Jumat, 14 Agustus 2009

Patriotit Seorang Osama bin Laden

Osama Bin Laden di Mata Seorang TKI

Pemberitaan di media 3 hari terakhir ini sangat didominasi masalah terorisme. Kalau bukan terorisme, diberitakan Ical yang diprediksi bakal menjadi ketua umum Golkar. Bagi saya, dua-duanya tidak enak.
Tentang terorisme, beritanya sudah melebar, hingga menghujat gerakan Wahabi dan pejuang Islam seperti Osama Bin Laden. Lebih jauh lagi, pemberitaan itu melupakan kita akan berbagai krisis yang sebenarnya tengah melanda negeri kita. Tidak ada lagi berita tentang KPK yang tengah berjuang mempertahankan eksistensinya. Tidak ada kabar tentang Halimah, TKI yang tewas di Kolong Jembatan Jeddah, yang juga menjadi simbol lemahnya diplomasi dan proteksi pemerintah. Juga tidak ada lagi kabar tentang siswa-siswa di Pematang Siantar yang berjuang mempertahankan sekolahnya dari gusuran pemda setempat. Apakah memang pemberitaan Terorisme ini bagian scenario untuk melupakan kondisi Indonesia yang sebenarnya? Jawabannya terserah anda.
Tentang Ical, jika dia terpilih memimpin Golkar, itu adalah simbol matinya nurani di negeri ini, dimana seorang yang dianggap paling bertanggung jawab atas kesengsaraan ribuan, atau bahkan jutaan rakyat di Sidoarjo sana, terpilih menjadi pemimpin sebuah organisasi legal dan diakui pemerintah.
Maaf jika intro-nya terlalu panjang, disini saya hanya ingin bercerita tentang Osama bin Laden, yang banyak diberitakan sebagai teroris. Osama adalah spelling barat, spelling yang benar adalah Usamah. Sejujurnya saya tidak kenal Beliau, hanya saya bekerja jadi TKI di Timur Tengah, jadi sedikit banyak tahu tentang Beliau. Bagi Timur Tengah, lebih luas lagi bagi negeri-negeri Islam yang sedang bergejolak, Syekh Usamah adalah pahlawan. Padanya ada symbol, bahwa dunia Islam masih mampu melawan hegemoni barat, Eropa dan Amerika. Pada diri syekh Usamah-lah Bangsa Arab bisa berbangga, saat mereka tidak mampu melawan zionis Israel. Maka kita akan menemukan Syakh Usamah di negeri-negeri dimana Umat Islam ditindas seperti Irak dan Afghanistan. Bahkan saat terdengar pemerintah China banyak membantai kaum Muslimin di Urumqi, Beliau bersama pengikutnya siap berangkat kesana, mengembalikan harga diri kaum Muslimin.
Saat damai dulu, Syekh Usamah bersama Grup Al-Qaidah-nya, banyak melakukan investasi di negeri-negeri muslim. Jadi, dimata dunia Arab dan Umat Islam, Syekh Usamah, bersama dengan stasiun TV Al-Jazeera, keduanya adalah symbol perlawanan, saat barat dan Amerika ingin mengeksploitasi mereka.
Tidak ada yang salah ketika Syekh Usamah mengangkat senjata, karena yang mereka bunuh adalah militer yang memang disiapkan untuk mati. Tidak ada ceritanya Syekh Usamah beserta tentaranya menyiksa wanita dan anak-anak. Bandingkan dengan apa yang dilakukan oleh pasukan koalisi terhadap rakyat sipil di Irak dan Afghanistan.
Maka saya keberatan jika di Indonesia, Syekh Usamah dianggap sebagai teroris. Kalau kita berkiblat ke Amerika, memang, bagi mereka Syekh Usamah adalah teroris most wanted. Tapi bagi dunia Islam yang sedang terjajah, Beliau adalah symbol perlawanan, sekecil apapun perlawanan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar