil,” kata Syahril. Alia memang menggunakan mobil berwarna merah, Honda Jazz bernopol 2815 NM.Syahril tak berkomentar soal hubungan asmara antara anaknya dan Alia. Namun, peristiwa menghilangnya Iwan dan Alia ini disikapinya dengan mendatangi langsung kediaman orangtua Alia. “Kami sudah bertemu, dan sudah ada perbincangan secara kekeluargaan. Lagi pula ini belum pasti, apakah mereka pergi berdua atau malah ada orang lain yang memanfaatkan situasi ini,” katanya. Syahril berharap anaknya bisa segera kembali ke rumah.

Pelajaran Bagi KIta Semua

Dr Alia Kemungkinan Dibunuh Pacarnya?

Sriwijaya Post
/
Artikel Terkait:
Mayat Dalam Honda Jazz Merah Ternyata Dr Alia
Menghilangnya Dr Alia Diduga Terkait Asmara
Dokter Alia, Pulanglah...

Senin, 24 Agustus 2009 16:44 WIB
PEKANBARU, KOMPAS.com — Direktur Reserse Kriminal Kepolisian Daerah (Polda) Riau Kombes Pol Alex Mandalika menyatakan, penyebab kematian dokter Alia Pranita Sari dipastikan karena pembunuhan.Dokter Alia berasal dari Palembang, Sumatera Selatan, yang ditemukan meninggal di Kabupaten Pelalawan. "Hasil otopsi menunjukkan korban dibunuh karena ada bekas luka cekik di lehernya," kata Alex Mandalika di Pekanbaru, Senin (24/8).Sebelumnya, jasad Alia ditemukan di dalam sedan Honda Jazz bernomor polisi BG 2815 NM di pelataran parkir RSUD Selasih di Kabupaten Pelalawan, Riau, pada 23 Agustus lalu.Jenazah perempuan berambut panjang tersebut dalam posisi tertelungkup di bagian tengah mobil. Kondisi tubuh korban ditemukan mengenaskan dan diperkirakan sudah lama meninggal karena mengeluarkan bau busuk.Menurut Alex Mandalika, tersangka diduga teman dekat korban yang berinisial IA, usia 27 tahun. Menurut informasi, tersangka diketahui terakhir bersama korban pada tanggal 19 Agustus. "Tersangka diduga membunuh karena korban menolak untuk dinikahi," ujarnya.Ia mengatakan, tersangka kini telah ditahan pihak Poltabes Palembang. Dalam waktu dekat, polisi akan melakukan rekonstruksi untuk memastikan lokasi pembunuhan Alia."Dugaan sementara, tersangka membawa korban dari Palembang dan dibunuh di Jambi ataupun di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, Riau. Sepertinya tersangka sengaja meninggalkan jasad korban di parkiran RSUD Selasih agar cepat ditemukan orang lain," ujarnya

Pelajaran Bagi Kita Semua

Mayat Dalam Honda Jazz Merah Ternyata Dr Alia

Sriwijaya Post
/
Artikel Terkait:
Menghilangnya Dr Alia Diduga Terkait Asmara
Dokter Alia, Pulanglah...


Senin, 24 Agustus 2009 09:13 WIB
PELALAWAN, KOMPAS.com — Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau, Minggu (23/8) sekitar pukul 13.00, menemukan sesosok mayat perempuan di dalam mobil merek Honda Jazz warna merah dengan nomor polisi BG 2815 NM. Mobil itu dalam kondisi parkir di samping gedung utama rumah sakit.Dr Syukri Dellan, sahabat Dr H Agustria Zainu Saleh, ayah Dr Alia, memastikan, jenazah yang ditemukan itu adalah Dr Alia. "Kami kenal dekat dengan keluarga itu, begitu juga dengan Dr Alia. Terakhir tanggal 6 Agustus ini kami masih bersama-sama di Bandung dalam suatu acara," ujar Dr Syukri.Keterangan dari petugas ruang pemulasaraan jenazah RSUD Selasih Sujono, mobil itu telah parkir di sana sejak empat hari yang lalu. Hal tersebut diperkuat dengan keterangan dari seorang pemilik warung di depan gerbang rumah sakit, Ajo, bahwa mobil itu telah parkir sejak empat hari lalu. "Sejak parkir, mobil itu kok tidak pindah-pindah. Tapi, kami tidak curiga. Kadang rumah sakit biasa lah, kadang sedang menunggui keluarga atau apa," katanya.Sujono menuturkan, pihak RSUD melalui Dr Ashterly menerima kabar dari keluarga Dr Alia di Palembang yang mengabarkan anaknya telah hilang sejak beberapa hari yang lalu. Sujono juga menyebutkan kalau Dr Ashterly diminta pihak keluarga untuk mengecek keberadaan mobil Honda Jazz merah yang parkir di halaman rumah sakit itu.Benar saja, setelah Minggu siang, karyawan RSUD melihat mobil itu dan mencium ada bau tidak sedap. Mereka, menurut Sujono, yang juga ikut melihat ke mobil itu, melihat ada sejenis cairan yang mengalir keluar dari mobil. Air itu juga berbau. Lalat-lalat juga terlihat sudah banyak di dalam mobil itu.Melihat hal itu, karyawan rumah sakit kemudian melapor ke Polsek Pangkalan Kerinci. "Tak lama kemudian polisi pun datang dan pintu mobil dibuka dengan paksa dengan mencari tukang ahli kunci," ujar Sujono.Saat pintu depan sebelah kanan mobil itu terbuka, bau menyengat merebak. Dilihat di antara jok depan dan belakang, tampak sesosok mayat yang telah membiru kehitaman. Mayat itu dalam posisi tertelungkup di lantai mobil di antara jok depan dan belakang. Posisi sandaran kedua jok depan dalam posisi rebah ke belakang, menutupi mayat itu. Mayat ditemukan dalam keadaan mengenakan baju warna merah dan rok warna hitam.Mayat kemudian dibawa ke kamar mayat RSUD Selasih. Tampak seluruh kulit kaki jenazah sudah membiru kehitaman. Kendaraan itu kemudian diamankan oleh polisi dengan memasang garis polisi di sekeliling mobil itu.Dr Syukri saat ditemui di RSUD mengatakan, jenazah akan dibawa ke RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru, untuk dilakukan autopsi. "Pihak orangtua juga sudah diberi tahu dan saat ini sedang dalam perjalanan dari Palembang ke Jakarta dan dari Jakarta langsung ke Pekanbaru," katanya.Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Resor Pelalawan Kompol Sukito SH ditemui Tribun di RSUD Selasih, Minggu sore, mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian dan apa penyebab kematian Dr Alia."Kami tidak bisa menduga-duga. Kami akan lakukan penyidikan untuk memastikan apa yang terjadi sebenarnya," katanya singkat seusai melihat kondisi korban langsung ke kamar mayat.

Pelajaran Bagi Kita Semua

Mayat Dalam Honda Jazz Merah Ternyata Dr Alia

Sriwijaya Post
/
Artikel Terkait:
Menghilangnya Dr Alia Diduga Terkait Asmara
Dokter Alia, Pulanglah...


Senin, 24 Agustus 2009 09:13 WIB
PELALAWAN, KOMPAS.com — Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau, Minggu (23/8) sekitar pukul 13.00, menemukan sesosok mayat perempuan di dalam mobil merek Honda Jazz warna merah dengan nomor polisi BG 2815 NM. Mobil itu dalam kondisi parkir di samping gedung utama rumah sakit.Dr Syukri Dellan, sahabat Dr H Agustria Zainu Saleh, ayah Dr Alia, memastikan, jenazah yang ditemukan itu adalah Dr Alia. "Kami kenal dekat dengan keluarga itu, begitu juga dengan Dr Alia. Terakhir tanggal 6 Agustus ini kami masih bersama-sama di Bandung dalam suatu acara," ujar Dr Syukri.Keterangan dari petugas ruang pemulasaraan jenazah RSUD Selasih Sujono, mobil itu telah parkir di sana sejak empat hari yang lalu. Hal tersebut diperkuat dengan keterangan dari seorang pemilik warung di depan gerbang rumah sakit, Ajo, bahwa mobil itu telah parkir sejak empat hari lalu. "Sejak parkir, mobil itu kok tidak pindah-pindah. Tapi, kami tidak curiga. Kadang rumah sakit biasa lah, kadang sedang menunggui keluarga atau apa," katanya.Sujono menuturkan, pihak RSUD melalui Dr Ashterly menerima kabar dari keluarga Dr Alia di Palembang yang mengabarkan anaknya telah hilang sejak beberapa hari yang lalu. Sujono juga menyebutkan kalau Dr Ashterly diminta pihak keluarga untuk mengecek keberadaan mobil Honda Jazz merah yang parkir di halaman rumah sakit itu.Benar saja, setelah Minggu siang, karyawan RSUD melihat mobil itu dan mencium ada bau tidak sedap. Mereka, menurut Sujono, yang juga ikut melihat ke mobil itu, melihat ada sejenis cairan yang mengalir keluar dari mobil. Air itu juga berbau. Lalat-lalat juga terlihat sudah banyak di dalam mobil itu.Melihat hal itu, karyawan rumah sakit kemudian melapor ke Polsek Pangkalan Kerinci. "Tak lama kemudian polisi pun datang dan pintu mobil dibuka dengan paksa dengan mencari tukang ahli kunci," ujar Sujono.Saat pintu depan sebelah kanan mobil itu terbuka, bau menyengat merebak. Dilihat di antara jok depan dan belakang, tampak sesosok mayat yang telah membiru kehitaman. Mayat itu dalam posisi tertelungkup di lantai mobil di antara jok depan dan belakang. Posisi sandaran kedua jok depan dalam posisi rebah ke belakang, menutupi mayat itu. Mayat ditemukan dalam keadaan mengenakan baju warna merah dan rok warna hitam.Mayat kemudian dibawa ke kamar mayat RSUD Selasih. Tampak seluruh kulit kaki jenazah sudah membiru kehitaman. Kendaraan itu kemudian diamankan oleh polisi dengan memasang garis polisi di sekeliling mobil itu.Dr Syukri saat ditemui di RSUD mengatakan, jenazah akan dibawa ke RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru, untuk dilakukan autopsi. "Pihak orangtua juga sudah diberi tahu dan saat ini sedang dalam perjalanan dari Palembang ke Jakarta dan dari Jakarta langsung ke Pekanbaru," katanya.Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Resor Pelalawan Kompol Sukito SH ditemui Tribun di RSUD Selasih, Minggu sore, mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian dan apa penyebab kematian Dr Alia."Kami tidak bisa menduga-duga. Kami akan lakukan penyidikan untuk memastikan apa yang terjadi sebenarnya," katanya singkat seusai melihat kondisi korban langsung ke kamar mayat.

Jumat, 28 Agustus 2009

Apakah Ini ....Tanda-tanda

Mahasiswa Hormat Kiri Bendera Merah Putih



Sabtu, 29 Agustus 2009 09:40 WIB
SUMENEP, KOMPAS.com-Aksi mahasiswa di depan kantor DPRD Sumenep, Madura, Jumat (28/8), berbuntut panjang. Unjuk rasa dengan cara menggelar upacara bendera merah putih setengah tiang dan menghormat dengan tangan kiri, dianggap sebagai pelecehan terhadap bendera kebangsaan.Kapolres Sumenep, AKBP Umar Effendi, mengatakan pihaknya telah menerjunkan aparat di lapangan untuk mengusut jalannya aksi unjuk rasa itu, Ia masih menunggu laporan untuk selanjutnya dianalisa apakah masuk kategori pelanggaran berat.Selain memberi hormat dengan tangan kiri, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sumenep itu juga memplesetkan bunyi teks Pancasila. “Nanti kita lihat perkembangannya. Kami masih menunggu laporan yang lebih rinci,” ujar Kapolres yang dihubungi melalui telepon.Ia menyayangkan kalau aksi mahasiswa itu ternyata dengan sengaja melecehkan bendera merah putih dan Pancasila yang merupakan dasar dan pandangan hidup Bangsa Indonesia.Naskah teks Pancasila yang diplesetkan itu berjudul Pate’ Gila (Anjing Gila), yang isinya sebagai berikut :1. Ketuhanan yang bermunafik dan syirik2. Kemanusiaan yang tidak adil dan biadab3. Persatuan yang pecah belah4. Kekuasaan yang dipimpin oleh penghianat dan pengecut5. Keadilan bagi seluruh kaum kapitalisUsai pembacaan teks Pancasila versi mahasiswa itu, sang pembina upacara, Mohammad Rusdi, menyampaikan amanatnya yang berisi tuntutan kepada anggota DPRD Kabupaten Sumenep periode 2009 -2014, agar melaporkan kekayaannya. Karena laporan kekayaan itu merupakan amanat UU Nomor 28 tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN). “Laporan kekayaan pejabat negara wajib dilakukan karena diatur dalam Undang-Undang,” teriak Mohammad Rusdi.Ditanya tentang aksi nyelenehnya yang bakal berurusan dengan polisi, Rusdi mengatakan, hormat dengan tangan kiri pada bendera merah putih bukan berarti melecehkan bendera merah putih. Tetapi merupakan sikap protes kepada pemerintah Kabupaten Sumenep. “Upacara dengan tatacara seperti itu merupakan simbol kemunduran pemerintah Kabupaten Sumenep dalam segala bentuk kebijakannya,” kilahnya.Sedangkan unjuk rasa dengan memparodikan teks Pancasila karena dia merasa tidak punya lagi formulasi aksi untuk mengkritisi kebijakan pemerintah. “Beberapa kali kami turun jalan dengan aksi begitu saja dianggap biasa dan angin lalu. Bahkan tutup mata dan telinga. Sekali lagi ini bukan pelecehan,” tegasnya.

Rabu, 26 Agustus 2009

Kegilaaan ........Ada yang Sanggup ..........?

AIR ASIA dan TARI PENDET

KOMPAS.com — Semuanya berawal pada 8 Desember 2001. Ketika itu, Tune Air, mengakuisisi AirAsia dari DRB-Hicom seharga satu ringgit Malaysia saja.
Jumlah uang yang kira-kira setara dengan Rp 2.500 itu berarti dua pesawat Boeing 737 seri 300, warisan utang sekitar Rp 100 miliar, dan rute penerbangan yang sedikit.
Adalah Tony Fernandes, mantan Wakil Presiden Time Warner Music Southeast Asia, yang ada di balik proyek itu. Tony memutuskan ganti haluan karier setelah kepincut kesuksesan bisnis penerbangan minin biaya easyJet yang berbasis di London, Inggris.
Hanya diperlukan waktu tujuh bulan bagi Tony demi mengubah warisan utang beratus miliar tadi menjadi sebuah bisnis maskapai penerbangan berbiaya rendah paling menjanjikan di kawasan Asia Tenggara.
Dalam buku The AirAsia Story yang ditulis Sen Ze dan Jayne Ng, ahli strategi bisnis dan jurnalis, ada satu kata yang membuat Tony terus mengangkasa. Kegilaan.
Nyaris tak ada orang percaya Tony akan berhasil dengan metode radikalnya yang kerap disebut sebagai gila. Jauh di luar kebiasaan atau kewajaran.
Tujuh bulan, hanya tujuh bulan yang semuanya dirangkum dalam sembilan alasan utama yang muaranya ada pada detail teknis soal menafsirkan satu kata tadi. Kegilaan.
Pertama, Tony sadar perjalanan adalah industri yang sangat besar. Ia juga paham orang bakalan selalu terbang.
Ketiga, Asia adalah lapangan bermain sangat besar karena ia benua paling luas yang tentu berarti pula pasar yang sangat menjanjikan. Keempat adalah AirAsia bisa bertahan sebagai model bisnis mapan yang keberhasilannya di Eropa dan Amerika sudah terbukti.
Kelima, disebutkan bahwa armada biaya rendah menjaga biaya tetap rendah sampai pada tingkat minimum. Ini di antaranya dicapai dengan peniadaan makanan bagi penumpang, terbang ke tujuan yang paling lama 3,5 jam perjalanan sehingga menihilkan akomodasi bagi awak pesawat, mencari bandara dengan biaya termurah, penjualan tiket tanpa kertas, dan aneka strategi lain.
Keenam, AirAsia membeli bahan bakar dengan membayarnya di muka demi menghindari kenaikan harga minyak. Ketujuh, adalah model bisnis yang menguntungkan dengan harga tiket relatif murah yang menjanjikan 60 pesawat bakal beroperasi pada 2011.
Kedelapan, dengan harga tiket yang relatif rendah itu, nyaris semua orang yang sebelumnya tidak mungkin bisa terbang kini bisa mengangkasa dengan pesawat.
Kesembilan, media. Inilah kunci utama yang menjelaskan mengapa AirAsia meroket dalam waktu relatif singkat.
Media suka dan jatuh cinta pada kisah, cerita, fakta, hikayat, bahkan mungkin legenda AirAsia.
Alasan terakhir inilah yang mengangkat pamor Tony, dan tentu saja AirAsia jauh melebihi anggaran pengeluaran mereka buat beriklan.
Tony yang juga mantan orang media, ingat ia bekas eksekutif perusahaan rekaman multinasional, paham betul bagaimana memanfaatkan kekuatan media. Segala isu tentang AirAsia dan Tony ditelan media, kadang mungkin tanpa dikunyah, dengan lahapnya.
Sebut saja perseteruan dengan Malaysia Airlines, maskapai penerbangan berlayanan penuh yang merasa tersaingi. Atau perjuangan mendapatkan hak mendarat di bandara-bandara berbiaya murah hingga menembus ketat dan kakunya birokrasi Pemerintah Singapura buat beroleh hak mendarat di negeri itu.
Unsur kesembilan ini demikian pentingnya, karena nyaris semua isu tadi memang penting. Mereka sangat bernilai dan jadi seksi karena semuanya dikaitkan dengan jargon AirAsia soal “sekarang semua orang bisa terbang” (Now Everyone Can Fly) itu.
Nah, jika itu sudah terkait dengan kepentingan “semua orang,” maka kepentingan siapa lagi yang belum terwakili. Jika sudah begini, media jelas tak bisa tidak selain meliput, mempublikasikan, menayangkan, dan menyiarkannya.
Sekarang mari kita beralih pada kasus Tari Pendet. Soal yang sesungguhnya ialah kelanjutan dari Reog Ponorogo, angklung, batik, rasa sayange, dan lain-lain yang saking banyaknya saya sampai agak lupa.
Soal-soal tadi merupakan kepentingan semua orang di negeri ini. Hal yang kemudian memancing respon dan pemberitaan di nyaris semua media.
Bukankah ini bukti, betapa isu-isu seksi tadi telah bergaung berkali-kali ketimbang iklan resminya. Sebuah cara promosi yang efektif sekali.
Tapi bukankah itu sangat beresiko, karena Malaysia (terutama pemerintahnya) toh paham bahwa akar budaya dari rupa-rupa produk budaya yang mereka klaim berasal dari Indonesia. Namun lihatlah betapa ini mirip dengan strategi AirAsia ketika mengiklankan harga tiket yang hanya puluhan ribu rupiah untuk rute Surabaya-Jakarta misalnya.
Apakah AirAsia tidak takut diserbu calon penumpang yang mengamuk misalnya, karena harga tiket murah meriah begitu hanya tersedia sedikit saja.
Satu-satunya alasan AirAsia beriklan demikian ialah supaya citranya sebagai maskapai penerbangan berbiaya murah tetap terjaga. Hanya ada beberapa kursi saja yang nyatanya dijual dengan harga puluhan ribu rupiah itu, karena memang dalam setiap kali penerbangan tidak semua kursi terisi penuh.
Nah, dengan mengiklankan kursi yang diproyeksikan kosong tadi dengan harga hanya puluhan ribu rupiah saja, setidaknya ada dua keuntungan mengintai.
Pertama, jika kursi itu laku maka akan memberi kesan penerbangan itu terpercaya karena tak ada kursi tersisa. Kedua, bahka jika gagalpun, keuntungan citra sebagai maskapai penerbangan yang mampu menjual harga tiket lebih murah daripada ongkos naik Bajaj jurusan Pasar Cikini-Blok M di Jakarta sudah terpatri berkat publikasi media.
Gaya begini mirip dengan kasus Tari Pendet dan lainnya. Malaysia bisa jadi sudah memproyeksikan bahwa pada ujungnya toh produk-produk budaya tadi bakal tetap jadi milik Indonesia.
Jadi itu seperti perjudian bagi Malaysia. Diperoleh syukur, tidak dapat ya bukan soal juga.
Paling penting adalah citra dari iklan yang kemudian memantik publikasi serta kesan yang makin menguat bisa didapatkan. Dengan jargon Malaysia Asia sebenar-benarnya (Malaysia Truly Asia) maka siapa lagi yang merasa lebih Asia ketimbang mereka.
Apakah Malaysia tidak takut diserbu Indonesia yang warganya gondok luar biasa. Ya, seperti cerita tiket AirAsia, kekhawatiran itu tak pernah terbukti kan.
Lalu apa pelajaran yang bisa kita petik.
Barusan saya menonton siaran televisi. Dalam siaran itu Pemerintah Indonesia mengaku pernah protes keras sambil marah kepada Pemerintah Malaysia soal iklan-iklan pariwisata mereka yang provokatif.
Jawaban Pemerintah Malaysia lucu sekaligus jitu. Kata mereka, iklan-iklan itu dibuat rekanan swasta dan bukan oleh pemerintah.
Ini seperti taktik mengelak sekaligus menyindir birokrasi pemerintahan kita. Mereka seperti ingin berkata, berubahlah jadi efisien dan efektif atau serahkan pekerjaan itu pada profesional yang mampu.
Atau lebih jauh lagi, kira-kira ada tidak sih kaum profesional kita yang mampu membuat kemasan iklan pariwisata lebih dahsyat ketimbang yang mereka punya. Jika jawabnya ada, maka akan ada banyak sekali tantangan dan hambatan sekaligus peluang serta kesempatan menanti.
Nah, untuk ini memang perlu direspon dengan tanggung jawab kita semua.
Karena ini menyangkut pula kepedulian kita semua pada aset-aset budaya yang dipunya. Jangan belum-belum sudah main rusak sana-sini aneka peninggalan sejarah yang bahkan membuat dunia terbelalak karenanya.
Perusakan peninggalan struktur bangunan zaman Majapahit pada proyek pembangunan Pusat Informasi Majapahit di kawasan Situs Trowulan adalah salah satu contoh yang tentu masih segar dalam ingatan.
Pada kasus iklan-iklan pariwisata Malaysia yang mirip kisah AirAsia, kita seperti ditantang buat membalas dengan cara yang dua atau tiga kali lebih kreatif. Seperti AirAsia, hasilnya mesti dahsyat dan cepat.
Jadi apakah kita butuh orang-orang seperti Tony Fernandes (belakangan ditambahi gelar Datuk di depan namanya). Belum tentu juga, karena yang kita butuhkan hanya satu kata. "Kegilaan."

Mari Kita Dukung Pemerintah ....... Maju Terus Pantang Mundur

Negara Ambil Alih Lahan DL Sitorus
/
Rabu, 26 Agustus 2009 21:06 WIB
MEDAN, KOMPAS.com - Pemerintah secara resmi mengambil alih lahan seluas 47.000 hektar dari Derianus Lunggung Sitorus yang ada di dalam Register 40. Pengambilalihan ini berlangsung dalam eksekusi manajemen di Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Rabu (26/8).
Selaku eksekutor, Kejaksaan Tinggi Sumut menyerahkan berita acara eksekusi ke pihak yang mewakili pemerintah yaitu Dinas Kehutanan Sumut. Berita acara ini menjadi titik awal kami melangkah. "Kami akan menyomasi manajemen lama untuk meninggalkan lokasi baik-baik," kata Kepala Dinas Kehutanan Sumut, James Budiman Siringoringo, usai eksekusi.
Selanjutnya, tutur Siringiringo, seluruh aset di lahan 47.000 hektar ini akan ditaksir nilainya oleh petugas Departemen Keuangan. Selama proses penaksiran, pihak Dinas Kehutanan Sumut meminta bantuan kepolisian untuk mengamankan lahan. Perusahaan perkebunan yang diambil alih pemerintah dari DL Sitorus antara lain Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Bukit Harapan, PT Torganda, Koperasi Parsub, dan PT Torus Ganda. Seluruh perusahaan ini berada di wilayah administrasi Kabupaten Padang Lawas Utara dan Padang Lawas.
Hadir dalam pertemuan ini Staf Ahli Menteri Kehutanan RI Bidang Perkara I Made Subadia Gelgel, Gubernur Sumut Syamsul Arifin beserta Muspida. Adapun saksi penandatanganan berita acara Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Djati Witjaksono Hadi.
Staf Ahli Menteri Kehutanan RI Bidang Perkara I Made Subadia Gelgel mengatakan eksekusi ini merupakan perintah Mahakamah Agung (MA). Setelah eksekusi selesai, proses berikutnya adalah penyidikan terhadap 1.820 sertifikat tanah di lahan DL Sitorus. Sertifikat ini diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) di objek perkara yang sama. "Kami sudah menyurati kejaksaan untuk ikut menyelidiki sertifikat ini," katanya.
Bersamaan dengan ini, Departemen Kehutanan juga tengah menyelidiki pendudukan lahan oleh 24 perusahaan perkebunan di Register 40. "Soal ini lebih detail ada di Dinas Kehutanan Sumut," katanya.

Pantas kah Kita Lewat kan .........hehehehehe

Tidur Saat Berpuasa Sama Saja Dengan Membuang Kesempatan Masuk Surga

Mungkin bagi sebagian orang-orang yang menjalankan ibadah puasa, tidur adalah hal yang menyenangkan dan mereka anggap baik karena dengan tidur waktu untuk berbuka puasa akan semakin cepat. Bangun-bangun ternyata sudah buka puasa sehingga tidak terasa puasa yang kita lakukan. Tetapi tidur menurut saya bukan hal yang baik untuk dilakukan saat melaksanakan puasa, justru saat puasa kita juga harus tetap beraktifitas dan lebih baik lagi kita beraktifitas yang bermanfaat bagi diri kita sendiri serta bermanfaat bagi orang lain. Dengan begitu kita juga akan menambah pahala di bulan yang penuh berkah ini.
Jika kita tidak melakukan apa-apa saat berpuasa dan hanya tidur saja maka rasanya percuma kita berpuasa, kita hanya beracuan untuk bisa menahan nafsu kita dan tidak mencoba untuk mencari kebaikan. Rasanya juga percuma bila kita hanya tidur saja saat puasa karena kita juga hanya membuang waktu kita yang seharusnya kita gunakan untuk berbuat hal-hal yang baik. Dengan tidur kita akan melewatkan banyak kesempatan untuk mencari amal baik serta kita akan kehilangan kesempatan untuk menambah “tabungan” kita agar jika kita sudah saatnya dipanggil dengan Tuhan kita bisa mendapat tempat yang layak di sisiNya yaitu Surga.
Walaupun kita merasa lemas saat berpuasa sebisa mungkin jangan menggunakan waktu yang ada untuk tidur tetapi gunakanlah waktu yang ada untuk melakukan aktivitas-aktivitasa yang dapat bermanfaat bagi kita sendiri serta bagi orang lain. Jika kita melakukan hal seperti itu maka kita juga tidak akan merasakan beratnya berpuasa karena kita merasa senang membantu orang lain sehingga puasa kita akan tidak terasa memberatkan.
Lebih baik lagi saat berpuasa kita tetap menjalankan aktivitas kita seperti biasa dan mungkin juga ditambah dengan aktivitas-aktivitas yang baik. Jadi sebaiknya jangan kita gunakan waktu-waktu yang ada saat berpuasa hanya untuk tidur saja tetapi gunakanlah dan manfaatkanlah waktu yang ada untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat bermanfaat bagi kita sendiri dan juga bermanfaat bagi orang lain.

Sebuah Renungan dari Kompasiana


TUHAN ITU SELALU ON LINE

Menulis buku itu seperti merobek selaput perawan. Pertamanya susah dan ga ga bisa dinikmati, tapi kalo fase itu udah terlewati, selanjutnya jadi enak banget dan gampang. Bahkan bisa-bisa kita jadi ketagihan dan menjadi maniak menulis. Pikiran kita bisa didominasi oleh satu hal saja: mau menulis dan menulis lagi. Dan itulah yang terjadi pada saya.
Sehabis menulis buku ‘Lanturan tapi Relevan’ (Sebuah buku tentang Dasar-dasar Kreatif Periklanan), saya mendapat pelajaran bahwa semua orang itu bisa menulis. Kecuali dia buta huruf. Ga ada orang yang ga bisa menulis. Yang ada hanyalah orang itu ga tau bahwa dia bisa menulis buku. Atau bisa juga karena ga minat atau malesnya minta ampun. Yang lebih memilukan, banyak copywriter merasa bahwa mereka ga mampu menulis selain bikin naskah iklan. Parah kan? Pertanyaannya adalah kenapa ada orang merasa bahwa dia ga mampu?
Untuk mengetahui jawabannya, saya mulai dengan menganjurkan temen2 untuk menulis. Bukan hanya temen dari periklanan aja yang saya suruh nulis tapi juga yang dari bidang-bidang lain. Dan ternyata, walau datang dari bidang berbeda, mereka mempunyai jawaban yang sama.
Misalnya, kawan saya, Asep yang paling doyan bikin puisi, nyautnya gini, ”Bikin buku puisi? Ga mungkinlah gue bisa nulis seperti Gunawan Mohammad atau Sapardi Djoko Damono.”
Mantan pacar saya, Bintang, yang dari dulu pengen banget bikin novel beralasan, “Rasanya mustahil gue bisa nulis novel sebagus Ayu Utami atau Dewi Lestari.”
Kalo Rio yang kerja sebagai Manager Marketing di perusahaan rokok malah ngotot nyautnya,”Bikin buku? Gila lu! Emangnya gue Hermawan Kertajaya apa? Lu kira gue Rheinald Kasali? Mereka tuh dewa-dewa marketing. Gue mah ga ada seujung kuku mereka dalam hal pemasaran.”
Lucu ya? Jawaban teman-teman saya semua mengacu pada buku-buku yang telah ada. Mengacu pada penulis terkenal. Merasa harus menulis sebagus pendahulunya. Harus menulis dengan gaya penulis besar. Harus sepintar mereka. Harus mempunyai ilmu pengetahuan yang sama dengan mereka. Mereka merasa harus menjadi orang lain.
Siapa yang mewajibkan kita harus seperti itu? Setiap orang tercipta dengan keunikan tersendiri. Pendidikan kita berbeda dengan mereka. Latar belakang hidup kita juga berbeda, begitu juga dengan pengalaman hidup, cara memandang kita terhadap sebuah persoalan tentu juga berbeda. Masing-masing orang mempunyai kekhasan sendiri-sendiri. Intinya adalah kita berbeda dengan mereka.. Lalu kenapa kita berusaha menjadi mereka?
Kan ga harus gitu? Siapa yang mengharuskan kita jadi orang lain? Bikin dong buku sendiri. Pake gaya sendiri. Keluarin aja pengetahuan yang ada, walaupun yang ada cuma seadanya. Kalo ga punya ilmu juga ga papa. Bikin aja buku tentang seseorang yang ga punya ilmu. Atau buku yang isinya semua tentang pertanyaan. Buku kan ga harus tentang solusi. Buku adalah tentang ekspresi. Tentang emosi. Dan tentang cerminan diri. Karena itu jadilah diri sendiri!
Yak! Itulah kuncinya. Kita harus menjadi diri sendiri. Janganlah membohongi diri sendiri. Kita adalah kita! Kalau kita jujur maka kita akan menerima bahwa kita punya gaya tersendiri. Tuangkanlah apa yang ada dalam diri dengan jujur. Kejujuran dalam berkarya adalah kunci tercapainya sebuah masterpiece.
Kalo emang rasanya bikin buku itu terlalu makan waktu? Kan bisa bikin buku yang tipis aja dulu (Kayak stensilan gitu loh). Atau bikin artikel pendek terus kirim ke mass media. Masih merasa ga mampu juga? Bikin aja tulisan di blog. Tulis apa aja sesuka kita. Kalo susah pake bahasa baku, tulis aja pake bahasa koboy, kalo rasanya ribet pake bahasa tulis, pake aja bahasa lisan yang biasa kita pake sehari-hari. Tinggal pindahin omongan ke dalam blog kok. Gampang kan?
Saya, alhamdulillah, bersyukur banget dengan adanya blog. Tiap kali ada cerita lucu, pindahin ke blog. Kalo ada kejadian aneh, tulis di blog. Tanpa terasa sebenernya blog merupakan tempat ideal untuk menempa ilmu dalam menulis. Janganlah menulis hanya ketika diberi tugas. Kemahiran menulis itu proses. Coba deh bikin blog, kalo udah banyak tulisannya, kita pasti merasakan manfaatnya. Cara ngebuktiinnya gampang kok. Bandingin aja tulisan pertama kita di blog dengan tulisan kita yang terakhir. Pasti banyak bedanya. Pasti keliatan kemajuannya.
Kalo lagi ga ada kerjaan, saya suka browsing ke blog-blog orang. Di sana saya banyak menemukan tulisan-tulisan ringan yang bagus (Yang jelek lebih banyak sih). Tapi yang sangat bagus juga cukup banyak. Salah satu di antaranya adalah tulisan anak ABG yang baru duduk di bangku SMP. Tulisannya ringan namun terasa jujur banget. Saya ampe merinding bacanya. Tulisannnya begini.
“Jam 9 PM.Pulang dari rumah Putri, Chika langsung masuk kamar. Aduh…laptop masih nyala. Lupa matiin lagi pas pergi tadi. Eh? Di monitor ada offline message dari Yahoo messenger. Isinya; Tuhan : Hayo udah sholat blom?
Hihihihi… Tuhan emang selalu baek sama Chika. Dia ga pernah bosen ngingetin Chika sholat. Chika langsung ngejawab messagenya. Walaupun statusnya selalu invisible, Chika tau Tuhan itu selalu on line. Kita bisa chatting sama Tuhan kapan pun kita mau. Begini nih percakapan Chika sama Tuhan :
Chika : Hellow Tuhan. Makacih loh udah ngingetin sholat. Tuhan lagi apa?
Tuhan :Lagi ga ngapa2in. Nungguin kamu aja dari tadi.
Chika : Halah Gombal! Paling juga chatting sama orang lain.
Tuhan : Ya iyalah. Semua orang kan butuh Tuhan. Bukan kamu aja…
Chika : Kesian banget deh. Tuhan pasti capek banget ya?
Tuhan : Ga lah. Biasa aja. Kamu udah sholat belom?
Chika : Ntar aja ah, waktu Isya kan panjang. Eh Tuhan aku mau curhat nih.
Tuhan : Curhat apa? Aku selalu siap dengerin.
Chika : Anu, si Randy sebenernya naksir aku ga sih? Kalo iya kok dia belom nembak aku juga ya?
Tuhan : Waduh! Aku kurang tau tuh?
Chika : Ih bo’ong. Sebeeeeeel. Tuhan kan maha tau. Ayo kasih tau dooong. Kalo ga aku ga mau sholat nih.
Tuhan : Hahahahaha kamu manja amat sih. Kalo kamu sendiri? Suka ga sama Randy?
Chika : Hmmm suka sih tapi belom terlalu dalem hihihihihi….
Tuhan : Menurut kamu, Randy suka ga sama kamu?
Chika : Ga tau. Kalo tau kan aku ga nanya sama Tuhan.
Tuhan : Coba mikirnya pake hati, jangan pake otak. Tanyakan pada hatimu, Randy suka ga sama kamu?
Chika: mmm….kayaknya sih iya.
Tuhan : Nah itu jawabannya. Jangan nyari jawaban di otak melulu. Kadang jawaban itu ada di hati, di kaki, di perut, di punggung, di mana2lah. Jadi kamu harus jeli nyarinya.
Chika: OK. OK. Thanks ya Tuhan. Kamu baek banget deh. I love you…
Tuhan : Love you 2 darling. Jangan lupa sholat loh…
Chika: Pasti dunk…”
Inspiring banget kan? Tuhan chatting pake Yahoo Messenger. Saya baru nemuin ada orang yang menempatkan perspektif Tuhan sebagai tokoh yang bukan untuk ditakuti. Bukan sebagai tokoh tua, besar dan agung. Tapi justru jadi temen sebaya dengan lifestyle yang sama dengan dia.
Sebagai temen, anak itu ga risih menggunakan kata ’sebel’, ‘boong’ dan ‘gombal’ pada Tuhan. Bahkan ga pernah terpikir di otak saya, Tuhan kok bisa-bisanya ngomong,”Love you 2 Darling.” Hahahahaha…memang orang punya cara sendiri-sendiri dalam mengekspresikan cinta pada tokoh yang digandrunginya.
Sekarang mari kita lihat gaya penulisannya. Sangat orsinil. Terasa banget dia menulis dengan gayanya sendiri. Sehebat apa sih pengetahuan anak itu tentang Tuhan? Ga tau! Tapi kita ga perlu mempermasalahkan hal itu kan? Caranya menulis sangat apa adanya. Kejujurannya terasa menyentuh sekali. Kejujurannya telah memberikan perspektif yang unik dari sosok Tuhan. Keterbatasannya justru membuat tulisan anak ini menjadi berbobot.
“Walaupun statusnya selalu invisible, Tuhan itu selalu on line” Saya suka banget loh kalimat itu….

Selasa, 18 Agustus 2009

Gebrakan Seorang TOMMY ........... siapa takuuutt


Jika Tommy Soeharto Mengincar Kursi Golkar .......... Sasarannya RI Satu 2014


TOMMY Soeharto bikin kejutan. Tapi ini bukan tentang siapa wanita yang bakal jadi pendamping hidupnya. Kali ini lebih dahsyat, karena tanpa angin apapun Tommy menyatakan niatnya menjadi ketua umum partai Golkar.
Bagi saya ini agak mengejutkan. Karena selama ini Tommy dan juga putra-putri klan cendana lainnya cenderung menutup diri dari dunia politik praktis secara langsung. Keterlibatan mereka di dunia politik hanya sebatas berdiri di belakang panggung. Setidaknya seperti ditunjukkan oleh Siti Hardiyanti Rukmana dengan Partai Karya Peduli Bangsa-nya. Meski tak pernah dikatakan sebagai partainya keluarga cendana, keterlibatan Tutut di belakang layar sangat kentara.
Tapi hanya sebatas itu. Selebihnya publik hanya tahu secara samar-samar. Mungkin putra-putri Soeharto masih menimbang-nimbang perannya pasca perginya pak Harto. Istilah kerennya wait and see, melihat arah angin politik Indonesia yang kadang sulit ditebak ini.
Kalaupun akhirnya Tommy muncul dan ingin merumput di ladang beringin, pasti sudah berbekal kalkulasi politik sedemikian rupa. Apalagi keinginan tampilnya Tommy dinyatakan tepat di hari KPU mengumumkan pemenang Pilpres 2009. Bukankah sebuah kejutan manis?
Saya menduga ada beberapa alasan tampilnya Tommy di panggung politik. Pertama, ingin meneruskan tradisi politik keluarga. Siapapun di negeri ini tahu klan Soeharto adalah sedikit dari klan politisi yang sangat diperhitungkan, suka atau tidak suka. Kepemimpinan ayahnya selama 32 tahun lebih di panggung politik Indonesia sedikit banyak mengajarkan banyak hal pada anak-anak Soeharto, termasuk dalam hal politik.
Ini juga seperti meneruskan tradisi keluarga politisi dunia, seperti keluarga Gandhi di India, Kennedy di Amerika, atau Aquino di Philipina. Anak dan cucu klan politisi tersebut ikut terjun ke dunia politik meneruskan apa yang pernah dibuat ayah, ibu atau kakek nenek mereka sebelumnya.
Kedua, ada peluang di Golkar. Suksesi di tubuh partai Golkar memang sedang serunya. Setelah kalah di Pemilu legislatif dan Pilpres 2009, angin perubahan tengah menderu partai beringin. Dan tampilnya figur baru seperti Tommy akan sangat mungkin bisa mengangkat pamor Golkar yang sempat redup dalam pemilu.
Publik politik bisa jadi sudah bosan dengan performa politisi yang itu-itu saja. Kalau benar demikian, inilah saatnya figur baru masuk dalam bursa. Dan jika Tommy serius dengan pencalonannya, ia bakal bertarung dengan 4 nama lain yang lebih dulu eksis menyatakan pencalonannya, mulai dari Surya Paloh, Aburizal Bakrie, Yudi Chrisnandi serta Ferry Mursidan Baldan.
Menilik keempat nama yang lebih dulu masuk bursa, bukan perkara mudah bagi Tommy merebut simpati massa Golkar untuk memilihnya sebagai ketua umum. Jalan pasti berliku, karena Tommy tidaklah mengakar di Golkar.
Ketiga, Golkar hanya sasaran antara. Saya lebih senang mengatakan, Golkar hanya akan dijadikan kendaraan politik bagi Tommy meraih posisi yang lebih tinggi, yakni mencalonkan diri sebagai RI-1 di 2014. Karena sehebat apapun pentokohan seseorang tanpa kendaraan politik yang besar, maka akan sia-sia.
Mungkin Tommy sudah belajar banyak dari pencalonan mantan iparnya, Prabowo Subianto dalam Pilpres 2009. Sepanjang 2008-2009, nama Prabowo Subianto mengangkasa begitu rupa, menjulang bagai elang yang menggilas semua nama pemain politik lainnya. Dengan kemasan mengkilap Prabowo secara image sebenarnya akan jadi lawan seimbang sosok SBY. Sayang, Gerindra sebagai kendaraan politik Prabowo hanya mendapat suara 4,5 persen dan gagallah Prabowo head to head dengan SBY di Pilpres.
Tommy pasti sudah menghitung. Jika ingin mencari tiket 2014, jalan satu-satunya adalah memiliki kendaraan politik yang paling ‘aman’. Dan Golkar bisa jadi dinilai Tommy masih dalam batas aman, karena dalam Pemilu Legislatif lalu mampu meraih lebih dari 14 persen suara. Sebuah pencapaian yang masih mungkin bisa ditingkatkan.
Keempat, kemenangan dan pemerintahan SBY kali ini adalah yang terakhir. Karena sesuai konstitusi SBY hanya boleh menjabat sampai 2014. Selebihnya tak bisa. Artinya, ini adalah peluang bagi siapapun untuk mengincar kursi panas 2014. Dan perang menuju 2014 harus disiagakan sejak sekarang.
Tapi sekali lagi itu hanya analisa saya yang awam. Bisa jadi Tommy punya perhitungan dan pertimbangan sendiri mengapa muncul ke permukaan dan berniat memimpin Golkar. Yang jelas, genderang baru saja ditabuh, dan bersiaplah melihat serunya pertempuran kursi ketua umum Golkar pasca Jusuf Kalla.